BAB TIGA

1.4K 329 64
                                    

"Eh neng geulis datang lagi, seperti biasa ya Neng?—nasi uduk tanpa kacang teri plus sambel double kan?" tanya bu Lastri melihat kedatangan pelanggannya sejak lima tahun yang lalu itu datang untuk kedua kalinya dalam minggu ini dan kedelapan kalinya untuk bulan ini.

Dani mengambil tempat duduk diikuti dengan Jo yang duduk di sampingnya karena menurut mereka berdua hanya pasanganlah yang boleh duduk saling berseberangan ketika berdua. Wanita itu lanjut berteriak, "Iya bu sama punya Jo juga ya—yang ga pake buncis sama sambal."

"Siap Neng, ditunggu ya."

Teringat dengan apa yang baru saja terjadi, bukan payudara maksud Jo namun yang terjadi di acara malam ini membuat ia membuka percakapan dengan berkata, "Jadi Theana mau menggantikan lo?"

Dani mengangguk kemudian teringat akan sesuatu dan berkata, "Anyway, tadi Theana juga menyadari keberadaan lo di acara tadi—lagian lo sih pakai nggak mau ikut segala."

"Memangnya Theana bilang apa tentang gue?"

Dani menggodanya dengan berkata, "Penasaran juga kan lo, dia cuma titip salam aja sih. Coba aja kalau lo ikut kan bisa aja lo masih di sana nemenin Theana"

"Lalu lo nanti pulang sama siapa?"

Dani mengibaskan tangannya, "Gue mah gampang Jo, ojek online juga bisa kali gue."

Jo berpikir jika memang Dani menggunakan ojek online tadi dengan gaun yang setengah terbuka dan payudara yang—"Enggak, bahaya."

Wanita itu menatapnya dan terkekeh, "Lebay deh lo Jo—lalu pas lo di Rusia selama sebulan itu gue bepergian pakai apa? Ya ojek online lah, lo kira gue terbang apa."

"Itu beda kalau masih ada gue di Indonesia Dani."

"Okay, bagaimana kalau sekarang lo lagi nge-date sama Theana lalu secara mendadak gue perlu lo untuk menjemput gue, masa iya lo datang juga." Kata Dani

Dengan yakin, Jo menjawab, "Ya iyalah, lagian Theana adik lo ya nggak mungkin dia menolak untuk jemput kakaknya sendiri."

Dani terdiam namun kemudian ia menjawab, "Nggak mau gue jadi nyamuk kalian—kalau nge-date ya nge-date, jangan bawa gue. Awas aja ya lo berdua."

Mereka terdiam sejenak ketika Bu Lastri datang dan menyajikan pesanan mereka, setelah mengucapkan terima kasih Dani sudah siap untuk menyantap pesanannya namun Jo berkata, "Kalau nggak ada lo, gue takut nggak bisa ngomong sama Theana. Secara lo kan tahu kalau gue gugup buat ngomong sama Theana berduaan."

Dani tak melihatnya hanya terfokus pada makanannya hingga ia menjawab, "Ya udah kalau lo nggak ada topik, chat gue aja nanti gue bantu.—lo yang nggak ada topik bukan berarti lo bawa gue-guenya juga, orang-orang bisa mengira lo mempunyai dua istri Jo."

"Gue tidak setua itu Dani." Jo kemudian menatap Dani yang sudah menyedokkan nasi ke mulutnya dan ia berkata, "Apa Theana tertarik sama gue?"

Dani belum menjawab masih terfokus dengan aktivitas makannya dan Jo juga memutuskan untuk memakan pesanannya. Namun setelah piring Dani kosong namun tidak dengan Jo dan kemampuan mengunyahnya yang lambat, wanita itu meneguk mineral yang ia pesan kemudian berkata, "Jonathan Pangeran Rusiaku, She does, she always does."

"Sejak kapan gue jadi pangeran Rusia lo?"

"Sejak beberapa detik yang lalu dan berakhir di waktu yang bersamaan setelah gue ngomong. Lagian lo masih aja suka kegirangan kalau dipanggil Pangeran Rusia, kalau memang lo suka kenapa nggak balik ke Rusia aja sih sekalian?" ujar Dani.

Jo yang tengah mengunyah berkata, "Soalnya nggak ada lo dan kebodohan lo di Rusia."

Beberapa bulir nasi yang keluar dari mulut pria itu membuat Dani mengomel, "Ih Jo! Nasi dari mulut lo muncrat ke tangan gue! Pangeran Rusia kok jorok banget sih!"

"Biarin kan gue nggak lagi di Rusia."

"Ditolak kali lo sama rakyat Rusia—mana mau Rusia punya pangeran kayak lo, terpaksa itu namanya."

Setelah selesai, mereka memutuskan untuk kembali ke mobil dan pulang sesudah itu pula. Dalam perjalanan Dani memutuskan untuk tidak memutar lagu karena baterai ponselnya yang menipis begitu pula dengan Jo yang menurut Dani tidak mempunyai selera musik yang baik.

"Lo pernah kepikiran buat ninggalin Jakarta nggak sih Dan?"

Dani menatap kemacetan yang tengah mereka alami ini dan menjawab, "Sering Jo tetapi lo tahu bagaimana Mama setelah Glinnas pergi kan?"

Jo mengangguk mengerti dan berkata, "Kalau gue ajak lo ke Rusia untuk menjadi Penasihat gue, lo mau nggak Dan?"

Dani menatapnya dan berkata, "Gajinya berapa dulu?"

"Cukup untuk sewa satu apartemen mewah di Jakarta dalam sebulan."

Dani terkejut dan berkata, "Serius lo?"

Jo mengangguk, "Gue nggak bercanda Dani, bahkan Penasihat Bapak gue sekarang bisa beli rumah baru setiap bulannya."

"Tapi gue bego Jo."

"Masalah ekonomi dan lainnya bisa gue pikirin sendiri, lo hanya harus di Rusia dan ngomong nggak jelas kayak yang biasa lo bicarain sama gue Dani—"

"Pengangguran tapi berpenghasilan maksud lo?" Dani tertawa dan lanjut berkata, "Nggak deh Jo, takut dihujat sama rakyat lo."

"Tidak ada yang berani menghujat lo kok Dan, come on." Ajak Jo yang membuat Dani menengok ke arahnya dengan kesal.

"Jo Jaringan-kuda-beck, gue tahu gue sudah terlalu nyaman dengan kondisi pengangguran gue sekarang ini tetapi lo tidak bisa mendukung kemalasan gue ini Jo—and also, when you are married to someone, gue nggak bisa seenaknya saja meminta bantuan lo karena nantinya lo bukan hanya mengurus rakyat lo tetapi juga keluarga lo sendiri." Jelas Dani yang selama ini belum pernah Jo bayangkan akan terjadi di kehidupannya nanti.

"Lo juga bisa jadi sahabat istri gue dan tantenya anak-anak gue dan begitu pula sebaliknya, Dani."

Dani menggeleng dan berkata, "Konsepnya tidak seperti itu Jo—ketika lo sudah bekeluarga, lo akan tahu apa yang gue maksud."

Jo pun terkekeh dan mengejek, "Kayak lo udah bekeluarga aja."

Dani menatapnya jengkel, "Atleast i watched Modern Family and Parenthood."

"Anyway back to topic, gue masih belum bisa membayangkan bagaimana nantinya." Lanjut Jo.

"Membayangkan apanya?"

"Lo dan gue yang akan mempunyai keluarga masing-masing."

Dani berkata, "Sekarang kita juga sudah mempunyai keluarga Jo."

Jo memutar matanya dan berkata, "Gue tahu lo mengerti konteks keluarga yang gue maksud Dani, so stop joking around."

"Dasar pangeran batu, setiap harinya marah dan ngambek melulu.—By the way, tentang hal itu sebenarnya emang susah sih kalau di bayangkan sekarang, menurut gue sih dijalani aja—Oh bijak banget gue." Puji Dani yang diakhiri dengan tepukan dan tawanya sendiri.

Jo ikut terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu lalu kembali bertanya, "Gue bingung figur Ayah seperti apakah yang harus gue jalani ke anak-anak gue nantinya."

"Figur sugar daddy aja sih Jo, gue yakin anak lo pasti dekat banget sama lo." Saran Dani yang tentu tidak akan pernah Jo dengarkan atau bahkan terapkan kepada anak-anaknya nanti.

"Gila lo Dan."

Dani tertawa bangga kemudian berkata, "Honestly, gue juga nggak tahu sih mau jadi seperti Ibu yang seperti apa untuk anak-anak gue nantinya."

Jo merasa ini waktunya ia membalas wanita itu, "Figur sugar mommy aja sih Dani, gue juga yakin anak-anak lo dan juga berondong-berondong di sekitar lo pasti mendekati lo."

"Sialan lo Jo."

LÜTFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang