six

470 33 3
                                    

Lindsey POV

Daritadi aku hanya bermenung di kamar setelah pulang sekolah. Memikirkan cara membuat mereka berubah. Aku sudah menerima tawaran si Becca tadi dan kami sudah resmi berteman sekarang.

"Sayang, ayo turun kita makan. Kamu belum makan sejak pulang sekolah tadi." teriak momy ku dari bawah.

"Iya Mom. Bentar lagi Lily keluar kamar." balas ku.

***

Kini aku duduk kembali di atas tempat tidur ku. Masih memikirkan cara untuk membuat mereka normal.

God. Sekarang aku tau bagaimana cara nya. Aku langsung mengambil handphone ku dan menghubungi Becca.

***

"Hi harry" sapa ku kepada harry yang sedang menutup pintu loker nya.

Dia hanya diam lalu berjalan melewati ku. Tenang Ly. Ini baru awal. Nanti di jam terakhir kau sekelas dengan nya. Huh.

"Hi Ly." sapa Becca membuat ku kaget.

"Eh hai Bec. Ada apa?" tanya ku.

"Sabar ya. Kita pasti bisa." jawab Becca. Untung jam pertama dan kedua aku sama dengan nya. Jadi kami berdua jalan menuju kelas kami.

***

Beruntung aku udah sangat dekat dengan Nath pacar nya si Niall. Dan dia katanya mau membantu ku dengan Becca. Dan kata nya Nath juga udah kasih tau tentang ini ke teman nya harry dan mereka mau membantu kami juga.

So, disini lah kami. Di meja tempat berkumpul nya Geng Harry dan harry dengan louis untung nya belum muncul.

Ketika aku, Becca, Nath, Niall, Liam, Zayn lagi asyik makan datang lah si dua sejoli ini.

Harry duduk disamping ku dan di sebelah nya Louis.

"Hi harry." sapa ku untuk yang kedua kali nya kepada nya.

"Apa?" tanya nya. Tumben nge jawab. Baguslah. Ada kemajuan.

"Ga ada. Emang nyapa itu salah?" jawab ku.

Dia hanya diam. Dasar.

Tapi kok perih ya rasa nya

***

"Harry harry tunggu." kata ku sambil mengejar harry.

"Ya?" balas nya. Hem tumben.

"Bareng yok ke kelas nya." ucap ku lalu menggandeng nya menuju kelas terakhir.

Harry POV

Sial sial. Aku takut. Aku takut selingkuh dari Louis. Aku takut Louis salah paham. Ada apa sih sebenarnya dengan anak baru ini?

Kuakui dia memang cantik. Dan aku terpesona melihat nya. Tapi aku takut. Dan aku ada sedikit rasa kepada nya.

Dan sekarang apa? Dia nge gandeng aku ke kelas. Dan itu rasa nya kayak ada setrum aliran listrik menjalar dari tangan ku ke seluruh tubuh ku. Apa ini? Aku tidak mengerti. Ketika aku bergandeng, berpelukan, ciuman dengan Louis aku tidak pernah merasakan ini. Ada sih tapi hanya sebentar.

***

Lindsey POV

Untung tadi aku ke sekolah diantar Dad. So, aku akan mengajak harry pulang bareng.

"Har har tunggu." kata ku sambil mengejar nya lagi.

Harry yang mau membuka pintu mobil nya terhenti karena ku dan menoleh ke belakang. Ke arah ku pasti nya.

"Ya?" balas nya datar.

"Aku boleh pulang dengan mu gak?" tanya ku ragu.

"Hem, boleh. Ayo" jawab nya. Yes yuhu.

Lalu aku dan dia pun masuk ke dalam mobil nya. Dan dia menyalakan mesin mobil nya dan menjalan kan nya.

Selama di perjalanan hanya hening di barengi musik yang ada di radio mobil nya.

"Lindsey" kata nya memecah keheningan.

"Lily" sanggah ku.

"Oh ya hehe. Ly. Rumah mu dimana?" tanya nya.

"Dimana ya? Aku ga ingat. Aduuh" jawab ku bergurau. Aku harap dia suka.

"Oh lord. Please. Masa iya kamu ga ingat rumah kamu dimana?" tanya nya.

Aku hanya tertawa Dan dia memasang muka bingung.

"Kau sakit?" tanya nya. Lalu tangan nya memegang kening ku. Astaga. Lembut nya. Aduuh. Aku suka ini.

"Aw. Panas" kata nya. Lalu memindahkan lagi tangan nya ke stir mobil.

"Ha?" sekarang aku yang bingung.

"Dimana rumah mu? Kau sedang sakit." kata nya lagi. Apa? Masa sih? Aku raba kening ku gak panas tuh. Biasa aja. Mungkin tangan nya yang dingin nih.

Aku pun mengambil tangan kanan nya dan menggenggam nya. Gak dingin.

Tiba-tiba terdengar lah suara tawa menggema di dalam mobil. Aku pun menoleh ke samping kiri dan melihat harry yang sedang tertawa puas atas lelucon nya. Dasar.

Aku pun langsung mencubit-cubit lengan besar nya ini.

"Aw aw. Hentikan. Please." kata nya memohon. Seenak nya aja ya.

"Never in your wildest dream" jawab ku.

"How could you" ucap nya sambil memasang tampang orang merana.

Aku pun tertawa melihat kelakuan nya ini. Diiringi oleh tawa nya.

"Oiya, kita belum kenalan kan?" tanya nya.

"Iya. Namaku Lindsey Hudson." jawab ku memperkenalkan diriku kepada nya.

"Aku Harry Styles." balas nya. Lalu kami berjabat tangan karena lampu merah.

***

"Kita sampai" kata nya tiba-tiba.

Eh, ini rumah ku. Kok dia bisa tau?

"Aku sudah lama mengetahui rumah mu. Karena dulu aku pernah datang kesini dan aku juga pernah melihat mu waktu itu." kata nya yang tau akan isi pikiran ku ini.

Aku hanya ber'oh' ria lalu turun dari mobil nya sambil mengucapkan kata 'bye' dan dia langsung menggas mobil nya menjauh dari pekarangan rumah ku.

Harry POV

Sepertinya hati aku telah terbagi. Cinta ku ini tidak lagi kepada Louis seorang. Tetapi ada seorang gadis yang berusaha merebut nya. Yaitu Lindsey.

Changed → Larry StylinsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang