01

433 21 20
                                    


"Dia terlalu banyak bertingkah buruk Jack!"ucapku antusias sambil meminum secangkir teh hangat. Ku pikir ini tidak buruk jika menceritakan ulah Brenda padanya. Brenda selalu mencari masalah dengan para tetangga jadi tak akan masalah baginya jika aku menjelaskan kepada anak kepala frat house ini.Well jack adalah temanku yang boleh memberiku tinggal di frat house.


"Sudahlah biarkan saja, tidak ada gunanya kau bicara seperti itu PENNY, ini Los Angeles"kata-katanya yg membuatku kaget seolah menusuk di dada

"Jangan menyebutku dengan nama itu lagi, panggil saja aku PERRIE" aku menekan kalimat itu dengan baik baik dan menatap wajahnya dengan tangan kirinya yang menggaruk gatal rambut birunya yang semakin hari semakin memanjang padahal aku tau itu tidak gatal

"Well aku akan pergi, setelah ini Vaness,Maddy,dan Casyna akan pulang belanja"

Mereka bertiga juga temanku dan Jack. Bahkan kami satu kamar berempat. Jack yg mengenalkanku pada mereka. Mereka jauh lebih baik dari Brenda dan temannya itu yg membuatku merasa pusing setiap berpesta di malam hari.

"Perrie!" Ucap seseorang dibalik pintu kamar yg kurasa pasti mereka sudah pulang.

Aku menganga lebar ketika bukan temanku melainkan Brenda dan teman-temannya itu. Penampilan mereka seperti wanita jalang yang sedang mabuk. Mereka membawa alkohol dan datang kemari.

"Mari kita bersenang?"ucap Brenda sambil menyodorkan sebuah gelas yg kurasa berisi alkohol.

"No Brenda, aku tidak mau dan jangan memaksaku untuk meminumnya. Aku bukan tipe sepertimu jika bersenang- senang"amarah tak bisa kutahan, tentu saja aku tidak suka aroma alkohol yang menyengat dari mulutnya. Akan tetapi aku berusaha untuk menyuruhnya pergi secara halus.

"Kami hanya mengajakmu untuk mengobrol saja, lagipula kami tidak mau bertengkar"ucap salah satu temannya yg bisa dibilang cantik dengan tatapan sinis yang mereka perlihatkan kepadaku.

Aku langsung menutup pintu kamar dan pergi ke ruang tv untuk melihat siaran.
"Setidaknya jangan marah, sabar perrie sabar!!"ucapku sambil mengulang kata kata itu seperti mantra.

Lalu aku memencet remote tv

"Perr?? ucap seseorang memecahkan lamunanku yg sedang melihat tv sambil melamun.

"Kenapa kau melamun perr, aku sudah mengetuk pintu berkali kali tapi kau tidak membukanya, untung saja aku membawa kunci pintu kamar cadangan"ucap Maddy yg tengah pucat melihatku, dia bahkan berbicara tanpa titik koma sekalipun.

"Aku hanya lelah saja menghadapi me.. ujian kurasa? ucapku sambil memijat kepalaku

"Benar kau hanya lelah? Aku bisa melihatmu berbohong perr? sambil menaruh tasnya di meja

"Tidak, aku terlalu lelah untuk belajar dan mengarang novel"

"Dimana Vanes dan Casy? ucapku sambil mengganti topik pembicaraan dengannya tadi.

"Dia pergi ke suatu tempat, kurasa dia akan kembali. Aku akan ke dapur Perr"

Aku segera menuju kamar kami yg bisa dibilang memang kecil. Hanya ada 2 kamar saja yg agak lebar. Bahkan kami tidur berdua dan mengubah gaya tidur menjadi sempit bagi kami. Aku langsung terlentang di kasurku, kepalaku rasanya mau pingsan. Dan tiba tiba rasa pening di kepalaku ini yg sekarang aku alami, namanya STRESS

Aku terbangun di sore hari, ini bisa membuatku merasa nyaman karna rasa pusingku sudah tidak ada. Lalu aku melihat kasur Casy dan Vaness tidak ada orangnya. Sedangkan aku tidur bersama Maddy.

"Maddy, where are you? Ucapku sedari menuju dapur yg kurasa ada Maddy

"Hai perr!! Kau sudah bangun, aku sedang membuat pasta untukmu dan ingin membawakan kotak obat, sepertinya kau sudah sembuh??"ucapnya sambil memotong tomat

"I'm okay madd, kubilang aku hanya lelah saja seharian ini"ucapku sambil mengambil piring di raknya

"Vaness dan Casy belum pulang???tanganku memberikan 4 piring di tangannya

"Mereka sedang melihat tv" ucapnya sambil menerima piring yg ku beri

"Maddy, aku tau kau tidak bisa memasak jadi aku akan membantumu" ucapku sambil merebus air

"Thanks perr, kau tau kan aku tidak bisa memasak. Aku hanya membebanimu meskipun kau sedang sakit"ucapnya dengan wajah bersalah

"Tidak usah seperti itu madd, kita tinggal bersama sama dan karna itu aku hanya ingin membantumu memasak, dan kau juga sering meringankan beban kami bertiga"ucapku sambil memasak saus

Maddy sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri, lagipula aku senang membantu mereka. Rasanya begitu nyaman bersama orang yang tidak ku kenali beberapa bulan tetapi kami menjadi dekat dan itulah yang dinamakan persahabatan

"Makanan sudah siap, pergilah Maddy bawakan pasta ini kepada mereka dan bilang bahwa kau yg membuatnya ya?" Ucapku mantap

"Tapi ini masakanmu perr, aku tidak mau berbohong"ucapnya

"Sudah bawakan saja, aku akan beres beres sebentar di dapur"ucapku dengan menaikkan senyumku padanya

Lalu maddy membawa pastaku. Semoga saja Maddy diberi pujian oleh Van dan Casy. Aku berharap mereka menilai pasta itu masakan Maddy, meski pada awalnya harus berbohong. Tapi boleh di coba

"Wow pasta!!! Ucap casy
"Siapa yang membuatnya?"tambahnya

"Eh.. ya aku yang membuatnya belum lama ini perrie mengajarkanku caranya" ujar maddy terlihat gugup

Maddy langsung menyodorkan piringnya dan aku langsung menemui maddy dengan waktu yg lama untuk membawa teh hangat.

Kami berempat sudah berada di ruang makan, aku sangat senang bersama mereka.

"Apa jack datang pagi ini?"kata van tiba tiba

"Dia datang tapi hanya mampir untuk minum teh saja, Ada apa?"ucapku sambil melahap pasta

"Biasanya dia membawakanku uang dari orang tuaku di bank, tapi kukira mereka belum mentransfernya" aku terperanjat kaget sekaligus tak percaya dengan omongannya

"Kenapa kau tidak memberitahu kami van?
Ujar kami bertiga sentak kaget

"Ku pikir dengan beberapa hari lagi aku akan mengumpulkan uang untuk biaya kebutuhan, aku merasa sangat pusing dengan ekonomiku dan belum lagi jika aku membeli buku buku"

Kami pun tersenyum bangga kepada van yg kukira pada awal bertemu dengannya dia anak yg memikirkan diri sendiri, nyatanya tidak. Aku beruntung memiliki teman sepertinya.

"Aku sudah selesai, aku harus pergi ke dapur"ucapku berjalan gontai menuju dapur sambil membawa piring kotorku.

*Maddy's Pov
Aku rasa perr menyembunyikan sesuatu dariku. Tidak biasanya dia langsung pergi begitu makannya selesai,biasanya dia selalu menunggu kami makan hingga habis.Vaness tiba tiba berdehem kepadaku lalu melirik mata ke arah perr.

"Entah, aku tidak tau?? Ucapku sambil memakan pasta

Aku rasa brenda mencari gara-gara dengannya. Dia selalu berbohong pada kami. Seharusnya dia bisa menceritakan semua masalah yang terjadi, aku harus mencari kebenarannya.

TO BE CONTINUED!

Vote and comment:) So sorry klo ada typo maklum ek gamau cek dri atas lgi. What???? Perrie berbohong trus sama temennya dan maddy ngapain hbis gini,, tungguin eps berikutnya.
++500 VOTES til the next chap and COMMENT :p

Xx, slsbljepsen





CASTING
Perrie louise edwards (Penny edward)
Zayn javvad malik (zayn malik)
Maddy thriella (chloe moretz)
Vaness annabeth (jesy nelson)
Casyna lawqie (jade thirlwall)

PERRIE STORY OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang