1.

88 8 6
                                    

Suara gonggonan anjing tetangganya masih terdengar di ruang kerja Diego walaupun agak samar. Diego menuangkan whiski kedalam gelas dan menengguknya sembari membaca catatan kejiwaan yang pernah dilakukan Demi di panti rehabilitasi.

Dia membalik kertas demi kertas untuk menemukan jawaban tapi tidak ada yang berhasil menyenangkan hatinya. Diego menaruh kertas tersebut ke meja kerjanya kembali dan melihat perapian yang berada di sebelah kanannya.

Dia termenung dan mengingat bagaimana bisa dia berada di posisinya sekarang. Saat itu dia masih cukup kecil untuk melakukan ritual pengusir roh jahat tetapi menjadi pengusir roh jahat adalah darah yang mengalir di dalam keluarganya dari generasi ke generasi. Itu sebuah hadiah dari Tuhan karena Diego hanya perlu menyentuh tubuh seseorang untuk mengusir roh tersebut sampai akhirnya suatu terjadi padanya beberapa tahun yang lalu.

Seorang pasien yang dirasuki oleh roh wanita jahat bernama Hailey ingin sekali mengambil tubuh pasien Diego. Awalnya mudah, Diego hanya harus menyentuhnya saja untuk menghilangkan energi negatif dari tubuh pasiennya tapi tidak ketika Diego lengah dan di saat itu pasiennya―tanpa kesadaran―membuat tanda kerja sama atara dia dan juga roh itu.

           Semua usaha sudah dilakukan, Diego mengeluarkan seluruh kemampuan yang tersisa tapi nyatanya dia tak bisa melakukan hal yang lebih hingga saat itu terjadi saatnya pengorbanan. Sang roh akan menumbalkan korban dengan kematian yang mengerikan dan kini Diego mengalami hal itu kembali.

           Diego melihat surat-surat dan berkas-berkas di atas meja kerjanya. Dia melihat foto profil Demi yang tampak biasa saja. "Apa yang membuat Ross begitu menyukaimu?"

___________

           Diego terbangun di atas meja kerjanya, dia kini kembali tertidur di atas meja kerjanya sama seperti dahulu. Diego menutup botol wiskinya dan berjalan keluar menuju kamar mandi untuk membuang air kecil. Dia berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air, memenuhi kebutuhan tubuhnya yang sedang dehidrasi.

           "Jeez...!" Seru Diego terkejut ketika Demi muncul begitu saja di depan tubuhnya. "Kau mengagetkanku. Bagaimana dengan isitahatmu?"

           Demi terdia tetapi mulutnya bergerak seakan dia berbicara dengan orang lain. Demi segera melewati tubuh Diego dan berjalan menuju ruang tamu. Dia duduk di sofa merah kecoklatan dan mulai melakukan hal aneh itu lagi, mengayunkan tubuhnya ke depan atau kebelakang.

Diego berjalan kearahnya dan segera duduk di sebelah Demi. Dia melihat tatto Stay Strong yang beradadi pergelangan tangannya tapi Diego berpikir tato itu tak berguna terlebih tato cross yang berada di dekat jari kelingkingnya.

"Demi, kau bisa mendengarku?" Tanya Diego dan Demi tetap mengacuhkannya. "Demi bicaralah sesuatu.

"Darah... ada darah." Ucap Demi sembari menutup kedua telinganya.

"Darah di mana Demi?"

"Di tanganku, di tanganku!!!" Teriak Demi dan dia menggila.

Demi memberontak dan berteriak dengan kencang. Dia mulai mencakar wajahnya sendiri, Diego yang mempunyai tanggung jawab kini memegan tangannya dan mencoba menghentikan Demi tapi Demi terus melakukan itu hingga luka merah dan bercak darah keluar perlahan.

"Aku akan membunuhmu!" Seru Demi berteriak di depan wajah Diego. "Hahaha..." Lanjutnya tertawa.

"Demi sadarlah!" Bentak Diego dan kini Demi berhenti. "Baiklah, sekarang bernafas dengan tenang."

Setelah menajdi cukup tenang, Diego membawa Demi keruang kerjanya. Dia menyuruh Demi untuk duduk di bangku yang berada di depan meja kerjanya. Diego melihat Demi yang tampak terdiam sembari merundukan kepalanya, Diego tahu bahwa jiwa yang bernama Ross ini pasti menginginkan Demi untuk sesuatu karena jika tidak Ross bisa mengincar jiwa yang lain bukan dia. Diego berpikir mungkin Ross dikirim oleh seseorang yang tak menyukai Demi.

"Demi, lihat aku?" ucap Diego sembari bertekuk lutut di depan tubuh Demi. "Apakah ada orang lain yang tak menyukaimu?"

Di dalam ketakutan dan kepanikannya Demi menggeleng kepalanya, Diego menarik nafas panjang dan berpikir ini sia-sia karena dia bisa saja sedang berkomunikasi dengan jiwa lain di dalam tubuhnya. Diego memegang tangan Demi dan melihat kedalam matanya yang dihuni oleh ketakutan.

"Aku harus berbicara denganmu empat mata Demi, kau bisa menyuruh teman-temanmu keluar? Aku harus tau akar permasalahannya." balas Diego.

"Kau tak bisa menghubungi anak ini..."

"Siapa kau?" Tanya Diego.

"Jotum..." balasnya kini dengan tatapan datar.

"Kenapa selalu kau yang berbicara padaku mana temanmu yang satunya lagi? Apakah kau yang menguasai tubuh Demi?" tanya Diego.

Demi terkikih lalu dia mendekatkan wajahnya ke arah Diego. "Demi yang menyuruh kami untuk menggantikannya. Dia berada di tingkat terdalam di dalam tubuh ini, kau tak akan bisa menyuruhnya keluar."

"Kau anak buah Ross?"

Demi tertawa lalu ia menyenderkan tubuhnya kembali ke bangku. "Kami bekerja dengan Ross tapi bukan berarti kami harus patuh padanya. Kami bertemu dengan Demi lima tahun yang lalu dan dia membuat perjanjian dengan kami."

"Kau sudah menandai dia?" tanya Diego.

Demi tertawa. "Dia sudah membuat perjanjian dengan kami sejak lama, kami tak membutuhkan sigil untuk menandainya. Tubuh Demi adalah tempatnya kami bernaung dan Demi pemilik tubuh ini memilih untuk bersembunyi di dalam kegelapan tubuhnya."

Diego melihat wajah Demi. "Aku ingin berbicara pada dirinya sekarang juga!"

"Tidak bisa anak muda maafkan aku..." ucap Demi.

"Kalau begitu aku akan masuk kedalam tubuh Demi."

Demi termegun lalu dia tertawa dengan kencang. "Tubuh yang kosong adalah tubuh favorite kami."

"Tubuhku tidak akan kosong, kau tak boleh melupakan salah satu penghuni di rumah ini. Dia yang akan mengisi tubuhku." Balas Diego lalu ia berdiri.

Demi mengangkat wajahnya dan melihat Diego yang menggulung lengan kemajanya. Diego menggosok telapak tangannya dan pelahan ia memegang kepala Demi. Kedua ibu jarinya menggambar sesuatu di wajah Demi dan setelah itu ia meletakan kedua ibu jarinya di atas kelopak mata Demi. Diego menarik nafas panjang dan menutup matanya, hawa hangat yang mengelilingi tubuh Diego berubah menjadi dingin dan mengerikan.

Diego membuka matanya dan tersadar dirinya kini sedang berada di sebuah koridor yang gelap, satu-satunya yang bercahaya berasal dari dirinya. Rintihan dan teriakan terdengar menggema di koridor ini.

"God, kau bukan hanya punya banyak fans. Kau mempunyai banyak penunggu di dalam dirimu." balas Diego dan dia mulai berjalan menyusuri koridor kelam itu.


(A/N : Menurut kalian Demi kenapa?? Kenapa Demi jadi kerasukan gitu dan kejar-kejar Ross?? Gue mau tau imajinasi kalia. Btw baca "The Blind Girl" di Storial.co/profile/sprousepaxck )

co/profile/sprousepaxck )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Possessed [lagi mau di edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang