Selama satu minggu kemarin, Nami benar-benar tidak masuk sekolah sehari pun. Tiap ada guru yang menanyakan tentang kedaan Nami, seisi kelas hanya diam tak memberi jawaban. Bukannya tak mau menjawab, tapi memang seisi kelas tidak tahu apa yang telah terjadi dengan Nami. Minggu-minggu sebelumnya Nami masuk seperti biasa dan kondisi fisiknya sehat-sehat saja. Dia anak yang periang, pintar pula.
Bukan hanya Nami saja yang sudah seminggu tidak masuk sekolah, keadaan Farrel juga masih ditanyakan oleh banyak guru dan seisi kelas. Aku bingung dengan ketidaktahuan mereka atas tidak masuknya Farrel. Aku hanya diam berpura-pura tidak tahu.
Apakah kepindahan Farrel ke Jepang bersifat rahasia? Apakah Farrel merahasiakan ini? Apakah guru-guru tidak ada yang tahu tentang hal ini? Dan, apa maksud dari semua ini?
***
Hari ini hari Senin, hari dimana Mrs. El kembali mengajar di kelasku. Mrs. El selaku wali kelas X-4, kelasku, mengkhawatirkan keadaan Nami yang sudah tak tampak di sekolah selama seminggu. Bahkan Fitri yang rumahnya dekat dengan Nami saja tidak tahu apa yang terjadi dengan anak berambut warna hitam dengan panjangnya sepundak tersebut. Sosok Nami nan periang tersebut kini hanyalah menjadi sebuah misteri dimana dia sekarang.
"Jadi yang tidak masuk hari ini siapa?" Tanya Mrs. El sambil membuka buku catatannya yang bersampul warna biru tersebut.
"Nami dan Farrel Mrs." Jawab Ari selaku ketua kelas.
"Oh iya" Jawab Mrs. El dengan semangat. Wajahnya seperti mengingat akan sesuatu di otaknya. "Saya lupa memberitahu kalian kalau Farrel sudah pindah."
Seisi kelas kaget bukan main. Terjadi kebisingan antara orang satu dengan orang lainnya. Aku hanya bingung mengapa Mrs. El baru memberitahukan pemberitahuan yang sangat penting ini sekarang. Reyna menengok ke arahku bertanya dengan dagu diangkat sedikit dengan wajah bingung juga. Aku hanya merespon dengan gelengan kepala.
Sedangkan Mika, laki-laki yang sampai sekarang duduk disampingku hanya diam tak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh seisi kelas. Sedari tadi, dia hanya diam sambil memperhatikan seisi kelas yang sedang berbicara tak karuan.
Banyak yang tidak terima atas pemberitahuan yang baru saja diumumkam. Banyak komentar-komentar tang tidak mengenakkan. Banyak pula yang masih bertanya-tanya. Dan, banyak pula yang wajahnya terlihat resah karena pemberitahuan ini disampaikan. Terutama kelompok barisan paling pojok dekat jendela, Gerombolan Alga.
Farrel memang suka bermain dengan gerombolan mereka. Bahkan dari MOS, Farrel sudah dekat dengan mereka. Kehilangan teman dekat itu seperti kehilangan salah satu keluarga. Rasanya sakit, namun harus diobati dengan kesabaran.
"Farrel pindah ke mana Mrs.? Tanya salah satu dari 40 siswa yang ada di kelas.
Setelah pertanyaan itu terucap, suasana kelas kembali hening. Semua mata kini tertuju kepada guru yang sedari tadi hanya duduk di kursi guru tersebut.
"Dia pindah ke Jepang." Jawab Mrs. El dengan santainya. "Maaf banget saya baru memberitahukan ini kepada kalian." Lanjutnya dengan nada memohon. "Hari-hari sebelumnya, saya sibuk dan saya lupa. Jadi, maaf banget kalau kalian marah."
Seisi kelas kembali bising dengan ocehan mulut mereka yang tidak bisa didengarkan satu per satu. Lama-kelamaan, Mrs. El terlihat tidak senang dengan suasana kelas seperti ini. Akhirnya dia memukulkan penggaris kayu ke papan tulis yang berwarna putih tersebut.
"Sudah-sudah jangan berisik. Kalian masih bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Farrel 'kan di media sosial?" Lanjutnya setelah tiga kali mengetuk papan. "Sekarang, buka buku kalian. Kita akan remedial soal ulangan kemarin. Nilai kalian do, re, mi, fa, sol semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Teen FictionSahabat, ya. Dia adalah orang yang paling nyebelin namun membahagiakan. Bisa membuat kita tertawa, bisa membuat kita sedih, bisa membuat kita gila. Tapi, bagaimana kalau dia pergi meninggalkan kita? Semua berubah karena dia pergi, dan dia datang.