"Barokallah,walakuma wabarokah,alaikuma wajama'a bainakuma fii khoir." Lagu dari Maher Zain terdengar mengalun-ngalun indah dari sebuah rumah. Rumah yang dulu pernah ia datangi dengan segenap penuh rasa cinta. Dia menguatkan hati. Bagaimanapun dia harus menghadiri undangan pernikahannya. Semua sudah terlambat. Dia memang tidak menepati janjinya. Tapi dalam hati dia berharap sangat besar.
Setelah kejadian pemboman di Thailand, Lutfi kebingungan bagaimana dia harus mengurus paspor dan dokumen pentingnya. Untunglah teman yang sama-sama dari Indonesia itu selamat. Dia akhirnya membantu Lutfi mengurus semua dokumen penting untuk kepulangannya ke Indonesia. Tentu Lutfi mengucap penuh syukur kepada Allah SWT. Dia akan segera melihat wajah bunda, Nada, dan semua keluarganya. Wajah-wajah yang begitu dirindukannya. Termasuk wajah Zahro. Gadis yang selama ini dia harapkan menjadi pendampingnya. Dia berniat akan langsung mengajak Zahro menikah.
Tapi, betapa kagetnya dia ketika sampai di rumah. sebuah undangan berwarna coklat muda tertuju untuk keluarganya. Undangan dari Zahro yang dua hari lagi akan melangsungkan pernikahan. Zahro menulis surat untukknya.
Assalamualaikum
Teruntuk kak Lutfi. pemuda gigih yang menawan hati
Kak ... kalau kertas putih ini telah sampai dijemarimu. Kuyakin betapa marahnya dirimu padaku.
Kak... Kakak tahu. Janji yang pernah kakak ucapkan itu kupegang teguh. Sungguh. Tidak pernah sedetikpun ada niat untuk menghianatinya. Tapi kenapa kakak yang ingkar janji? Kenapa tidak kembali setelah satu tahun pergi? Kakak kemana? Kenapa tidak mengirim kabar agar bisa tetap merekatkan ikatan kita?
Kak... tentu kau paham. Aku adalah seorang muslimah yang harus patuh pada kedua orang tua. Ayah memaksaku menerima lamaran seorang pemuda setelah satu tahun lebih menantimu.
Aku mengibaratkan diriku sebagai penumpang di sebuah halte. Udara terik membuatku merasa kepanasan. Di halte itu sudah ada bus yang menungguku. Dia tidak akan pergi sebelum aku masuk ke dalamnya. Tapi aku menunggu bus yang lain. Beberapa jam lama hingga beberapa kali ayah menelpon agar segera pulang. Akhirnya akupun memutuskan untuk ikut bus itu...
Kakak tahu. Bus yang tidak datang itu adalah kakak.
Maafkan aku kak.
Gadis malang. Zahro!
Bahkan ... daun-daun yang jatuh dari tangkainya itu adalah takdir dari sang Maha Penentu.
Apalagi kamu. Jodohku. :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari - kau bukan untukku!
Historical FictionDan akhirnya, burungpun kembali mengepakkan sayap. Mencari mimpi. Dalam malam. Suara rebana menggema, Lagu-lagu nashid mengalun merdu meramaikan suasana. Sepasang pengantin tengah duduk bersanding di atas pelaminan. Beberapa undangan pria dan wan...