-Part 1-

1.4K 79 3
                                    

"Uhuk...Uhuk... Uhukk..." 

"Tolong jangan berisik!" seru Stella saat sedang membaca sebuah buku.

"Punya obat batuk ga?" 

"Gue ga pun-- EH OMG JIJIK AMAT!" Stella begitu terkejut melihat wajah wanita itu saat ia menoleh kebelakang.

"Tolong jangan berisik ya, ini perpustakaan!" seru penjaga perpustakaan.

"Loh kok kabur sih?" 

Stella segera keluar perpustakaan dan berjalan menuju kelasnya, "Ini sekolah apaan sih? Masa orang kayak gitu disuruh masuk."


Stella Febriana, Siswi Kelas X Jurusan Adm. Perkantoran Semester 2 di salah satu sekolah di Jakarta ini, memiliki sebuah kelebihan yang berada di penglihatannya setelah kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya dan kembarannya yang bernama Stevie Febriana. Stella berjalan memasuki kelas dan melihat Stevie sudah kembali ke kelas mereka.

"Eh, lo udah di sini." -Stella mendekati Stevie dan duduk di sebelahnya,- "Lo sakit Stev? Kok mukanya pucet? Kalo sakit, gausah sekolah. Gue izinin ya?"

"Stella? Lo kenapa?" tanya June salah seorang teman sekelasnya.

"Oh gapapa," jawab Stella santai.

"Oh iya, nanti pulang sekolah, Mr. Andre minta kita kumpul di ruang aula karna ada beberapa anggota baru yang bakal masuk English Club," ucap June.

"Wokelah!" seru Stella.

***

"Tik..."

"...Tok."

"Tik..."

"...Tok."

"Tik..."

"...Tok."

Suara detakan jam berdetak dan terus terdengar hingga ke telinga Stella. Dia tengah memperhatikan detik jam yang berada di atas papan tulis dan sesekali melirik ke arah bu Siti yang tetap menerangkan pelajaran Bahasa Indonesia.

"Kapan selesainya ini?" gumam Stella.

"Bosen ya?" tanya Stevie.

"Iya, ngantuk pula," jawab Stella.

Kring... Kring... Kring...

"Oke anak-anak, pelajaran cukup sampai di sini. Besok jangan lupa kumpulkan tugasnya," ucap bu Siti saat berjalan keluar kelas mereka.

"Eh tugas apaan?" tanya Stella pada June.

"Lagian sih, dari tadi tidur. Untung bu Siti ga meratiin lo. Nih LKS halaman 23 sampe 30," jawab June.

"Tidur?" -Stella mengernyitkan dahinya,- "Oh oke, makasih."

Setelah bell pulang berbunyi, murid-muridpun segera meninggalkan kelas mereka.

"Stella, mau bareng ke aula ga?" tanya June.

"Oh ngga. Duluan aja," jawab Stella yang tengah merapihkan buku di atas mejanya.

"Mau ikut ke aula ga?" tanya Stella pada Stevie.

Stevie hanya membulatkan kedua bola matanya ke arah Stella tanpa mengatakan kalimat apapun.

"Oh oke oke gue paham. Yaudah lo pulang duluan aja, tunggu gue di kamar. Gue ga lama kok. Mau pulang sendiri apa dijemput?" tanya Stella.

"Jemput," jawab Stevie.

"Yaudah bentar, gue telpon pak Maman dulu," seru Stella sambil mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.

[Completed] A LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang