-Part 2-

825 62 2
                                    

Tiga puluh menit mereka menunggu pak Maman supir pribadi Stella dan Stevie, akhirnya pak Maman tiba didepan gerbang sekolah mereka.

"Non, sudah mau pulang?" tanya pak Maman.

"Oh belum pak. Ini Stevie yang mau pulang," jawab Stella.

"Non Stevie?" -Pak Maman mengernyitkan dahinya,- "Biasanya kalo non pulang, pasti non Stevie juga ikut."

"Sudah ya pak, saya ada kelas tambahan. Kemungkinan pulang agak sore. Kalo mami nanyain, bilang nanti Stella pulang sama June," jelasnya.

"Baik non," ucap pak Maman yang masuk kedalam mobil dan mulai meninggalkan Stella yang masih berada di depan gerbang sekolah.

Setelah mereka pergi, Stella segera berlari menuju ruang aula yang terletak di lantai 3. Setelah Stella sampai di lantai 3, ia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya di lantai tersebut.

"Stellaaaa..."

"Stella?"

"Stella di sini!!"

"Stellaaa tolongin please..."

Stella berjalan mengendap-ngendap mencari sumber suara tersebut. Suara wanita itu makin terdengar semakin jelas ketika Stella berhenti di depan ruang Lab Komputer.

"Hello? Siapa di dalam?" tanya Stella sambil mengetuk-ngetuk pintu lab tersebut. 

"Tolongin gue. Gue kekunci di sini. Kaki gue ga bisa gerak," teriak seorang wanita dari dalam lab tersebut.

"Gue ga bisa ngebuka. Pintunya ke kunci nih, mana dipasangin gembok segala." -Stella berteriak dari luar,- "Tunggu di situ ya, gue nyari bantuan dulu."

"Stella. Gausah cari bantuan, gue tadi liat pak Joko naro kuncinya di sela-sela atas pintu," jawab wanita itu.

Stella segera meraba-raba jendela atas pintu dan dia menemukan sebuah kunci. Ketika Stella akan mencoba membuka pintu tersebut, June yang baru keluar dari kamar mandi segera datang menghampiri Stella.

"Woy! Ngapain lo bengong di depan lab? Udah ditungguin tuh sama anak-anak. Mereka udah dateng. Ayo!!" June  menarik tangan Stella sambil berjalan menuju ruang aula.

***

Setibanya di depan pintu aula, June terkejut karena Stella sedang duduk di samping Mr. Andre.

"Itu June..." teriak Stella dari dalam ruangan.

Semua orang langsung memperhatikan June yang mukanya mendadak pucat. Vino segera berjalan menghampiri June untuk menyuruhnya duduk.

"June? Lo gapapa?" tanya Vino; kaka kelas XI Akutansi yang merangkap menjadi ketua English Club.

"Gue... gue gapapa kok," jawabnya terbata-bata.

"Lo kenapa? Kok pucet?" tanya Stella heran setelah June sudah duduk di sampingnya.

"Lo dari kapan di sini?" tanya June.

"4 menit yang lalu, kenapa emang?" Stella berbalik bertanya.

"Bukannya lo di depan lab komputer?"

"Lab? Oh iya, gue sama kak Vino tadi ke lab komputer buat ambil flashdisk Mr. Andre," ucap Stella.

"Ja... jadi yang tadi siapa dong?" Kedua bola mata June membulat.

"June, Stella jangan ngobrol. Ayo kita mulai acaranya sebelum semakin sore. Mr. minta data-data yang masuk ke EC kita," pinta Mr. Andre.

June segera mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya. June terpilih menjadi sekertaris EC menggantikan posisi kak Mala seorang siswi kelas 2 yang pindah sekolah tahun lalu.

"Ini Mr, beberapa siswa dan siswi yang minat masuk ke EC, jumlahnya 5 orang. Semua data dan foto sudah June siapkan, dan semuanya juga sudah kumpul di sini," jelas June.

Mr. Andre mulai menjelaskan beberapa peraturan kepada para siswa dan siswi yang baru akan masuk kedalam English Club, June terus menulis hal terpenting di saat Mr. Andre maupun Vino berbicara dan semua anak memperhatikan dengan jelas hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Oke, pertemuan kali ini cukup sampai di sini saja. Perlu diingat, kita berkumpul di setiap hari sabtu dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang, ada pertanyaan?" -Mr.Andre menatap secara bergantian para anggotanya. Mereka merespon dengan gelengan kepala,- "Baiklah, Vino akan memimpin doa. Sebelum doa dimulai, Mr, ucapkan selamat kepada Dita dan Nila dari kelas X Tata Niaga, Noval dari kelas XI Adm. Perkantoran, serta Dirga dan Amel dari kelas XI Tata Niaga. Selamat bergabung dan semoga EC semakin jaya!" ucap Mr.Andre.

Setelah selesai berdoa, mereka semua bergegas untuk pulang begitu juga dengan Stella.

"Stella!!" teriak vino berlari mendekatinya yang baru saja akan menuruni anak tangga. 

"Oh, kenapa ka?" tanya Stella.

"Pulang sama siapa? June mana?" tanya Vino

"June dijemput sama abangnya naik motor," ucapnya sambil menuruni anak tangga.

"Pulang sama gue yuk, udah mau magrib. Ga baik cewe pulang sendiri," ajak Vino.

"Wait, lo ga balik sama kak Meidina?" tanya Stella heran.

"Ngga de. Kenapa? Guekan udah putus sama dia," jawabnya.

"Ops, sorry kak. Pantes tadi kak Mei kaga dateng ke EC," kata Stella.

Mereka meninggalkan sekolah dengan mobil Vino. Di sepanjang jalan, Stella hanya terdiam dan memperhatikan jalan yang semakin gelap.

Dreet... Dreet... Dreet...

"Hello mi? Ada apa?"

"Kamu di mana?
Udah sore ini, 
kenapa belum pulang?!
Pulang sekarang!! 
Mami khawatir." 


"Iya mi, ini Stella
lagi di jalan kok."

"Sama siapa? 
Pulang naik apa? 

Jangan bikin mami
cemas mulu de! 
Kalo kamu ikut EC
lalu pulang larut terus, 
mami bakal ngomong
sama kepala sekolah,
supaya kamu ga ikut
kayak gitu lagi!!" 

"Sama kak Vino,
naik mobil.
Iya iya mii, maaf."

**

"Siapa? Kok marah-marah?" tanya Vino.

"Mami gue kak. Dia suka khawatir gitu kalo gue pulang larut, padahal sekarang baru jam 18:30," jawab Stella.

"Oh gitu, anyway lo bukannya punya kembaran? Kok ga pernah keliatan? Bisa musuhan juga kalian," ledek Vino.

"Ihh kaka, ngga kok. Dia pulang duluan. Oh iya kak, perempatan itu, belok kanan ya, rumah gue ada di sebelah kanannya."

Chittttt...

Vino memberhentikan mobilnya tepat di samping rumah Stella. Vino heran melihat sekeliling rumah adik kelasnya yang sangat sepi. 

"Pasti lo mau bilang 'kok sepi' ya?" -Stella menunjuk ke arah Vino dengan menyengir,- "Iya kan? Wajar kak, namanya juga kompleks. Tapi terima kasih atas tumpangannya ya kak."

"Gimana dia bisa tau gue mau nanya begitu?" gumam Vino.

"Oh iya sama-sama," balasnya tersenyum.

Setelah Stella memasuki rumah, Vino segera menjalankan mobilnya kembali meninggalkan rumah Stella. Di pertengahan jalan, ponsel Vino bergetar dan ia segera menjawab panggilan masuk tersebut.

"Hallo Stella, Kenapa?"

"Kak lo di mana?
Gue masih di sekolah.
Boleh nebeng ga?"

[Completed] A LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang