File #1

691 19 1
                                    

FILE #1

Gabriel Ferenc

Aku tak pernah berpikir untuk menjadi seorang penulis kisah kriminal. Atensiku beralih menjadi penulis pun hanya sekedar mengisi waktu luangku yang sangat lenggang.

Saat pertama kali jari-jemariku menempel di papan tuts, aku tak tahu harus mengetik kata apa yang pantas aku munculkan dalam catatanku ini.

9 April 1999

"Kau membaca koran pagi tadi, Raf?" komentar Yelena kakakku kala ia membolak-balik telur di penggorengan.

"Ya, malang sekali Renata itu, padahal dia gadis yang baik," balasku.

Saat itu tengah terjadi kecelakaan di hotel William di jalan Walt Street.

Polisi menyebut ini sebagai tindakan bunuh diri. Ya, memang, aku rasa polisi itu ada benarnya. Seorang pria yang dikenal bernama Leonardo Carvent ditemukan tewas di halaman hotel. Diduga dia meloncat dari lantai empat hotel tersebut setelah sebelumnya diketahui membunuh seorang gadis cantik bernama Renata Adelia di kamar nomer 470 di Hotel yang sama.

Renata Adelia adalah tetangga kami yang terkenal ramah kepada siapa pun. Dia sempat bekerja sebelumnya di Bar yang berada di Walt Street ini. Memang musibah yang menimpa Renata sama sekali tidak terduga. Pembaca pun sudah membaca tulisanku di atas tentang Renata yang baik hati, bukan? Oleh karena itu, aneh bagiku karena Renata tidak terlihat mempunyai musuh atau apa pun itu.

"Kau kenal Leonardo Carvent, Yelena?" tanyaku.

"Tidak juga, yang aku tahu, dia adalah seorang pemilik bar yang sempat Renata bekerja di situ. Katanya, dia sangat menyukai Renata, hingga tidak rela jika pengunjung yang datang ke bar tersebut menggoda Renata."

Tak heran memang, gadis secantik dan semanis Renata banyak yang menyukainya.

"Eh, Raf, kautahu tetangga baru kita?" ujar Yelena yang kini membawa dua piring telur dan susu ke meja makan.

"Rumah sebelah sudah ada yang menempati?"

"Ya, tadi pagi-pagi sekali dia mengisi rumah sebelah," katanya.

"Dia? Jadi, hanya seorang saja?"

"Begitulah. Dia juga pria yang ramah. Tadi, sepulang aku membeli persediaan makanan, aku sempat bertemu dengannya."

"Seorang pria? Ah, aku harap tetangga baru kita itu adalah wanita," kelakarku diakhiri tawa kami berdua.

Di tengah obrolan kami, dering telepon berbunyi nyaring menandakan seseorang hendak menghubungi. Yelena bangkit dari tempat duduknya, dan menjawab telepon tersebut. Beberapa saat kemudian, dia kembali ke meja makan.

"Siapa?" tanyaku.

"Tom. Katanya besok pagi dia mau berangkat ke Afrika."

"Secepat itu kah dia pergi? Kenapa tidak kemari dulu?"

"Dia tidak punya banyak waktu katanya," ujar Yelena. Aku hanya mengangguk.

Kami telah usai sarapan, aku berniat jalan-jalan di Walt Street ini. Aku pun keluar rumah dan meninggalkan Yelena seorang diri.

Ketika aku melewati rumah yang baru saja ― kata Yelena ― kedatangan tetangga baru. Aku melihat seorang pria jangkung dengan rambut panjang sebahu, badannya yang kurus dan jangkung tengah menggeser sebuah kursi, mungkin dia tengah berbenah.

Aku tak bisa menahan diriku untuk membantunya, sekalian kenalan dengan tetangga baru.

"Selamat pagi, Sir," sapaku kepada orang baru itu.

Mr. G [The Case-Book of Gabriel Ferenc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang