Chapter 4

1.2K 116 6
                                    

Seorang gadis cantik menatap
bingkai foto di tangannya. Air
matanya sudah terjatuh sejak
tadi.

"Tuhan, berilah aku kesempatan
untuk merasakan cinta sebelum
kau memanggilku nanti" ucap Yuki menangis

"Jika dia adalah jodohku, biarlah
dia berada di dekat ku, jangan
pernah jauh kan dia dari ku. Tapi jika dia bukan jodoh ku, jauh kan aku dari nya" batin Yuki sendu.

***
"Hei kalian!" teriak seseorang di
belakang mereka. Mereka
menoleh ke sumber suara.
Mereka sudah membuat Stefan
terpuruk dan tidak bisa bangkit
lagi.

"Kalian memang pengecut, kalian
bermain kroyokan. Kalau memang kalian pemberani, lawanlah aku" ucapnya lantang.

Pria itu membuat preman-preman marah dan menyerang. Dengan sigap pria itu mampu mengalah kan mereka. Preman-preman itu kabur. Pria itu
tersenyum evil.

"Hei payah, bangun lah" ucap Pria itu dingin. Stefan mengerjap-ngejarapkan matanya.

"Gio" ucap Stefan lirih

"Jangan berterima kasih" ucap Gio tegas, Gio membantu Stefan
berdiri

"Aku berhutang budi padamu"
ucap Stefan lemah

"Kalau kau mati, aku tidak akan
punya saingan lagi, jadi aku
membuat kau agar tetap hidup.
Aku tidak mau menang sebelum
berperang, itu namanya curang"
ucap Gio tegas

"Akan ku antar kau pulang" ucap
Gio dingin

"Tidak usah, aku tidak mau
membalas budi terlalu banyak
dengan mu" ucap Stefan berjalan
sendiri

"Baiklah" ucap Gio pergi
meninggalkan Stefan yang
berjalan sempoyongan.

Call on
"Kau bisa tidak menjemput aku di jalan 500 m dari rumahku?" ucap Stefan lirih

"Hei, aku bukan supir mu" ucap Al tegas

"Kau harus membantuku" ucap
Stefan tegas

"Jenapa aku harus membantu
mu?" tanya Al malas

"Kau akan membutuhkan aku
suatu saat, cepatlah. Aku tunggu"
ucap Stefan tegas
Call off

"Dia selalu bertindak semaunya"
ucap Al kesal.

Al menaruh ponsel di jaketnya. Dia keluar dari rumah menuju ke mobil sport kuning miliknya. Dia meninggalkan rumahnya menuju ke tempat yang Stefan tunjukkan.

Call on
"Hallo" ucap Al sambil terus
menyetir

"Besok siang kau harus datang ke
Restaurant Bintang, ibu
menunggu mu" ucap Maya tegas

"Aku tidak bisa, ada jadwal
syuting" ucap Al tegas

"Ini acara yang sangat penting,
kau harus datang. Nanti ibu
telphone lagi" ucap Maya tegas

"Aku tidak janji" ucp Al menutup
sambungan.
Call off

Al sampai di tempat yang Stefan
katakan. Stefan masuk ke dalam
mobil, Al tampak kaget dengan
keadaan Stefan.

"Hei, apa yg terjadi?" tanya Al
kaget

"Ceritanya panjang, antar aku ke
apartemen" ucap Stefan tegas. Al
menjalankan mobilnya.

"Aku ini aktor ternama, kau
dengan mudahnya membuatku
menjadi supir. Keterlaluan" ucap Al kesal

"Sudahlah, kau ini cerewet sekali" ucap Stefan tajam

"Kalau kau bukan teman ku,
sudah aku turun kan kau di jalan" ucap Al tegas. Stefan tampak tidak perduli.

"Bagaimana dengan hubungan
mu dengan Prilly?" tanya Al serius

Honesty (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang