Chapter 37

2.8K 115 1
                                    

Di dalam hatinya prilly mencoba agar tidak dak..dik..duk, ketika di dekati ali.
"Iiih apaan sih lo mudus tingkat dewa tau ga!" kata prilly dan menjauhkan badan ali dari badannya.

"Hhhiii" ali malah cengengesan.
"Lo takut banget yah gue deketin heh hhhhaa." kata ali malah bercanda.
"Bercanda lo ga lucu." kata prilly sambil membawa selimut tebal, dan juga bantal untuk tidur di bawah.

"Oh iya besok pagi lo siap siap yah." suruh ali.
"Siap-siap buat apa?" tanya prilly bingung.
"Besok kita mau berangkat ke jembatan Pont des Arts." jelas ali.

"Mau ngapain pergi ke jembatan coba, ga ada kerjaan aja. Apa tadi nama jembatannya?" kata prilly polos.
"Jembatan Pont des Arts itu jembatan yang dipenuhi oleh gembok cinta bego" jelas ali.

"Oh jembatan yang banyak gembok-gembok cantik itu, kita beneran mau ke sana?" tanya prilly antusias.
"Iya, kan tadi gue udah bilang, dan kita di sana juga harus sandiwara lagi, karena bakalan ada salah satu teman media yang mempublikasi kita nanti"

"Sandiwara lagi..sandiwara lagi." celetuk prilly pelan.
"Apa? Lo ngomong apa?" tanya ali.
"Eng..enggak ga ngomong apa-apa." jawab prilly terbata.

Sebelum tidur ali bertelefonan dengan voke. Prilly tak mengetahui apa yang ali dan voke bicarakan di dalam telefonnya.

"Ga asik banget sih, gue juga bisa ko telefonan. Hih!! gue telefon arbani aja kali yah." batin prilly mempunyai ide untuk menelfon arbani. Sebelum prilly menelfon, prilly merasa kebelet ingin buang air, jadi prilly pergi ke kamar mandi, tak lama prilly keluar lagi dari kamar mandi dan mendapati ali sudah tertidur.

Sebelum tidur prilly mengurungkan niatnya untuk menelfon arbani, tetapi tiba-tiba handphone prilly berbunyi ternyata dari arbani.
"Hah arbani." prilly terlihat senang.
Prilly pergi ke balkon, karena jika mengangkat telepon di dekat ali, mungkin ali bisa bangun dari tidunya.

"Halo prilly." terdengar suara arbani dari sebrang sana.
"Hai ban." jawab prilly antusias.
Sebenarnya ali memang sudah memejamkan matanya, tetapi pikirannya masih belum bisa tidur.
Ali bangun.
"Teleponan sama siapa tuh si prilly?" batin ali penasaran, dan menguping prilly berbicara.

"Oh ternyata sama si arbani, ngapain coba si bani telefon prilly malam-malam begini, ga mikir apa kalo si prilly udah punya suami. Heh!" batin ali, ali terlihat kesal, lalu ali memilih pergi ke kasur lagi.

"Pril, kamu beneran lagi honeymoon sama ali di paris yah?" tanya bani.
"Iya ban hhhee." jawab prilly.
"Oh iya ban hhhmm nanti kalo aku udah balik ke indonesia mau ga kamu bantu aku lagi hhee buat nerbitin buku aku." tanya prilly.
"Oh iya tentu. Tapi kalo aku lagi free yah hhhee." jelas bani.
"Oh iya ban siip deh hhee." timpal prilly.
"Ini udah malem, ya udah kamu istirahat gih." suruh arbani.
"Iya, ya udah yah. Bye bani." kata prilly.
"Iya bye juga prilly." jawab bani dan mengakhiri telepon.

**************

Ali dan prilly akan membuang kunci gembok cinta itu ke laut. Tatapi mereka terlihat ragu. Karena mereka hanya bersandiwara di depan media.
"Ali, prilly ayo dong lempar kuncinya. Agar cinta kalian abadi selamanya." kata orang yang meliput kebersamaan ali dan prilly di jembatan itu.

"Oh i..iya..ten..tentu. Ayo honey." kata ali mengajak prilly untuk melempar kuncinya bersama-sama.
"I..iya ayo.. Satu..dua...tiga." prilly mengambil ancang-ancang.
Dan kunci mereka telah di lempar ke lautan itu.

Oh tidak !! mereka kan hanya bersandiwara, bagaimana jadinya kunci itu di lempar ke laut maka cinta ali dan prilly akan abadi, sedangkan cinta mereka hanyalah untuk sesaat.

Sebenarnya ali tidak mengetahui bahwa prilly sangatlah cerdik. Sebenarnya prilly membuang kunci palsu ke dalam lautan itu. Ya prilly melempar kunci palsu, sedangkan ali melempar kunci asli miliknya.

Dan kunci asli milik prilly ia masukan ke dalam jaket miliknya, karena prilly berpikir bahwa itu hanyalah sandiwara, dan prilly tidak ingin jika kunci aslinya di buang ke laut maka cinta mereka akan abadi selamanya, tetapi prilly berfikir bahwa ia hidup bersama ali hanyalah untuk sementara.

"Yee." ali dan prilly bertepuk tangan, menandakan bahwa mereka bahagia.
"Selamat ya. Ali prilly, kalian akan hidup langgeng sampai azal menjeput." kata yang meliput ali dan prilly.
"Amiiin. Terima kasih ya teman media." celetuk ali dan prilly meng amiiiin ni. Padahal kan itu sama saja dengan doa.

*************

Teman media sudah pergi meninggalkan ali dan prilly di jembatam gembok itu. Tetapi ali dan prilly masih betah diam di sana dan berfoto ria yang berlatarkan laut yang sangat indah.

"Ehhhmm." celetuk prilly.
"Apaan." jawab ali yang sedang sibuk dengan camera SLR nya itu.
"Lo buang kunci itu heh?" tanya prilly.
"Iya lah." jawab ali datar.
"Lo ga percaya apa, kalo kunci itu di buang maka..." prilly tidak melanjutkan perkataannya.

"Maka apa? Lagian mau gimana lagi. Wong kita lagi di liput coba." jawab ali masih sedang sibuk mempotret pemandangan laut itu.
"Maka....ya pasti lo tau sendiri lah. Kalo kita itu nikah cuman buat sementara." celetuk prilly.
Seketika ali langsung diam mendengar prilly bicara seperti itu.

***************

Ali dan prilly tengah siap untuk pulang ke Indonesia, mereka sudah hampir seminggu berhoneymoon disana lebih tepatnya sih jalan-jalan bagi ali dan prilly.

"Eh yang itu jangan lupa oleh-oleh buat yeni, arbani. Dan yang ini khusus untuk voke." jelas ali sambil tersenyum-senyum memegang oleh-oleh yang akan diberikan kepada voke.

Melihat ali tersenyum seperti itu dan memegang oleh-oleh untuk voke hati prilly merasa sesak dan panas tapi mengapa? Apakah prilly cemburu?

****************

Sekarang ali dan prilly sudah berada di bandara soekarno-hatta.
"Hhhhhhmmmm" begitu keluar dari pesawat prilly menghirup udara segar.

Sekarang ali dan prilly sudah berada di dalam mobil mercedez.
"Untung aja." jelas ali lega.
"Untung aja kenapa?" tanya prilly bingung.
"Ga ada yang menggulung minta foto ke gue." jelas ali.

"O..o..ow ternyata Singer terkenal ini ogah toh kalau dimintai foto, seperti itu yah." jelas prilly seperti menyindir.
"Lo..wah..berani nyindir gue yah.

Bukannya ga mau dimintai foto sih. Tapi jujur aja kadang suka ada yang rese kalo minta foto ke gue, dan itu yang bikin gue ogah bego." jelas ali.
"Yey..biasa aja keles." ketus prilly.

"Kring..kring." handphone ali berbunyi.
"Eh voke nih." ali mengangkat telefon dari voke. Karena memang ali sedang tidak menyetir, karena yeni menyuruh seseorang untuk menjemput ali dengan mobil mercedez nya.

"Hallo vok. Kenapa?" tanya ali.
"Eh ali. Lo udah otw pulang yah?"
"Iya ini udah otw pulang nih lagi di mobil." jelas ali.
"Hhhhmmm li ada yang harus gue bicarain li." suara voke tiba-tiba menjadi sedih.
"Eh..eeh kenapa suara lo jadi beda gitu. Ah gue tau ni, lo pasti ada masalah ya heh?" tebak ali.

Mendengar ali bicara dengan voke didalam telepon prilly lebih memilih memainkan handphone nya, dan dia lebih memilih chat tan dengan arbani.

**************

Full House New Version (APRIL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang