Chapter 2

1.3K 142 5
                                    

Stefan memasukan tangan ke
saku celananya. Dia berjalan
dengan sangat mempesona
menuju ke kantin. Semua mata
tertuju kepadanya.

"Hai sayang" sapa Stefan duduk di depan Prilly dan tersenyum manis

"Hey, jangan panggil aku sayang.
Aku geli mendengarnya" ucap Prilly kesal

"Jangan melarangku, aku suka
melakukan sesuatu yang di
larang" ucap Stefan senyum evil

"Baiklah, tetap memanggilku
sayang, puas kau?" tanya Prilly
tajam. Stefan terkekeh kecil.

"Apa yang kau inginkan dariku?"
tanya Prilly menatap intens Stefan

"Aku tidak yakin kau mampu
melakukannya" ucap Stefan
mencibir

"Katakan saja, aku akan
melakukan nya" ucap Prilly tegas

"Baiklah, aku minta kau
menciumku di depan Ali" ucap
Stefan tegas. Sontak Prilly yang
sedang makan tersedak.

"Uhuk.. Uhuk"

"Makanya jangan berbicara saat
makan" ucap Stefan tertawa. Prilly menenggak minuman yang Stefan berikan

"Hei, apa kau ini sudah gila?
Kenapa kau selalu mempersulit?!" teriak Prilly, semua mata tertuju pada mereka.

"Hei, siapa yang mengizinkan
kalian menatap kami? Kembalilah makan" sindir Stefan tegas. Prilly masih shock.

"Aku suka melihatmu yang
sedang kesal, kau sangat cantik
jika terus seperti itu" ucap Stefan
menggoda. Prilly masih diam.

"Tenang saja, aku hanya
bercanda. Ku tunggu kau di atap
sekolah saat lonceng pulang
berbunyi" ucap Stefan berdiri

"Ingat, jangan terlambat" ucap
Stefan tegas, lalu meninggalkan
Prilly.

"Dia memang pantas masuk
rumah sakit jiwa" ucap Prilly tajam.

***
Yuki menatap orang yang kini
berada di depannya. Wajahnya sangat datar dan tidak perduli.

"Ada apa?" tanya Yuki dingin

"Jadi kau anak baru itu? Kau
sombong sekali. Memang nya kau punya uang?" tanya Al tajam

"Memang nya kau punya uang?"
tanya Yuki balik bertanya

"Kau tidak tau, aku kan seorang
Aktor. Oh aku tau, kau pasti tidak pernah melihat televisi karna kau memang tidak mempunyainya" ucap Al dingin

"Sudah beruntung aku tidak
mempunyai televisi. Sia-sia aku
menonton televisi hanya untuk
melihatmu" ucap Yuki tegas, lalu
meninggalkan Al yang tersenyum
sumbang

"Gadis miskin yang sombong"
ucap Al dingin.

***
Setelah pulang sekolah, Yuki
bekerja di restauran sebagai
pelayan dan tukang cuci piring. Sekarang Yuki sedang melayani
pengunjung.

"Pelayan" ucap seseorang
memanggilnya. Yuki menuju ke
sumber suara.

"Ternyata kau bekerja di sini?"
tanya Stefan menatap Yuki dari
ujung kepala sampai ujung kaki

"Mau pesan apa?" tanya Yuki
mencoba ramah

"Ternyata kau sangat ramah jika
sedang bekerja" ucap Stefan
mencibir

"Kau mau memesan atau tidak?
Aku masih banyak pekerjaan" ucap Yuki sopan

"Duduklah. Kau takut di pecat?
Aku akan membayarmu setiap
menit" ucap Stefan sombong

"Kau pikir semua yang ada di
dunia ini bisa di beli dengan
uang?" tanya Yuki tajam, semua
pengunjung tampak menoleh
kepada Stefki

"Jangan berteriak, semua orang
memperhatikan kita" ucap Stefan tegas. Yuki menatap ke semua orang dan menunduk meminta maaf.

Honesty (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang