Chapter 41

2.5K 128 1
                                    

"Lo udah keterlaluan li, gue liat kejadian di dalem tadi." jelas arbani emosi.
"Maksud lo apaan sih heh?" kata ali bingung.

"Lo ga bisa jaga perasaan istri lo li. Prilly, lo ga bisa liat prilly dan ga bisa jaga perasaan dia apa heh? Lo keterlaluan, lo terus-terusan ngurusin si voke sedangkan lo ga pernah lirik prilly sedikitpun li. Gue kecewa sama lo li. Lo lebih mementingkan voke dari pada istri lo sendiri. Dan pasti lo ga tau kan, kalo selama lo di bali bersama SI VOKE dengan alasan off air atau apalah itu prilly itu jatuh sakit. Lo tega li" arbani pergi meninggalkan ali begitu saja.

Ali termenung di rumah sakit. Dan tidak menyangka bahwa prilly sakit selama ia pergi ke bali. Dan juga melihat kekecewaan di mata arbani.
"Gue minta maaf pril ban, gue ga bisa jelasin semuanya ke kalian. Sebenernya gue punya janji kalau gue dan voke harus saling menjaga." tiba-tiba ali meneteskan air mata. Dan mengacak-acak rambutnya frustasi.

**************

Malam tiba, ali pulang ke rumah.
Ali duduk di ruang makan, dan ga ada makanan di meja makan sama sekali.
"Apa si prilly ga masak." tanya ali bingung.
Tiba-tiba ada yang memberikan sekotak pizza kepada ali ternyata prilly.

"Gue ga sempet masak, jadi gue beliin itu buat lo." jelas prilly.
"Thank's." ucap ali dan melahap pizza tersebut.

"Pril selama gue ke bali apa bener lo sakit?" tanya ali.
"Iya. Gue sakit tapi cuman demam biasa ko." ketus prilly.
"Oh. Eh itu apaan tuh di belakang lo?" tanya ali karena prilly membawa sesuatu.

"Li gue mau ngomong sesuatu." tiba-tiba prilly mengeluarkan surat kontrak nikah dari tangan belakangnya, karena prilly menyembunyikan itu barusan.

"Ini surat kontrak nikah kita, dan ini cincin nikah gue li." tiba-tiba ali sedang enak-enak makan, prilly memberikan cincin nikahnya beserta surat kontrak nikahnya di atas meja makan.

"Udah mau satu tahun gue tinggal disini, dan di surat itu masih ada satu bulan lagi buat gue bisa tinggal di rumah ini. Tetapi gue memilih untuk pergi sekarang li. Karena jujur gue udah kalah sama hati gue, gue ga bisa bohongin hati gue lagi li. Kalau gue suka sama lo.Dan itu ga akan pernah bisa terjadi gue tinggal disini hanya sebagai pegawai lo, dan pembantu lo." jelas prilly panjang lebar sembari meneteskan air mata dan menyatakan rasa yang selama ini ia pendam. Ternyata di ruang tamu prilly sudah menyiapkan koper untuk pergi.

Mendengar penjelasan prilly, ali kaget juga tidak percaya prilly akan melakukan hal ini.
Prilly pergi meninggalkan ali setelah memberi tahu semua penjelasan itu.

Ali hanya diam saja ketika prilly pergi meninggalkan rumahnya.
Tiba-tiba ali menendang meja makan, dan kursinya. Ali menangis dan tidak menyangka bahwa prilly menyukai dirinya selama ini.

"Prilly..sssshhheee" ali menangis, dan tidak tahu harus melakukan apa.
Ternyata di luar hujan deras untung prilly sudah naik ke dalam taxi. Prilly bingung harus pergi kemana, prilly tidak mungkin jika harus ke rumah kontrakan kakanya karena pasti kakanya akan mengeluarkan banyak pertanyaan.

Prilly mengetuk rumah pintu seseorang dengan keadaan yang basah kuyup karena terguyur hujan ketika turun dari taxi.
"Tuk..tuk..tuk" prilly mengetuk pintu rumah itu.
"Iya sebentar." jawab seorang lelaki dari dalam.
"Hah..prilly." ucap arbani kaget.
Ternyata prilly mendatangi rumah arbani.

"Ya ampun kamu basah kuyup begitu. Dan bawa koper segala. Ayo..ayo..masuk dulu." suruh bani.
"Makasih ban." prilly kedinginan.

Di sisi lain ali menerjang hujan untuk mencari prilly.
Satu jam ali mencari prilly tetapi ali tidak menemukannya. Ali memilih pulang. Di dalam rumahnya ali frustasi dan menangis.
"Pril lo dimana?" sesal ali.

Sekarang prilly telah berganti pakaian.
"Pril ini minum dulu teh hangat nya ya." arbani memberikan segelas teh hangat kepada prilly."

"Makasih ya ban. Hhhmm ban aku minta maaf yah, aku kesini mendadak. Tapi kalo boleh ijinin aku buat tingal disini malam ini aja ya. Gapapa kan?" tanya prilly.

"Iya gapapa ko pril. Tapi kamu jelasin kenapa kamu bisa minggat dari rumah?" tanya bani penasaran.
"Aku minta maaf banget sama kamu, jika waktunya sudah tepat aku bakalan jelasin semuanyanya sama kamu ya." jelas prilly tidak ingin memberi tahu masalah yang terjadi pada dirinya.
"Ya udah iya, kalo gitu mending kamu istirahat aja ya." suruh bani.
"Iya." jawab prilly, dan pergi ke kamar tamu rumah arbani.

Ketika prilly sudah pergi ke kamarnya, arbani berniat untuk memberi tahu ali bahwa prilly ada di rumahnya sekarang agar ali tidak khawatir
"Duh angkat dong li." ucap arbani.
"Halo, ada apa ban?" jawab ali lesu.
"Li gue tau prilly minggat dari rumah lo kan? Tapi lo ga perlu khawatir prilly sekarang ada di rumah gue." jelas arbani.

"Ko bisa? Ya udah syukur deh kalo gitu. Gue ke rumah lo sekarang buat jemput prilly yah." timpal ali.
"Eh ga usah sekarang, lagian prilly lagi istirahat, karena dia tadi basah kuyup. Kasian. Lo kesini besok pagi aja ya." jelas bani.
"Ya udah gue titip prilly yah." kata ali.
"Iya lo ga usah khawatir." balas bani dan mengakhiri pembicaraannya.

**************

"Prilly..prilly..hhhmmm sarapan dulu yuk..pril." panggil arbani dari luar kamar tamu, tatapi prilly tidak menjawabnya.

Arbani membuka pintu kamar prilly dan ternyata tidak dinkunci, arbani masuk dan tidak ada siapa-siapa disana, arbani mengecek di kamar mandi tetapi tidak ada.
"Dimana prilly?" arbani kebingungan karena prilly tidak ada di kamarnya.
Arbani menengok ke bawah bantal ada sesuatu seperti kertas.

Flashback on

Prilly masuk ke dalam kamar tamu rumah arbani, dan diam di atas kasur lalu termenung.
"Gue harus pergi sebelum pagi, lebih baik gue memesan tiket online. Oke." lalu prilly memesan tiket online. Tiket untuk pergi ke paris. Ya prilly sudah memikirkan semuanya bahwa ia akan pergi ke paris.

Setelah memesan tiket, prilly membuat surat untuk arbani.

"Arbani makasih banyak kamu udah ngasih aku kamar tamu ini makasiiih banyaaaak, dan makasih untuk semuanya, kamu udah mau bantu aku nerbitin buku, dan yang penting kamu udah mau jadi sahabat aku ban. Makasih banyak ya ban, aku bakalan kangen sama kamu, Karena mungkin aku ga bakalan nemu temen sebaik kamu ban di luar sana. Dan kamu jangan khawatir ya ban, hhhmm aku mau nenangin diri aku dulu, dan aku memilih untuk tinggal di luar negeri sementara ini, aku ga bisa kasih tau ke kamu aku pergi ke luar negeri mana. Yang pasti aku akan baik-baik saja :-)
Prilly."

"Apa prilly pergi. Ya ampun prillyy." arbani tak percaya setelah membaca surat itu.

"Ting..tong." suara bel rumah arbani berbunyi, dengan segera arbani membuka pintu itu.
"Ali." ucap bani.
"Awas..awas prilly pasti ada di dalem kan? Pril..prillyy." ali menerobos arbani dan masuk ke dalam rumah arbani.

"Dimana ban prilly?" tanya ali lagi.
"Ali, lo tenang dulu, gue barusan masuk ke dalam kamar prilly, tapi dia udah ga ada, gue juga ga tau." ucap bani.

"Ban lo apa-apaan sih lelucon macam apa ini heh?" ali mulai emosi.
"Tenang dulu li. Ni gue nemuin ini di kamar prilly." arbani memberikan surat yang di tulis oleh prilly kepada ali, lalu ali membacanya.

"Ya ampun prilly. Kenapa lo bisa pergi sih?" ali terlihat sedih.

*************

Guys kira-kira bakalan happy ending atau no ending ya. Hhhmmm.
Mau tau kelanjutannya kan. Eiit vote+comment dulu yah. Hhee

Full House New Version (APRIL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang