MAURALFA : Nightmare in My Every Single Day
_
__________*
"Ih, kesel deh gue!" dengusku dengan nafas tak beraturan. Emosi aku sama Alfa.
"Masalah si ganteng Alfa?" tanya Kania berbinar. Tuh kan, dia mulai menyebalkan dengan memuji si cowok keparat itu.
"Ganteng lo bilang?! Lo tuh merem apa merem Kan?? Ga paham deh gue" balasku sambil geleng -geleng kepala. benar kan? Alfa memang nggak ada ganteng-gantengnya sama sekali. Jauhlah kalau dibandingin sama Shawn Mendes, pacarku yang gantengnya kek valak kesetrum microwave itu -- eh, engga deng, dia kan tampannya kagak maen-maen uluhh makin cinta. Eh malah fangirling(?)
"Gini ya Maura bego, lo tuh beruntung banget bisa berinteraksi langsung sama si Alfa. Dia tuh udah kece, jago basket, wajahnya uluh-uluh, badannya beuh se-"
"Apa? Seksi, huh"
" iya, dia tuh almost perfect dan nggak tergapai, sulit emang"
Kania kenapa sih? Naksir kali. Kenapa nggak dia aja yang digosipin sama si Alfa? Kenapa harus aku yang notabene anak baru dan gak tau apa-apa?
"Eh, walaupun saingannya Alfa juga ga kalah keren" tambah Kania sambil nyengir.
"Saingan? Sia--"
"Kania! Maura! Diam, kalian berisik sekali!" kata-kata yang keluar dari mulut bu Indah tadi langsung membuatku dan Kania terdiam dan kembali mengerjakan soal kimia yang nggak kira-kira ini.
***
"Kan, pulang dijemput lo?"
"Enggak, kan mau mampir kerumah elo. Gimana sih?"
"Iya iya, gue lupa"
"Ayo buru, keburu sore entar"
Kamipun bergegas pulang kerumahku. Ya, Kania memang akan mampir kerumahku karena dia memang belum pernah kerumahku. Besok rencananya giliran aku yang akan kerumahnya. Aku kali ini tidak berjalan kaki, kami akan naik bis dan turun didepan kompleks rumahku.
Sepanjang perjalanan, kania sibuk mengoceh tentang gebetan barunya, mungkin? Entahlah, aku menyumpal telingaku dengan earphone dan mengangguk-angguk menanggapi ceritanya. Akupun tak tahu jelas siapa gebetan barunya itu. Aku hanya menangkap 3 kata Tampan, ramah, sopan. Huh, itu kata-kata yang biasa para cewek gunakan saat membicarakan gebetan mereka.
"Udah ah, ayo turun Kaniaa"
"Iya, ayo buruan!"
Sampai dirumah, kulihat ruang tamu tak tampak sepi seperti biasanya, kupikir ada beberapa orang disini. biasanya bunda kan jagain eyang? Ayah juga kerjalah.
"Ayo masuk Kan""Eh, iya iya"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab beberapa orang kurasa.
"Maura! Sini dulu nduk, ingat Faris? Ini ada mama papanya" sambut mama. Faris? Oh tidak, mimpi yang benar-benar buruk.
"I-iya bun, inget kok. Halo om, tante" sapa ku sambil tersenyum tipis.
"Eh, ada temannya Maura ya? Aduh sampai lupa tante. Sini nduk!" ujar mama kepada Kania yang dibalas anggukan sopan oleh sobatku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A U R A L F A
Teen FictionTentang semuanya. Cinta, harapan, dan sakit hati. Soal Maura yang suka Alfa, dan Alfa yang abu-abu. When you lost something, you just got nothing. Maura - Alfa