Part 2

163 53 16
                                    

Unexpected

Siang hari saat semua penghuni rumah kembali ke rutinitasnya, Desdemoni keluar rumah dan pergi ke pasar. Kakinya menyusuri blok - blok perumahan tempatnya tinggal. Tempat itu sangat nyaman, tidak ramai dan banyak pohon disekeliling jalan. Rumah - rumah di sekitar blok itu juga bagus dengai desain yang hampir mirip satu sama lain. Tanaman - tanaman hias yang tumbuh di setiap pekarangan rumah menambah indah pemandangan sekitar. Lingkungannya juga tenteram dan bersih, membuat Desdemoni betah tinggal disitu.

Dulu ia punya tetangga yang sangat baik padanya, mereka adalah sepasang suami istri bernama Mr dan Mrs. Harrington yang hanya tinggal berdua karena anak - anak mereka sudah berkeluarga semua. Biasanya kalau semua orang rumah sudah kembali melakukan kegiatan mereka, Desdemoni akan berkunjung kerumah tetangganya itu dan berbincang ringan dengan mereka, Mrs. Harrington akan membuatkannya kue jahe dan segelas teh hangat. Ia sangat menyayangi mereka bagai orang tuanya sendiri, namun beberapa bulan lalu sepasang suami istri tersebut dipindahkan ke rumah yang lebih dekat dengan anak sulung mereka.

Jadi mereka mengucapkan selamat tinggal pada Desdemoni dan berharap akan bertemu lagi dilain waktu, sedikit sedih rasanya Desdemoni untuk melepaskan mereka karena mereka adalah tetangga sekaligus teman baik yang pernah Desdemoni punya. Tapi Desdemoni tahu bahwa akan lebih baik kalau mereka tinggal dekat dengan anak dan cucu - cucu mereka yang bisa mengurus mereka kapan saja.

Desdemoni kembali berjalan keluar perumahan itu menuju pasar, ia keluar untuk membeli beberapa bahan makanan disana. Sesampainya dipasar, diraihnya beberapa bahan makanan untuk mengisi kulkas mereka yang hampir kosong.

"Berapa harga semuanya?" tanyanya pada seorang penjaga kasir. Wanita itu memiliki paras yang cantik dengan rambutnya yang kemerahan, namun wajahnya menyiratkan kelelahan. Tetapi ia tetap memaksakan untuk menyunggingkan sebuah senyum kecil. Setelah ia mengatakan harganya sambil membungkus bahan - bahan tersebut kedalam kantong belanja, Desdemoni merogoh saku roknya dan menyerahkan beberapa lembar uang pada kasir itu.

"Terima kasih, semoga harimu menyenangkan." kata kasir itu dengan nada monoton. Sepertinya seseorang sedang tidak dalam keadaan yang begitu baik.

"Kau juga." Jawab Desdemoni dengan senyum hangat diwajahnya. Ia berharap apapun yang sedang dialami kasir tersebut dapat diselesaikan.

Keluar dari pasar, dilihatnya beberapa kedai yang terdapat dipinggir jalan. Ia mampir di salah satu kedai kopi disana, ia duduk didekat jendela dan melihat orang - orang berlalu lalang dijalanan. Ada yang sedang berbicara ditelpon, ada yang berjalan dengan anak mereka, atau hanya sekedar berjalan santai sambil melihat pemandangan sekitar. Desdemoni sangat jarang keluar rumah, jika dihitung dalam sebulan ia hanya akan keluar rumah dua kali, namun terkadang tidak sama sekali. Itulah mengapa ia tidak begitu tahu - menahu keadaan diluar sana.

"Selamat siang, anda ingin pesan apa?" seorang pelayan berbalut seragam kedai ini menghampiri Desdemoni dengan senyum.

Ia membalas senyumnya. "Aku ingin memesan segelas cappuccino dingin." Jawab Desdemoni.

"Baiklah. Pesanan anda akan siap dalam 3 menit." Ujarnya kemudian berlalu pergi.

Desdemoni tidak memiliki uang untuk membeli kopi ini, tapi kebetulan ada sisa kembalian ia belanja tadi jadi akan dia gunakan saja. Bibi Petunia hanya akan memberikannya uang jika ia hendak membeli bahan makanan, selain itu ia tak pernah diberi uang. Tak lama kemudian, pelayan itu kembali dengan kopi pesanannya.

"Selamat menikmati."

"Terima kasih."

Setelah menikmati kopinya, ia meninggalkan uang diatas meja dan berjalan keluar kedai. Dengan membawa belanjaannya tadi, tak terasa kakinya membawanya kedepan sebuah gedung besar. Sebuah gedung perusahaan lebih tepatnya. Gedung itu sangat megah dengan arsitektur yang kokoh. Dilihatnya tak jauh dari pintu masuk gedung tersebut ada sebuah palang pengumuman yang mengatakan bahwa mereka sedang mencari seseorang untuk dijadikan pegawai. Desdemoni mendekat kearah palang itu dan membaca kriterianya, ia merasa cocok dengan pekerjaan itu, walaupun ia tak melanjutkan kuliahnya, namun ia yakin dapat mengisi tempat itu.

Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang