BAB SATU

4.6K 587 192
                                    

Daniella Bestaen Tjahnawirenata adalah putri kedua sekaligus cucu perempuan ketiga dari pasangan Enielen Tjahnawirenata dan juga Adiwasna Shan Tjahnawirenata yang dimana merupakan penemu dan pemilik Tjahwirta Corp. yang lebih dikenal sebagai Perusahaan minyak bumi terbesar kedua di seluruh Asia dan pertama di Asia Tenggara. Bukan hanya karena itu, semua masyarakat Indonesia tahu bahwa setiap orang yang menyandang nama Tjahnawirenata ini merupakan orang-orang dengan berkepribadian baik dan juga cara bertutur kata yang santun sehingga mereka cukup dipandang tinggi oleh publik, namun salah satu cucu perempuannya hari ini membuat publik ragu akan statement itu.

Hanya cukup dua kata yang ia katakan kepada pria yang menjadi pasangannya di acara grandmamma-nya malam ini yang akan membuat ratusan media menuliskan ribuan artikel mengenai hal ini. Sebab ia berkata, "Gaun anjing. "

Seluruh tamu yang hadir di acara malam ini menengok ke wanita itu yang tengah menarik gaun bewarna merah yang merupakan pilihan terbaik mama-nya untuk Daniella kenakan sebagai penyambut tamu di acara malam ini.

Pasangannya, Jonathan Horserverbeck sedari tadi telah menyadari ketidaknyamanan wanita itu dengan gaun yang ia kenakan malam ini, namun suara yang menggema di seluruh sudut gedung membuatnya dengan secepat mungkin menekan tombol off pada mikrofon yang sudah menempel di gaun wanita itu sejak setengah jam yang lalu, kemudian ia berujar, "Mikrofon lo masih hidup, Dani."

Dani teringat kemudian ia menutup matanya dan berdecih kesal mengetahui bahwa ia baru saja melakukan hal yang ceroboh sekaligus bodoh yang membuat Jonathan ingin menertawainya namun tidak bisa ketika ia melihat Enielen, sang pemilik acara malam ini yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Kita pulang sekarang aja ya Jo." kata Dani yang masih sibuk memperbaiki kabel mikrofonnya yang terletak di belakang gaun hitamnya, dan wanita itu tidak menyadari kedatangan Grandmamma-nya sebentar lagi.

"Too late Dan, Too late—Enielen sedang berjalan ke arah kita, sebaiknya lo perbaiki posisi berdiri lo sekarang juga."

Mendengar itu Dani langsung mengabaikan kabel mikrofonnya yang masih menjuntai menyentuh betis kakinya kemudian ia berbalik dengan cepat dan menerima genggaman tangan Jo. Ia tersenyum sembari memberi sedikit lambaian tangan pada Grandmamma-nya dengan senyuman di wajahnya.

Sesampainya Enielen di depan mereka, Jonathan langsung menyapanya,
"Good evening, Enielen."

Wanita dengan gaun hijau tua menawan itu pun tersenyum pada pria yang sudah sangat ia kenal itu kemudian menatap cucunya dan berkata, "Good evening you two."

Daniella memberi senyumannya sebelum ia membalas, "Hello Grandmamma, I am not late this time, karena Jo bilang Dani harus sesekali tidak membuat Grandmamma kesal sebab Grandmamma sudah tua dan—"

Jonathan mengeratkan genggaman tangan mereka hingga Daniella menatapnya bingung. Padahal di sisi lain Jo berusaha untuk memberinya tanda bahwa apa yang baru saja wanita itu katakan hanya akan memperburuk keadaan yang telah terjadi namun Dani tidak menangkapnya dan malah membalas dengan mencubit telapak tangannya.

"Indeed, tetapi kau memberi tiga puluh media yang meliput acara hari ini bahan untuk artikel mereka besok atau mungkin dalam satu hingga dua jam ke depan. Apa opini publik nantinya setelah mengetahui hal ini?"

Daniella berkata, "Grandmamma, kita tidak bisa menahan opini publik, lagi pula kasian tiga puluh media yang Grandmamma undang itu hanya meliput hal yang sama, atleast i gave them an interesting topic—They would probably make an article about me, aku bisa jadi artis Grandmamma—like the one that my dad adores, Pevita Pearce!"

Enielen menggelengkan kepala sekaligus tersenyum melihat tingkah cucunya satu ini yang selalu membuatnya kehabisan kata-kata maka ia hanya bisa berujar, "Get yourself ready then, Grandmamma tidak sabra melihatmu berdiri di panggung nanti."

"No, I can't be there, Grandmamma."

Enielen dan Jo menatapnya, namun Enielen-lah yang bertanya, "Kenapa? Ada hal apa lagi yang menghalangi-mu untuk menjadi penyambut acara malam ini?"

"Aku tidak bisa melakukannya Grandmamma, tidak ketika aku yang baru saja membuat kehebohan dan aku tidak menginginkan para tamu yang hanya akan membicarakanku di sepanjang pesta hingga melupakan tujuan asli dari acara ini.—grandmamma tidak mau kan kalau semua orang hanya fokus pada bergosip mengenai Cucumu, bukan pada acara penggalangan dana ini."

"Tentu saja Grandmamma tidak ingin hal itu terjadi namun kau tidak bisa meninggalkan kewajibanmu begitu saja—siapa yang akan menjadi pembuka acara hari ini selain kamu, Daniella?" tanya Enielen kepadanya mengingat banyaknya ketidakhadiran cucunya di acara penggalangan dana malam ini.

Tak perlu pikir panjang, Daniella mengusulkan, "Theana saja yang menggantikanku, Grandmamma."

Jo yang daritadi tidak berbicara pun akhirnya bersuara dengan memberi jawaban, "Theana tidak hadir malam ini."

Seketika Daniella redup mengetahui bahwa Theana tidak datang malam ini namun seolah Dewi Fortuna tengah memihak kepadanya malam ini, ia melihat Theana yang baru saja meraih segelas champagne dengan gaun bewarna hitam dan rambut hitam panjang yang terurai menyentuh punggungnya itu mendongak kemudian tersenyum ke arahnya.

Daniella tersenyum kemudian melambaikan tangannya dan berkata, "Itu siapa kalau bukan adik gue yang paling cantik, Theana?"

Enielen membalik tubuhnya dan mereka melihat ke arah pandang Daniella dan menemukan wanita yang mereka bicarakan tadi.

"Oh, she's wearing one of the Shana." Kata Enielen terpukau dengan penampilan cucu perempuannya itu yang membuat Jo bingung tak mengerti namun tidak dengan Daniella yang tahu apa itu Shana yang tengah Grandmamma-nya bicarakan.

"See Grandmamma, Theana bahkan menggunakan Shana malam ini dan tidak ada cucu Tjahnawirenata lainnya yang cocok sebagai penyambut acara hari ini selain dia.—so may I talk to her?" Daniella dengan cepat menarik kesempatannya untuk melarikan diri dari kewajibannya sebagai penyambut acara di pesta malam ini juga.

Enielen seakan tersadar dengan trik cucunya yang satu ini sehingga ia menatap Daniella dan berkata, "You look incredibly amazing too, Daniella."

"The dress is but not me, tidak setelah aku berbicara kotor Grandmamma—come on grandmamma, biarkan aku menyelamatkan pesta-mu malam ini."

Enielen menghela nafas pasrah dan berkata, "Do whatever you think is right."

Daniella tersenyum sumringah sebelum berjalan meninggalkan Enielen, ia berkata, "There's no other way than this—thank you for inviting me Grandmamma."

Enielen menerima sebuah kecupan di pipinya dari cucu perempuannya itu yang membuatnya tidak bisa merasa kesal lagi.

Daniella sudah berjalan meninggalkan Grandmamma-nya namun seketika ia tersadar bahwa ia tidak datang sendiri malam ini melainkan bersama sahabatnya sehingga ia memutar tubuhnya dan bertanya kepada pria yang tak banyak bicara sedari tadi, "You're coming or not, Jo?"

"No Dani, I need to talk to Enielen for a while."

Daniella mengangguk tidak bertanya apapun kemudian berjalan menuju adiknya, Theana.

LÜTFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang