Part 22

739 59 11
                                    

Setelah beberapa lama di Bali, mereka semua pun pulang. Nabil menyeret kopernya ke depan dan memasukkannya ke mobil sewaan. Nobi tampak sudah membawa semua perlengkapan bersama Sinka yang sudah resmi menjadi Istrinya.

Setelah semuanya siap dan tidak ada lagi yang tertinggal mereka pamit pada orang tua Nobi. Akhirnya mereka langsung pergi ke bandara dan mengejar pesawat pulang. Nabil menggandeng tangan Gaby erat sambil menggendong Ayana.

"Seru banget nih di Bali. Jadi gak mau pulang." Seru Jojo.

"Tenang Bli. Nanti kita cari waktu lagi deh biar bisa kesini." Hibur Nobi.

"Cakep tuh. Nanti kasih tahu lagi ya." Sahut Nabil.

"Siap Bli."

"Ya udah ayo ke dalem. Nanti kita ketinggalan pesawat lagi."

Mereka segera masuk ke dalam dan memasuki pesawat setelah menjalani pemeriksaan tiket dan tubuh. Gaby mulai terpesona dengan Nabil. Tapi matanya masih tertuju pada seseorang. Dia masih menatapnya penuh harap.

Nabil yang tidak menyadari Gaby sedang tersenyum selain pada dirinya membalas senyuman manis Gaby. Gaby langsung menatap Nabil dengan menunjukkan senyum paling sumringah. Dia juga mengelus rambut panjang Gaby dengan lembut.

Munafik kalau Gaby tidak tersanjung dengan perlakuan lembut Nabil. Tapi hatinya masih tertambat padanya. Seperti biasa mereka kembali duduk berpasangan. Setelah menunggu beberapa lama. Pesawat langsung take off.

Selama pesawat lepas landas mereka semua tertidur. Hanya Shania saja yang kesulitan memejamkan mata. Dia mengingat curhatan Gaby tentang kegundahan hatinya. Gaby menceritakannya saat mereka baru sampai di Bali dan menata koper mereka divila. Shania kembali mengingatnya sambil merenung.

Flashback

Sesampainya divila milik Nobi, Shania membuka pintu kamar yang dijadikan kamarnya dan Gaby. Dikamar sebelah kamar mereka ditempati oleh Veranda, Sendy dan Ayana. Gaby yang kelelahan langsung berbaring diranjang. Sementara Shania membereskan kopernya dulu.

Gaby menatap Shania yang sedang membereskan kopernya dan koper milik Gaby. Karena tubuhnya juga sudah lelah, Shania langsung membaringkan tubuhnya yang besar dan jangkung disebelahnya. Gaby masih menatap Shania intens sampai Shania menoleh.

"Kenapa Gab?" Tanya Shania.

"Shan, apa salah ya?" Tanya balik Gaby.

"Maksudnya?" Shania bingung.

"Aku masih cinta sama mantan aku. Tapi nabil sekarang dateng ngasih perhatian dan rasa nyaman ke Gaby."

"Kamu masih cinta sama mantan kamu?"

"Iya Shan. Sangat."

"Aku gak tahu siapa mantan kamu Gab. Siapa mantan kamu?"

Dia ada disini Shan. Batin Gaby.

"Rahasia." Sahut Gaby akhirnya.

"Dasar. Tapi dia masih mau gak sama kamu?" Tanya Shania.

"Udah pasti gak Shan." Kata Gaby pedih.

"Ya udah kamu gak usah berharap lagi sama mantan kamu. Ngapain juga kamu masih berharap sama dia."

"Tapi aku masih cinta sama dia."

"Lebih baik buat kamu liat ke depan Gab. Aku yakin kok Nabil bakal jadi laki-laki yang tepat untuk kamu. Ya walaupun aku gak tahu dia udah nembak kamu apa gak."

"Aku harap begitu."

"Ya udah kita tidur aja deh. aku masih jet lag nih."

"Aku juga."

4 Sekawan Koplak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang