Dia?!

50 12 0
                                    

"Oke, silahkan perkenalkan dirimu." Kata Pak Rohib mempersilahkan dia berbicara. Dia mengangguk.


"Halo semua. Perkenalkan, nama saya Ananda Mika Ikibara. Panggil saja Mika. Saya pindahan dari Jepang. Saya mohon semua bisa berteman dengan saya. Terimakasih." Jelas anak yang sedang memperkenalkan dirinya di depan kelas.

"Senang berteman denganmu Mika. Sini duduk disamping aku." Kata Janne lagi-lagi membuat keributan.

"Jangan mau Mika! Duduk sama gue aja sini!" Sahut Linda tambah membuat bising kelas.

"Apa sih loh! Ganggu kesenangan orang aja!" Sahut Janne menjadi-jadi.

"Dih, ngapa lo?" Sahut Linda tak mau kalah sambil melotot ke arah Janne.

"DIAM!!!" Suara Pak Rohib terdengar sangat lantang lagi. Kali ini, matanya sudah sangat membesar bahkan kelihatan ingin keluar. "Janne, Linda, KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG JUGA!!!" Lanjutnya sambil menunjuk ke arah pintu.

"Tapi p--"

"TIDAK ADA TAPI-TAPIAN! CEPAT KELUAR!!!"

Janne dan Linda akhirnya mengalah. Mereka berdiri dari bangkunya dan pergi meninggalkan kelas. Suasana kelas hening kembali. Terlihat Pak Rohib memhembuskan napas beratnya sambil mengusap-usap dadanya.

"Oke Mika, silahkan cari bangku kosong." Kata Pak Rohib sambil mempersilakan Mika berjalan sambil mencari bangku yang tidak ada orangnya.

Deg...

Bangku semua penuh kecuali bangkunya Janne, Linda, dan bangku disebelahku. Dia mulai berjalan kearah samping ku. Dia menatap mataku. Tatapannya sangat tajam. Aku buang muka. Tanpa basa basi, Mika langsung duduk di bangkunya Nami.

WHAT?! Apa-apaan nih! Masa aku harus duduk sama anak baru yang udah bikin bokongku sakit, terus dianya pergi gitu aja? Hellow!!! Aku tuh gabisa diginiin... :')

"Erika tidak keberatan kan duduk sama Mika?" Kata Pak Rohib memerhatikanku.

"I-iyaa pak." Jawabku agak gugup.

"Oke. Buka buku kalian halaman 96! Baca, dan rangkum isinya!" Kata Pak Rohib sambil duduk di bangku guru yang sudah disediakan.

Aku agak risih duduk dengannya. Tidak ada obrolan sama sekali. Menengok ke arahnya pun aku malas. Aku langsung membuka buku dan membacanya. Gila!!! Isinya rumus-rumus semua!!! Aku kurang suka pelajaran Matematika. Karena, membuatku pusing, dan juga membuat aku stres! Tapi anehnya kalau ulangan, aku selalu dapat nilai A. Hebat kan?

***

Sekarang waktunya istirahat. Aku dan Reyna sedang berjalan ke kantin. Sesampainya disana, suasana kantin ramai sekali. Untuk beli makanannya saja susah, apalagi makan disitu? Bisa sesak dadaku akibat kurangnya oksigen. Akhirnya aku memutuskan untuk ke taman saja. Lagian juga perutku tidak begitu lapar. Aku meninggalkan Reyna yang nekat menyelinap ke kantin.

Suasana taman sangat-sangat sepi. Tenang. Indah. Damai. Aku menghirup oksigen panjang-panjang dan mengeluarkannya. Berulang ulang aku melakukannya. Wangi bunga masuk ke hidungku. Aku duduk di bangku. Sangat-sangat nyaman. Aku memerhatikan kupu-kupu yang hinggap di bunga mawar. Kupu-kupunya cantik. Berwarna cokelat bercampur kuning. Sangat sangat indah.

"Andai aku punya sayap. Aku bisa terbang kemana saja tanpa harus mengeluarkan uang sedikit pun." Kataku sambil berkhayal kalau aku punya sayap sambil terbang di langit dan memerhatikan gedung-gedung yang berdiri kokoh di pinggir jalan.

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang