1. JAKARTA

184 16 4
                                    

MAURALFA :  When I'm coming back to Jakarta


_

__________*

Jogjakarta, tahun baru 2016.

"Bun, apa-apaan sih bun? Ngapain juga pindah ke Jakarta?"

"Eyang kamu disana sakit, Ra. Ngertiin sedikit kenapa sih."

"Yang ada bunda tuh yang ndak ngertiin Maura. Aku tuh ndak mau pindah bun, pokoknya ndak mau."

"Disini sendiri mau? Bunda sih ndak mau ya kalau jadi kamu"

Ah, bunda nggak asik. Tutup kuping, tutup kuping, tutup kuping, kaburrrr!

Halo. selamat malem dari aku, Maura. Maura Ayoedya Prameswari. Namaku aneh ya? Iya emang. Si bunda orang Jawa. Si Ayah juga tapi lahir di Jakarta. Jadi, of course aku orang jawa. Aku sendiri nggak ngerti apa-apa soal 'menjadi orang jawa yang baik' tapi aku tinggal di Jogja dan suka akan itu. Jadi aku nggak berniat buat ngikutin rencana bunda sama ayah pindah ke Jakarta lagi. Dan, cuma jangkrik di kamarku yang tau curhatan ini. Oke. kalian juga tau, maaf.

***

"Maura, bangun nduk! Udah pagi ini. Nanti kita ndak jadi kerumah om mu lho"

Hoaaam, bunda udah berisik. Jam berapa sih ini??
.
.
.
05:54 apaaaa???? Aduh, telat bangun. Abis nih sama Bunda. Bunda itu overprotective. Nah, kalau ayah itu TOP banget lah. Ayah terbaik sepanjang masa kalau buat aku lah. Eh, jadi curhat (?)

"Iya bun, ini sholat terus mandi!"

"Maura, maura. Cepetan! Ayah udah nunggu itu"

"Iya bun, bentar"

***

"Kita besok berangkat ra, disiapin barang-barangnya. Ndak usah kebanyakan mewek. Udah gede malu sama adek"

"Iya ayah. Maura ngerti kok. Ya nggak dek?" kataku pada adekku, devan sambil kucubit pipinya. Dia itu udah 9 tahun. Tapi pipinya masih bantet terus enak banget buat dimainin, kayak kayak bakpao gitu.

"Mas Dava ikut juga kan bun?" aku menoleh ke bunda.

"Nggak, dia mau lulus juga. Masa harus pindah? Ya ribet lah. Nanti juga mau ke UGM katanya"

"Yah, wah ndak adil dong. Masa mas Deva ndak pindah aku harus pindah?? Ndak adil bun"

"Mbak Maura ngambeknya mulai lagi tuh dek. Kamu suruh ngamuk aja sekalian" kekeh ayah dari depan.

"Ayah juga nyebelin ih!"

***

Jakarta, Januari 2016.

"Maura, cepetan! Kamu itu yah, telat bangun terus. Gimana kalau telat coba? Ati-ati di sekolah, Sekolah yang bener, jangan aneh-aneh" bunda mulai pidato panjangnya hari ini, awal semester dua kelas sepuluh yang kumualai dari sini, SMA Merdeka  Jakarta.

"Iya bun, kalau bunda ngomel terus kapan Maura berangkatnya?"

"Iya-iya. Yaudah, ati-ati Ra"

M A U R A L F ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang