Chapter 3

1.2K 124 5
                                    

Seorang gadis mungil memeluk
lututnya sambil menangis. Dia
menenggelamkan wajahnya, dan
menangis dalam diam. Hanya air
mata yang membasahinya. Selalu
seperti itu jika seorang Prilly
Mahendra menangis. Dia tidak menyadari jika ada yang memperhatikannya sejak tadi.

"Jangan menangis" ucap
seseorang yang membuat Prilly
berhenti dari tangisnya. Prilly
kenal betul suara itu. Tapi gadis itu tidak berani menatap pria itu, dia hanya menenggelamkan wajahnya.

"Aku tidak menangis, aku hanya
mengantuk" ucap Prilly dingin

"Aku tau jika kau sedang
menangis, lupakan saja jika aku
melihatnya karna aku juga akan
melupakannya" ucap Ali tak kalah dingin. Ali menatap
pemandangan sekolah yang
sangat indah dari atap. Angin
bertiup menerpa wajah Ali.
Rambutnya bergerak-gerak
karena terpaan angin.

"Dia sangat tampan" ceplos Prilly mengintip, sontak Ali menoleh dan Prilly tertangkap basah karena sedang memandang Ali. Buru-buru Prilly mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Bukan kau, tapi Stefan. Jadi kau
tidak usah GR" ucap Prilly tanpa
menoleh Ali. Ali tersenyum kecil,
lalu menatap kembali ke depan.
Prilly jadi salah tingkah. Dia
melangkah pergi. Tapi..

"Apa kau merindukan ku?" tanya
Ali membalikkan badan. Prilly
menghentikan langkahnya.

"Apa?!" tanya Prilly kaget

"Aku merindukan mu, Prilly" ucap Ali berat, sepertinya dia menutupi perasaannya bertahun-tahun. Prilly menjatuhkan air matanya.
Dia masih tidak percaya dengan
apa yang dia dengar. Dia
menghapus kasar air matanya,
lalu melangkah pergi meninggalkan Ali.

"Aku memang mencintaimu. Tapi aku tidak berani memiliki mu" ucap Ali sendu.

***
"Yuki Eriska Revado. Pewaris
tunggal Revado group. Gadis
yang sangat membenci orang
kaya, padahal dirinya sendiri
orang kaya" ucap Al tersenyum evil

"Apa kau akan mengatakan
kepada semua orang?" tanya Yuki tajam

"Mungkin iya, mungkin tidak. Apa yang akan di lakukan orang-
orang jika mengetahui semua ini
ya?" ucap Al berfikir

"Aku heran, kenapa kau berniat
sekali menyelidiki aku?" tanya
Yuki tajam

"Aku rasa, aku menyukaimu.
Jadilah kekasihku" ucap Al tegas

"Apa?!" kaget Yuki

***
Stefan dan Yuki berjalan
berlawanan arah. Yuki tidak
seperti biasanya, dia seperti
memikirkan sesuatu yang berat. Dia tidak menyadari jika Stefan memperhatikannya sedari tadi.

"Haduh. . ." ucap Yuki meringis,
pasalnya Yuki tersandung kaki
Stefan yang sengaja menghalangi
langkah Yuki.

"Hei, apa yang kau lakukan?!"
teriak Yuki kesal

"Bangunlah, jangan duduk di
lantai seperti itu" ucap Stefan
senyum evil, dia mengulurkan
tangannya. Tapi Yuki sama sekali
tidak menerima uluran
tangannya. Yuki bangkit sendiri tanpa mau menyambut uluran tangan Stefan.

"Apakah seperti ini yang di
lakukan orang kaya pada
wanita?" tanya Yuki tajam

"Aku tidak tau, entah kenapa aku
tertarik melakukan itu pada mu"
ucap Stefan tegas. Yuki
melangkahkan kakinya.

"Sepertinya kau trauma dengan
orang kaya, dan itu sangat
menyedihkan" ucap Stefan
terkekeh kecil, Yuki
menghentikan langkahnya tanpa
menoleh ke belakang, lalu
tersenyum kecil.

"Justru kau yang menyedihkan.
Menyeleweng dari aturan hanya
untuk mendapatkan perhatian
dari seseorang" ucap Yuki tajam,
lalu pergi meninggalkan Stefan
yang masih diam

Honesty (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang