"Lutfi. Dipanggil bos keruangannya sekarang. Penting." Trisno teman sekantornya itu datang menghampiri meja kerjanya.
"Sekarang. Ada apa ya?" Bosnya jarang sekali memanggil karyawan seperti ini. Biasanya kalau ada hal penting langsung ada meeting darurat. Tanpa berpikir lebih panjang lagi, Lutfi segera bergegas menuju ruangan bos.
"Tok ... Tok ... Tok ... Lutfi mengetuk pintu.
"Silahkan masuk mas Lutfi." Suara dari dalam ruangan.
"Assalamualaikum pak."
"Wa'alaikumussalam mas. Silahkan duduk." Bosnya bernama pak Ahmad. Beliau seorang laki-laki paruh baya yang sangat santun dan baik. Bahkan pada semua karyawan di kantornya. Lutfi mengambil tempat duduk di depan bosnya.
"Bapak memanggil saya? Ada apa ya pak?" Lutfi mulai menanyakan alasan pemanggilannya pagi ini.
"Begini. Saya ingin bertanya mas Lutfi apa sudah berkeluarga?" Tanya Pak Ahmad. Pak Ahmad memang dikenal dengan orang yang tidak menyukai basa basi percakapan. Beliau langsung bertanya pada maksud yang diinginkan.
"Maaf. Bapak bertanya apa? Keluarga?"Lutfi rada kikuk menjawabnya.
"Iya. Apa mas Lutfi ini sudah menikah?"
"Eh ... Belum pak." Lutfi nyengir ditanya sudah menikah atau belum.
"Begini. Ada program survei lokasi di luar Negeri. Dan ini butuh waktu yang lama. Dari daftar karyawan yang bisa diandalkan hanya Mas Lutfi, Trisno, dan Rudi. Trisno tidak bisa karena dia telah menikah, saya juga kasihan keluarganya kalau jauh. Rudi ibunya sedang sakit jadi butuh perawatan. Hanya Mas Lutfi yang saya lihat tidak berhalangan untuk berangkat. Luar negerinya di daerah Thailand selatan. Hanya satu tahun saja. Bagaimana mas?"
"Kenapa begitu mendadak pak?"
"Saya juga baru dihubungi tadi pagi. Harus ada survei lokasi baru untuk pendirian cabang perusahaan. Pengerjaannya mungkin sekitar satu tahunan, mereka meminta agar dari pihak kita ada yang hadir. Bagaimana? Apa mas Lutfi bersedia berangkat. Tiket dan semua biaya ditanggung perusahaan mas. Disana juga sudah kami sediakan guide untuk membawa mas berkeliling ke tempat-tempat bersejarah di Thailand selama hari libur kerja." Tawaran ini sebenarnya kesempatan penting baginya. Selain akan menambah pengalaman, posisinya di perusahaan juga semakin baik. Ke luar negeri, gratis, dan sudah disediakan guide untuk berlibur.
"Saya harap mas Lutfi bisa. Ini juga demi kepentingan perusahaan mas. Selain mendapatkan gaji lebih, mas juga akan dapat banyak pengalaman disana. Hanya setahun saja. Bagaimana?"
"Saya akan memikirkannya dulu pak."
"Saya harap. Besok sudah ada keputusan dari mas Lutfi. Saya tunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari - kau bukan untukku!
Historical FictionDan akhirnya, burungpun kembali mengepakkan sayap. Mencari mimpi. Dalam malam. Suara rebana menggema, Lagu-lagu nashid mengalun merdu meramaikan suasana. Sepasang pengantin tengah duduk bersanding di atas pelaminan. Beberapa undangan pria dan wan...