Jonathan kini mulai merasa kesal menyadari bahwa ia telah menunggu sahabatnya itu selama hampir satu setengah jam di basement gedung Sana Publishing Media ini. Bahkan jendela mobil yang sudah berembun ini menjadi bukti bahwa betapa lamanya ia menunggu wanita yang tengah menyelesaikan kecerobohannya di pesta tiga hari yang lalu. Jo kembali berdecih ketika melihat tidak ada tanda kedatangan Daniella sama sekali dari pintu masuk-keluar gedung itu.
Ia sudah tiga kali menelfon wanita itu dan wanita itu malah mengirimkannya pesan singkat yang berisikan,
Daniiiiiiyeeeeyela 15.28
"Chill bro."
Pesan singkat yang benar singkat menurut Jo.
"Where the hell were you, Dani?" sapa Jo ketika Dani datang dan masuk ke dalam mobilnya setelah tiga jam ia menunggu.
Dani tersenyum ke arahnya dan berkata, "Jonathan Jaringan-kuda-beck, I think im in love."
Jo tertawa lalu berkata, "With who?"
"Derric Goran, salah satu penulis artikel di sini."
Jo mengerutkan dahinya, "Gue nggak pernah dengar namanya, Goran?"
"Yeah! He's hot like literally hot, dia yang nantinya bakal bantu gue nulisin dan juga publish ribuan atau bahkan jutaan artikel baik tentang gue."
"Dia tahu dari mana soal lo?"
"That's why I met him today, I told him everything about me." Jawab Dani dengan girang sembari memasang sabuk pengaman Jo dan dirinya sendiri.
"Keluarga lo tahu?"
Dani menatapnya dan berkata, "Kalau gue suka sama Derric Goran?"
Jo menggeleng dan berkata, "Bukan, soal tujuan utama lo datang ke sini."
"Memperbaiki image, maksud lo? Tentu tidak, Mama told me to do something about this so i did it." Ujar Dani kemudian menghidupkan ponselnya dan sibuk membalas pesan di sana.
Pria itu melihatnya kemudian mengacuhkannya dengan mengelap embun di kaca mobilnya kemudian ia melemparkannya ke wanita itu dan berkata, "Tuh lap embun kaca."
Dani mengangguk kemudian mengelapnya secepat mungkin kemudian kembali fokus pada ponselnya.
"Lo sekarang mau kemana?" tanya Jo ketika mobil mereka sudah meninggalkan basement gedung itu.
"Terserah lo aja Jo—kalau lo laper, makan juga oke, kalau lo bosan, nonton bioskop juga oke sih." Saran Dani tanpa mendongakkan kepalanya dari layer ponselnya itu.
Jo tidak memberi respon apapun hingga mobil terhenti dan ketika Dani menengok ke sekitar, mereka sampai di halaman depan rumahnya yang membuatnya bingung dan berkata, "Loh kok pulang? Saran gue kan makan atau nonton, bukan pulang Jonathan."
Pria itu mematikan mesin mobilnya dan sebelum keluar ia berkata, "We can do both in here."
Menurut Dani itu cukup benar sehingga ia juga memutuskan untuk keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah bersama Jo dibelakangnya. Setelah mencapai ruang tamu, Dani bertanya, "Lo mau makan apa?"
Jo berjalan lurus melewatinya terus berkata, "Apa aja boleh Dan, gue mau ke taman dulu."
Dani mengangguk meskipun pria itu tidak melihatnya.
...
Jonathan memasuki taman dan langsung menyadari keberadaan Theana yang sedang duduk di sana dengan secangkir teh di hadapan wanita itu. Wanita itu tidak menyadari kedatangannya hingga Jonathan memanggilnya, "Theana."
Ia memutar tubuhnya kemudian tersenyum ke arahnya dan membalas, "Kak Jo baru datang?"
Jonathan mengangguk dan mengambil tempat di seberang wanita itu, "Iya, sorry ya soalnya tadi kakak kirain Dani nggak lama—ternyata harus menunggu sampai tiga jam."
"Iya nggak apa-apa kok Kak, memangnya Kak Dani kemana?" tanya Theana.
"Dia pergi ke Sangsana Publishing Media tampaknya untuk menyelesaikan apa yang terjadi di malam acara hari itu.—teh kamu sudah habis?" Jonathan tersadar dengan cangkir Theana yang sudah kosong dan itu berarti wanita itu sudah menunggunya lama sebab Jonathan tahu bagaimana Theana menghabiskan tehnya.
Theana mengangguk dan tersenyum mengingat dirinya yang sudah duduk menghabiskan tiga jam di taman dengan secangkir teh menunggu kedatangan pria itu.
"Mau aku seduhin lagi?" tanya Jonathan merasa tidak enak karena telah membuat wanita itu menunggunya.
"Tidak usah kak, terima kasih.—kakak mau aku seduhkan teh?" tanya balik Theana.
Jonathan menggeleng dan berkata, "Tidak usah, aku tidak begitu suka dengan teh."
Theana mengangguk dan bertanya, "Apa Kak Dani merepotkan Kakak akhir-akhir ini?"
Jonathan menggeleng, "Tidak, lagi pula aku sudah terbiasa mengantar-jemput Dani."
Theana kemudian memberitahu tentang pembicaraannya dengan Ibunya sehabis sarapan tadi pagi, "Sebenarnya Mama sudah memutuskan untuk mengobrol dengan Kak Dani supaya dia belajar menyetir lagi dan jika masih tidak bisa, Mama sudah mau memberi supir khusus untuk ia gunakan sehari-hari—mengingat kami tidak bisa begitu saja membiarkan Kakak repot untuk mengantar-jemputnya setiap hari."
"Tidak usah Tee, lagian Kakak juga tidak ada pekerjaan apapun di sini jadi selama Kakak masih disini, kalian tidak perlu mengkhawatirkan itu."
Dengan berhati-hati Theana berkata, "Bagaimana jika Kakak harus kembali ke Rusia?"
Jonathan terdiam seakan tidak menemukan jawaban untuk pertanyaan itu.
"Kakak merupakan seorang Pangeran Mahkota Rusia, cepat atau lambat Kakak juga pasti akan berakhir dengan kembali ke Rusia oleh karena itu Kak Dani tidak boleh bergantung kepada Kakak."
Pria itu mengangguk seolah mengerti apa yang dimaksud Theana itu lalu ia berkata, "Itu belum terjadi, i'm still here now."
Theana menatap pria itu mengangguk lalu menjawab, "Kakak sudah makan siang?"
Jonathan menggeleng dan ketika Theana memutuskan untuk bangkit dari duduknya, Jonathan menahan wanita itu dengan memegang pergelangan tangannya kemudian berkata, "Stay here—susah untuk kita mempunyai momen seperti ini."
Dibalik sana Theana tengah tersenyum kemudian kembali duduk di posisinya semula.
Pria itu kemudian berniat untuk membuka percakapan di antara mereka lagi dengan berkata, "Aku menawarkan Dani untuk menjadi penasihat-ku tetapi ia menolaknya."
Theana menatapnya sedikit terkejut dan berkata, "Bukankah itu posisi yang cukup istimewa?"
Jonathan mengangguk, "Sangat istimewa, bahkan orang-orang rela menjual segalanya hanya untuk posisi itu."
"Tetapi Kak Dani menolaknya?" Jonathan mengangguk dan Theana bertanya, "Mengapa? Apa dia memberi tahu Kakak alasannya?"
"Dia takut dihujat rakyatku." Ucapnya yang membuat Theana tertawa.
"Maaf, tetapi Kak Dani tidak pernah peduli dengan opini publik Kak." Jelas Theana.
Pria itu mengangkat bahunya tanda tak tahu dan berkata, "Mungkin menurutnya rakyat Rusia akan lebih menyeramkan daripada rakyat Indonesia."
Theana kembali tertawa membuat Jonathan yang melihat itu tersenyum. Setelah menyelesaikan tawanya, Theana kembali dengan berkata, "Tetapi menurutku itu bukan alasan yang sebenarnya—apa dia memberi tahu alasan lain?"
"Tidak ada, hanya itu yang ia katakan."
Wanita itu kemudian teringat akan percakapannya dengan kakak tertuanya empat tahun yang lalu dan ia pun berkata, "Aku tahu kamu melakukan hal ini karena kamu mengkhawatirkan Kak Dani ketika tidak ada kamu di sampingnya tetapi tenang saja Kak karena menurut Kak Glinnas, Daniella selalu mempunyai rencana di hidupnya—tidak diketahui oleh kita namun itu bukan berarti tidak ada."
Jonathan mengangguk menyetujui, "You are right, Theana."
KAMU SEDANG MEMBACA
LÜTFEN
RomanceWARNING 21++ Jonathan Horserverbeck atau yang biasa Dani panggil Jo Jaringan-kuda-beck tidak pernah menyangka bahwa karena kecerobohannya menjadikan Rusia-negara kelahirannya mengalami kekosongan kekuasaan selama dua tahun. "Aku pasti akan menikahi...