EPILOG

4.9K 339 54
                                    





Ruang gelap dan lembab itu dipenuhi orang-orang yang bersujud kepada api. Di depannya, mayat seorang gadis terkapar. Sesosok makhluk buas, mirip anjing berkepala tiga dengan surai mirip ular melahap mayat gadis itu, lalu memuntahkannya. Mereka hanya bisa melihatnya dengan perasaan campur aduk, antara ngeri dan jijik menjadi satu.

"Dasar anak-anak bodoh! Sudah aku katakan untuk teliti mencari tahu siapa pembaca kematian! Hari ini takdir pembaca masa sudah terkunci. Dia sudah genap 18 tahun. Kita harus menunggu generasi berikutnya agar bisa mencuri kekuatan pembaca masa!" seorang perempuan tua menunjuk kepada Ben dan Evan.

"Kalian tahu, apa hukuman untuk anggota ordo yang kalah dalam misi?" tanya perempuan itu.

"Ampun, Madam, jangan hukum saya," kata Evan.

"Saya sudah merencanakan semuanya dengan baik, tetapi karena Evan terburu-buru, tidak melihat bahwa dia diikuti, begini akhirnya," Ben tidak mau kalah.

"Kau sudah salah, tidak mau disalahkan? Apa hukuman anggota ordo yang menentang tetua?" tanya perempuan tua bertudung.

"Madam, mereka anggota ordo yang bodoh. Cukup turunkan tingkat mereka, jadikan mereka pencari grim, itu sudah cukup," kata seorang perempuan muda bertudung.

"Jangan, Madam, jangan grim," Ben ketakutan.

"Tingkat kalian kuturunkan dan selamanya kalian hanya akan mencari grim!" kata perempuan tua itu.

"Aku salah mengirim dua bocah laki-laki bodoh untuk misi ini. Sebaiknya mengirim perempuan untuk misi perempuan. Dan kau, sayangku, kau akan kukirim untuk memusnahkan gadis-gadis Vander terkutuk itu!"

***

Vanessa bangun dengan tubuh bersimbah keringat. Apa yang harus dia lakukan? Dua adiknya dalam bahaya. Flo dan Lizzy, tentu dia tahu bahwa adiknya yang paling kecil adalah Lizzy sejak pertama kali gadis itu masuk ke sekolah. Dia masih sangat ingat bagaimana cara Mamanya tersenyum dan itu terekam jelas di bibir Lizzy. Sayangnya, Aunty-nya meminta agar dia berpura-pura tidak tahu. Terus rahasiakan identitas adiknya dan jika bisa, tidak pernah menganggapnya ada. Cepat-cepat dia ambil ponselnya dan menghubungi Auntynya. Aunty harus bisa menjaga adikku.

***

FIN

GADIS PEMBACA KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang