3.

76 8 1
                                        

Diego berjalan memutari komplek perumaha yang pernah Demi tinggali semasa ia kecil. Rumah yang tampak sederhana dan sama dengan foto meyakinkan Diego bahwa ini adalah rumah Demi. Dia keluar dari mobilnya, mematikan rokok yang sudah hampir habis itu.

           Diego menekan bell beberapa kali hinga seseorang lelaki tua membukakan pintu untuknya. Lelaki itu tampak curiga dengan Diego tapi Diego tetap santai dan memberitahu pria itu dia datang dengan maksud baik.

           Pria itu mempersilahkan Diego untuk masuk. Langkah pertama di dalam rumah itu Diego sudah merasa tidak begitu enak rasanya seperti seseorang menaruhkan air yang membuatnya sulit bergerak dan bagaimana hawa rumah ini langsung begitu panas dari pada di luar.

           "Kau merasakannya?" Tanya lelaki itu. "Aku sudah sering merasakan ini sejak membeli rumah ini." Lanjut lelaki itu.

           "Apa kau pernah terasa terganggu oleh sesuatu?" Tanya Diego dan lelaki itu menyender di bangkunya.

           "Setiap malam seperti ada suara seseorang menggaruk tembok perlahan dan juga aku suka mendengarkan ketukan sebanyak tiga kali saat jam tiga pas dan berakhir pukul tiga lewat tiga puluh delapan." Lanjut lelaki tua itu. "Untuk apa kau ke sini?"

           Diego mengeluarkan berkas Demi dari dalam jasnya. Dia menaruh map berwarna biru itu di atas meja ruang tamu. "Aku sedang menangani kasus seorang wanita yang cukup terkenal dan dia pemilik rumah sebelumnya." Ucap Diego lalu mebuka berkas Demi.

           "Orang ini―kau tak tau siapa dia?" Tanya lelaki itu dengan nada bergetar. "Aku bisa merasakan aura negative yang langsung saja muncul ketika kau membuka map itu, apapun itu singkirkan dia dariku!"

           "Baiklah tapi bisakah aku menelilingi rumahmu? Ini untuk membantu penanganan pasien" Tanya Diego dan lelaki tersebuttersenyum mempersilahkan Diego untuk memeriksa seluruh ruangan.

           Diego aegera bejalan menuju semua ruangan. Dia dapat merasakan jika suatu ruangan terdapat sebuah masalah tapi sepertinya untuk lantai pertama tidak masalah. Diego beralih ke lantai dua, dia tak menemukan apapun kecuali foto orang tua Demi dan dia beralih tempat ruang bawa tanah.

           "Hati-hati anak muda, kau ini bunuh diri." Ucap lelaki tua itu seraya Dego menuruni tangga kayu yang berdecit.

Diego menggulung lengan bajunya, hawa di sini tidak seburuk hawa di atas dan itu membuat Diego yakin bawa ada sesuatu yang salah dari rumah ini. Diego memeriksa setiap sisi gudag ini tapi tak ada satupun yang salah dari sini.

"Hey! Apakah kau merenovasi rumah ini?"

"Tidak, aku terlalu tua untuk itu." Balas lelaki itu.

"Seharusnya ada sesuatu di sini..." Balas Diego sembari memukul-mukul dinding. "Aku benar ada sesuatu di sini..."

Diego menendang dinding itu beberapa kali sebelum akhirnya papan kayu yang menytupi sebuah ruangan itu rusak dengan bolongan besar di tengahnnya. Diego mengambil handphonenya dan menyalakan sinar lampu senter ke ruangan yang gelap itu.

"God..." Jackson ketika melihat itu adalah ruangan pemujaan dengan gambar Baphomet serta meja pengorbanan yang berada di tengah ruangan itu.

Diego memasuki ruangan tersebut, terdapat salib gambar terbalik dengan sebuah The Satanic Bible tebal di bawahnya. Diego melihat kitab tersebut, tak salah lagi ini adalah tempat pemujaan setan.

"Jadi bagaimana Demi bisa terkait dengan semua ini, apakah dia pengikut gereja setan atau―"

"Anak muda apa yang kau temukan?" Tanya lelaki itu.

"Bukan sesuatu yang ingin kau lihat..." Balas Diego yang terus membuka halaman demi halaman kitab itu.

Diego kembali menjelajahi tuangan tersebut, terdapat sebuah pisau dengan bentuk khusus dan juga terdapat garpu lilin. Diego kembali keluar dan berjalan menuju lantai atas, Diego akhirnya tahu mengapa Demi seperti sekarang tapi alasannya adalah apa Demi tahu rumah masa kecilnya itu adalah tempat pemujaan setan.

"Hei Paman, aku pulang dulu." Diego terdiam dan melihat seisi rumah. "Paman?!"

Diego menyusuri setiap ruangan dan tak menemukan lelaki tua itu di mana saja sampai akhirnya dia menemuka lelaki tua itu berdiri di dalam kamarnya yang gelap sembari melihat ke atas dinding.

"Paman, kau baik-baik saja?" Tanya Diego berjalan perlahan menghampri tubuh lelaki itu. "apapun yang kau pikirkan jangan di lakukan. Aku tahu ada sesuatu yang besar di sini―"

"Kau harus melihat apa yang aku lakukan terhadap orang yang tak menaati perintah..."

"Kembalikan tubuh dia jika kau kesal karena aku mengacak tempatmu kau bisa marah kepadaku, bukan dia..."

Paman itu terdiam lalu dia memutar tubuhnya mengarah Diego. "Apapu yang tidak mengikuti perintah harus di musnahkan dan ini akan terjadi pada temanmu, jadi lihatlah ini baik-baik..."

Kobaran api langsung menyala di seluruh tubuh lelaki tua itu, dia tetap berdiri sembari merentangkan kedua tangannya.

"NO!!!!" Seru Diego.

"Tak ada kekuatan di bumi yang bisa menghentikan ku, mau itu kau atau orang lain."

Tubuh Diego kembali terlempar keluar, pintu kamar tersebut tertutup. Diego berusaha membukan dengan menendang atau memukulnya tapi tidak ada yang dapat di lakukannya. Seketika jeritan lelaki tua itu terdengar dan yang bisa Diego lakukan adalah menangis.

"Aku doakan arwahmu tenang, maafkan aku."

(A/N bakal ada beberapa part lagi. So, hal-hal yang berbau mistis di sini gue dapatkan dari hasil menonton film dan juga baca tentang hal-hal yang menyangkut Lucifer di Internet.

Apapun agama kita gue hanya mau bilang "Semoga Tuhan menjauhkan kita dari hal berbau seperti ini." serta hal-hal musyrik lainnya.)

Possessed [lagi mau di edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang