Jean's POV
"Jean!" Diana mengangetkanku pagi ini di koridor depan kelas.
"Di, please deh nggak usah nganggetin juga kali!" Umpatku kesal.
"Habisnya kamu melamun, 'kan nggak boleh melamun pagi-pagi."
Oke aku akui, aku sedang melamun tadi. -uhmm ralat, bukan melamun. Aku sedang melihat masa depanku, Pangeran Caspian. Dia begitu menawan pagi ini. Sampai-sampai mataku tidak bisa berhenti menatapnya. Ya! Aku jatuh cinta padanya.
Oh ayolah Cas, tataplah aku sebentar saja.
Aku butuh lirikan matamu itu.
"Aw!" Aku cepat-cepat membalikan badanku. Bukan apa-apa tapi baru saja Caspian mengalihkan pandangannya padaku.
"Kenapa, Jet?" Tanya Diana yang ikut terkejut.
It's Jean!
"Itu anu... hm anu... Ituloh, Di... si anu... anu... dia anu..."
"Arghhh! Kau ini anu anu terus. Ngomong yang jelas dong!"
"Ih, ituloh tadi Caspian lihat aku."
"Oh Caspian... Hah Caspian?" Dia membulatkan matanya tidak percaya. Kedua tangannya di pundakku seperti akan mencekekikku.
Begitu polosnya aku menjawab, "Emang kenapa?"
"Kata orang, kalau kamu lihatin cowok dan dalam waktu kurang dari 30 detik dia lihatin kamu, tandanya dia juga suka sama kamu, Jet!"
Seriously? Oh no way!
Aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa Caspian juga menyukaiku.
Aku ingin terbang dan memeluknya sekarang!
Aku berjalan meninggalkan Diana untuk masuk ke kelas karena Bel mulai terdengar. Aku dan Diana tidak berada dalam kelas yang sama. Dulu ketika berada di Middle-School dan kelas 1, dia memang teman sekelasku. Meski Irene yang selalu menjadi teman sebangkuku. Diana sering duduk dengan Amber atau Charlie yang kini menjadi teman sekelasnya.
Pelajaran hari terasa membosankan. Ingin rasanya aku segera keluar kelas dan melihat dimana dan sedang apa Caspian-ku. Aku ingin menghabiskan hariku bersamanya. Ya ini hanya angan-angan orang culun yang sedang menggilai pria tampan.
No! Aku bukan orang culun!
Hanya saja, aku tidak setenar Caspian, dan teman bandnya. Atau Amber si calon ketua OSIS dengan segala style-nya. Aku hanya setitik air di atas daun talas. Yang tidak tahu kemana arahnya.
Namaku tidak pernah terpajang di papan pengumuman, mungkin karena aku memang tidak punya bakat apapun. Aku tidak pernah dikenal dan dilihat. Terutama Caspian. Aku tidak yakin dia mengenaliku. Karena aku tahu dia hanya kenal gadis-gadis yang populer dan yang satu klub dengannya. Contohnya Diana.
Bel berkumandangan lagi. Kali ini bel pulang sekolah. Cepat-cepat aku berlari menuju kelas Kian tanpa menghiraukan Irene maupun Diana karena aku ingin segera pulang. Berada di sekolah terlalu lama membuatku semakin gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculous Love
Teen FictionJean gadis berusia 17 tahun terjebak dalam susuatu cinta yang gila sekaligus membingungkan. Dia menyukai dan mengagumi teman sebayanya, Caspian. Untuk mendapatkan simpatinya Jean dibantu Marco, tetangga barunya yang berusia 3 tahun lebih muda dariny...