Chapter 24

2.8K 145 0
                                    

Prilly telah selesai membersihkan kolam. Prilly langsung duduk di ruang santai. "Huh." desah prilly kecapean.
Prilly ketiduran di ruang santai.
"Si prilly ko lama bener bersihin kolam juga." kata ali penasaran.
"Gue liat aja kali yah." niat ali untuk melihat prilly.

Ketika melewati ruang santai ali melihat prilly sedang tidur.
"Ya elah itu bocah lagi tidur, enak bener yah. Tapi di lihat-lihat kasian juga ya dia udah beresin rumah se gede ini. Tadinya gue mau dekor rumah ini.

Tapi ngeliat dan mikir-mikir balik kasian juga si prilly, dia kan pernah bilang ke gue kalo dia bakalan tinggal disini, dan dia juga rela jadi pembantu demi alm.ayahnya itu untuk tetap tinggal di rumah ini.

Dan pasti rumah ini bersejarah buat prilly." batin ali merasa kasihan kepada prilly.
Ali menghampiri prilly, dan menatap wajah prilly dari dekat.
Ali tersenyum sipu melihat wajah prilly.

"Ternyata di liat-liat dia cantik juga yah. Yah walaupun dandanan nyah kaya anak remaja gituh tapi dia cantik juga." batin ali mengagumi prilly.
Ali mencoba memegang pipi prilly, tetapi prilly bergerak seperti orang yang akan bangun, jadi ali menjauh dari prilly, ternyata benar juga prilly bangun.

"Hhmm lo..lo ngapain disini." kata prilly dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ko lo tidur disini sih. Ga tidur di kamar? Ini kan bukan kamar buat tidur." kata ali so bijak.

"Iya..iya sorry lagian gue dulu biasa tidur disini karena ayah dan ka selena....." prilly tidak melanjutkan kata-katanya, sepertinya sedih teringat kepada ayahnya dan juga kakanya itu.

"Kenapa lo ga lanjutin omongan lo itu." kata ali dan sembari duduk di samping prilly.
"Apa lo sedih? Keinget sama ayah dan kaka lo itu?" tanya ali ingin tau.
"Mending lo cerita aja sama gue, ya biar ga ganjel juga di hati lo itu. Btw gue juga tau ko, rumah ini pasti bersejarah juga kan buat lo." kata ali menatap prilly serius.

"Hhhmm iya rumah ini bersejarah bagi gue, ya buktinya gue rela tinggal disini walaupun harus jadi pembokat hhee." prilly tersenyum dan menatap natap rumah itu seperti sedih.

"Ketika gue berumur 5 tahun"

Flashhback on

"Kaka apakah rambutku ini sangat cantik, ayah loh yang mengepangku bagus bukan?" kata anak kecil yang sangat begitu kecil dan imut itu menunjukan rambutnya yang telah dikepang ayahnya, siapa lagi kalo bukan prilly latuconsina.

"Hhhaaa rambutmu itu persis seperti ulat bulu hhhaaa." selena malah menertawakan prilly.

Lalu prilly menangis karena rambutnya itu disamakan seperti ulat bulu, prilly tidak menerimanya, lalu prilly melapor pada ayahnya itu sambil menangis.

"Ayaaah. Kaka meledeku, masa rambutku ini di bilang ulat bulu ayah hhhhmmm..." prilly menangis sesegukan pada ayahnya itu dan melaporkan kelakuan kakanya itu karena telah mengejek dirinya.

"Dasar kau ini, anak cengeng huh." ejek selena. Prilly semakin menangis di pelukan ayahnya itu.

"O..cucucucu anak ayah, jangan menangis seperti ini dong, rambutmu ini sangat cantik, dan biar nanti ayah akan memberikan pelajaran pada kaka mu itu, kamu tunggu sebentar yah disini." kata ayahnya itu.
Lalu ayahnya itu menggelitiki selena. Bermaksudkan memberi pelajaran padanya.

Melihat selena menghindari gelitikan ayahnya itu prilly tersenyum-senyum dan menertawakan selena.
"Hah hayo kau tidak bisa pergi dari ayah selena. Kemari kau..kemari. Hah." ayahnya itu tetap menggelitiki selena.
"Aah ampun ayah...ampuun geli hhhiii ayaaah." selena mencoba menyingkir dari ayahnya itu.

Lalu ayahnya pun memeluk selena dan prilly.
"Kalian ini adik berkaka, ayah tidak ingin melihat kalian bersedih, jika salah satu dari kalian ini ada yang menangis maka yang satunya lagi harus bisa menghapus air mata saudaranya itu. Apa kalian mengerti." kata sang ayah pada anak-anaknya itu sambil memeluk kedua anaknya itu.

"Ya ayah kami mengerti." kata selena dan prilly secara bersamaan.
"Nah begitu dong. Jikalau ayah sudah tidak ada maka kalian harus saling menjaga satu sama lain, dan kalian jangan pernah meninggalkan rumah ini apapun yang terjadi. Apa kalian setuju ?" kata sang ayah sambil mengacungkan dua jari kelingkignya itu.

"Ya kami setuju ayah." kata prilly dan selena bersamaan sambil menyatukan jari kelingking mereka.
"Dan selena berjanji ayah, akan selalu menjaga adik selena yang cengeng ini hhii." kata selena sambil sedikit mencubit pipi prilly.

"Iiih sakit, tuh kan ayah ka selena mencubit ku hhee." prilly menangis lagi di pelukan ayahnya itu. Ayahnya dan selena malah tertawa bersama melihat prilly menangis.

Flashback off

Prilly meneteskan air mata setelah menceritakan masa kecilnya itu kepada ali. Mungkin prilly merindukan ayah dan kakanya itu.

"Ternyata emang lo dari kecil suka nya cengeng dan gampang meneteskan air mata ini." kata ali sambil mengelap air mata prilly dengan tissue.

"Apaan sih lo, gue kan cuma keinget sama ayah gue aja." kata prilly sambil merebut tissue dari tangan ali yang sedang mengelap air mata prilly itu.
"Terus lo ga keinget sama kaka lo gitu?" tanya ali serius.

"Siapa sih manusia yang ga kangen sama saudaranya sendiri. Gila kali ya lo, gue kan cuma lagi kesel aja sama kaka gue." jawab prilly.
"Lo kesel sama kaka lo, karena kaka lo kan yang udah jual ini rumah. Iya kan." tebak ali.

Prilly langsung menatap ali serius.
"Ko lo tau sih. Kalo lo tau, kenapa selama ini lo ga pernah kasih tahu gue hah." prilly menatap ali intens.

"Hah..eng..enggak gue kan cuma nebak-nebak aja, eh ternyata bener yah hhee. Lagian pas proses pembelian ini rumah gue aja ga tau, karena kan si yeni sang manager gue yang berhadapan langsung sama sang penjual." kata ali.

"Heh." prilly kesal.
"Iya, emang bener kaka gue yang jual ini rumah. Oh jadi manajer lo yang pilihin rumah ini buat lo. Udah lah gue ga mau bahas kaka gue lagi. Huh." kata prilly lesu dan menyenderkan badanya di sofa.

"Kalo gue boleh kasih saran nih yah, mending lo temuin kaka lo deh, kan biar gimana pun juga dia itu sodara lo satu satunya, dan mungkin aja kaka lo khawatir sama lo."

Prilly terdiam sesaat mendengar saran dari ali.
"Wooy ko lo malah bengong sih, lo kaga dengerin gue ngomong yah heh !!" kata ali serius.
"Iya, gue denger ko." balas prilly.
"Lo sendiri, apa lo punya sodara?" tanya prilly.

"Gue ga punya sodara, gue anak tunggal." kata ali.
"Terus sekarang orang tua lo dimana?" tanya prilly lagi.
"Orang tua gue masih ada ko, cuman gue ga pernah ketemu sama mereka, yah lo tau sendiri kan kalo gue ini orang sibuk."

"Seharusnya lo tuh sering-sering nemuin mereka mumpung orang tua lo masih ada. Coba kalo nasib lo kaya gue udah ditinggal kedua orang tua. Heh." kata prilly seperti sedih.

"Btw emang lo ditinggal orang tua lo kapan? Pas umur berapa?" tanya ali seperti ingin tau lebih jauh tentang latar belakang keluarga prilly.

"Kalo ditinggal ibu, gue pas umur sembilan bulan, ibu sakit dan meninggal, sama halnya seperi ayah ayah pun sakit dan ninggalin gue sama ka selena ketika gue berumur sembilan tahun. Dua duanya mengidap penyakit yang sama yaitu komplikasi." kata prilly berkaca-kaca, dan meneteskan air matanya itu. Lalu prilly mengelapnya dengan tissue.

***************

Gimana ya reaksi ali melihat prilly berkaca-kaca dan meneteskan air mata. Apakah ali akan memeluk prilly ? ataukah akan mengacuhkan prilly ? Nantikan kelanjutannya tapi jangan lupa yah vote and comment ! :')

Full House New Version (APRIL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang