(Arga POV)"Gimana tadi rasanya dipeluk sama Bram?" Tanyaku ketus kemudian menoleh sekilas kearah Nindy lalu kembali fokus dengan jalanan yang ada didepanku.
Nindy hanya mengerutkan keningnya mendengar pertanyaanku barusan, lalu tertawa terbahak-bahak. Memang apanya yang lucu dari pertanyaanku tadi? Bantinku, lalu menoleh sekilas kearahnya yang masih tertawa. "Rasanya gimana?" Tanyaku sekali lagi masih dengan nada ketus sambil mempercepat kecepatan mobilku.
"Kamu kenapa sih? " Tanya-nya balik. Huhhhhhh nyebelin, gak peka banget sih. "Oh kamu cemburu???" Lanjutnya disertai tawa kecil.
"Udahlah jawab aja Nin. Gimana rasanya. Oh atau kamu suka sama Bram?!!" Kataku kali ini aku menoleh menatap tajam kearahnya tanpa memperhatikan jalanan. Bukannya takut akan tatapanku, Nindy malah menghiraukanku dengan melihat arah jalanan.
"Argaaaaaaa!!!!!!!" Pekiknya menyadarkanku dari tatapan tajam yang kuberikan kepadanya lalu kembali menatap jalanan, betapa kagetnya aku melihat sebuah mobil box dari arah lawan yang kehilangan kendali.
Aku yang mulai panik pun langsung membanting stir untuk menghindari mobil box itu. Aku berhasil menghindari mobil box itu, tapi naas mobilku malah menabrak sebuah pohon besar yang menyebabkan kaca mobilku pecah mengenai mataku yang membuat aku tidak
bisa melihat apa yang ada."Arga...." Aku samar-samar mendengar suara Nindy, tapi entah dimana dia berada. Saat ini mataku sangat sakit dan aku tidak bisa melihat apapun. Aku berusaha mencari Nindy dengan mempertajam pendengaranku menuju arah datangnya suara itu.
Aku berjalan terseok-seok menuju sumber suara tersebut. "Argaaaa...." Suara itu semakin dekat, aku segera mempercepat langkahku, namun sialnya aku malah jatuh. Aku berusaha bangkit, namun selalu gagal.
Akhirnya aku bergerak merangkak menuju suara itu
"Argaaa... aku disini.." Suara itu lagi, kali itu terdengar sangat dekat, seakan-akan sumber suara itu ada didepanku.Aku merasakan sebuah tangan berlumuran darah mengelus pipiku dengan lembut, "Arga...aku saaa-yang ka-kamu, aku per-giii...."
***
(A/N : akhirnya publish juga, gimana pendapat kalian sama prolog-nya? Comment ya. Vomment ditunggu.
One more, selamat menjalankan ibadah pusa.
See you next chapter)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player Heart [Slow Update]
Fiksi RemajaSeharusnya aku mempercayai karma. Seharusnya aku mendengarkan pesan Nindy yang disampaikannya lewat mimpi itu. Seharusnya aku membuka mataku untuk melihat masa masa indah yang telah kita lewati. Seharusnya aku tak boleh mempermainkannya setelah aku...