BAB DUA

2K 395 104
                                    

Setelah Theana setuju untuk menggantikannya malam ini, Jo dan dirinya memutuskan untuk meninggalkan pesta di saat itu pula mengingat acara yang sudah mau dimulai. Kini mereka tengah duduk di dalam mobil Jo dengan pendingin mobil yang full dan juga Daniella yang sedang risih dengan gaunnya.

"Gue nggak bisa menarik reslesting nih gaun anjing Jo—tangan gue tidak sampai ke situ, tolongin dong." Kata Daniella yang tidak dapat berpikir apapun selain kelegaan yang akan ia rasakan jika gaun yang ia kenakan saat ini terlepas dari tubuhnya sedangkan menurut Jo, gaun itu terlihat luar biasa indah.

"Jo! Ini gue serius sesak banget." Teriak Daniella ketika menyadari Jo yang tidak memberinya bantuan apapun.

"Cepetan Jo! Ini gue udah sesak kayak diiket pakai dua karet nggak dikasih cabe sama kacang teri." Omelnya lagi.

Jonathan tak bisa menahan tawanya kemudian ia membawa tangannya untuk menarik resleting tersebut, "Lo kira lo nasi uduk Bu Lastri yang bisa diiket sama dikasi kacang teri?"

"Ya makanya gue bilang nggak pake cabe dan kacang teri." Balas Daniella yang telah lega dengan resleting gaun yang terbuka itu. Ia pun kembali berkata, "Ayo jalan."

Pria itu menatapnya dengan gaun hitam berpotongan dada rendah yang semakin melonggar dan melonggar hingga tampak bentuk payudara-nya dari samping yang sangat indah—Seingat Jo payudara Daniella tidak sebesar itu ketika mereka mandi bersama dua puluh tahun yang lalu dan kapan itu berkembang dan berubah menjadi besar dan—oh God! Jo, bersihkan pikiran lo, she's Daniella, Daniella temen lo dari kecil so fuck off, dirty thoughts.

"Jo! Lo kenapa sih daritadi melamun mulu?"

Jo menjawab, "Enggak kok gue tadi Cuma ngeliatin—eh maksud gue mengingat."

Daniella menunjukkan raut wajah yang seakan menggodanya dengan tersenyum jahat dan berkata, "Jadi mengingat atau ngeliat nih? Beda jauh loh, Jo."

"Dua-duanya." Ceplos Jo baru sadar sedetik setelah ia berbicara.

"Oh! Gue tahu!" Daniella berteriak kemudian tertawa seakan ia benar-benar tahu apa yang tengah membuat Jo tidak fokus saat ini.

Jo menantang, "Emangnya apaan?"

"Lo lagi mengingat payudara Rehanatta yang tadi lo liatin kan?"

Pria itu sedikit terguncang mendengar kata payudara dari mulut sahabatnya itu.

Daniella mendekatkan tubuhnya ke arah Jo dan berkata, "Kan?"

Jo menatapnya dan berkata, "Hah? Enggak kok, sok tahu lo Dani."

Dani tertawa kemudian berujar, "Muka lo jelek banget kalau lagi ketangkap basah abis ngeliatin payudara orang! Tapi lo nggak salah sih, emang tuh payudara Rehanatta cakep banget mana besar lagi, belum lagi malam ini dia pakai gaun merah tua dengan potongan dada V rendah hingga bisa membuat semua orang di Asia mengakui kalau dia itu PPT di Asia."

"PPT?" tanya Jo.

"Iya PPT, Pemilik Payudara Terindah tapi dikancah Asia ya." Daniella kemudian menurunkan pendingin mobil kemudian kembali berkata, "Nggak perlu malu Jo, gue aja terpukau sama tuh payudara. Gila sih, Payudara Rehanatta memang mempunyai power yang gede hingga buat sahabat gue yang satu ini sampai lupa diri."

Seakan baru tersadar, Jo berujar, "Payudara Rehanatta?"

Dani mengangguk kemudian melewati tubuh Jo untuk memakaikan sabuk pengaman pada pria itu seperti biasanya dan menjawab, "Iyalah payudara Rehanatta yang gede itu, masa iya payudara gue."

"Iya." Jawab jo cepat membuat Dani menatapnya hingga pria itu kembali berkata, "Iya payudara dia memang cakep."

"Iya deh penggemar payudara Rehanatta." Ucapnya kemudian menggunakan sabuk pengamannya lalu berkata, "Ayo jalan ke Nasi Uduk Bu Lastri—nanti kita kehabisan kerupuk udang lagi gara-gara ngomongin payudara Rehanatta."

Jo menyetujuinya dan mengendarai mobilnya menuju tempat yang Dani inginkan. Selama perjalanan Dani sibuk bernyanyi dan berteriak mengikuti lagu yang ia mainkan lewat Bluetooth sedangkan Jo dihantui oleh aura payudara indah milik wanita itu yang membuat Jo mengakui bahwa payudara Daniella adalah payudara terindah yang ada yang pernah ia temui dan tampaknya tidak ada lagi payudara yang lebih indah baginya, selain milik Daniella Bestaen Tjahnawirenata.

Jika yang Dani bicarakan tadi ialah payudara Rehanatta maka tidak dengan Jo yang sebenarnya tengah membicarakan payudara wanita itu. Jo tidak tahu apakah kejadian hari ini akan selalu menghantui pikirannya.

Penggemar Payudara Rehanatta? Jo lebih memilih untuk menjadi Penggemar Payudara Daniella bila perlu ia akan menjadi ketua fanbase itu.

NOTED : Jo pendaftar pertama Fanbase Payudara Daniella.

Pikiran Jo sedang tidak fokus sehingga ketika Dani dengan ribuan pertanyaan bodohnya itu membuatnya semakin tidak fokus, seperti di saat wanita itu bertanya, "Jo, kan Justin Bieber sama Hailey sudah menikah kalau nanti mereka punya baby, apa namanya Juha ya? Atau Juley ya? Kalau kembar jadinya Julai dan Julei atau Juha dan Haju ya?"

Jo pun menjawab, "Jusela aja sih lebih enak di dengar,"

"Kayak pecel lele dong anaknya—tapi gue masih penasaran deh kenapa Justin sama Selena putus? Apa karena Mama Justin sama Mama Selena beda grup arisan mungkin ya?"

Pria itu masih belum bisa memikirkan pertanyaan Dani karena ia masih sibuk memproses mengenai topik mereka sebelum ini sehingga ia menjawab, "Kayaknya sih Papa Justin sama Papa Selena saingan bisnis gitu Dan."

Dani tertarik dan berkata, "Bisnis cupang ya gue denger-denger."

Mereka sedikit terkekeh dengan topik pembicaraan mereka yang semakin tidak jelas ini hingga Dani kembali berkata, "Kalau Shawn sama Camila Cabello bahagia-bahagia aja sih nih kayak lagu Havana nih."

Jo tertawa dan berkata, "Bagaimana bisa lo menilai keharmonisan hubungan orang lewat lagu?"

"Auranya dong boy, auranya." Ujar Dani sembari menikmati Havana yang terputar di mobil sekarang hingga ia berkata, "Lo tahu nggak Jo? Havana itu termasuk ke dalam Sex Playlist gue."

Jo tak bisa menahan tawanya kemudian ia bertanya, "Ada berapa lagu di Sex Playlist lo sekarang?"

"Around ten songs." Jawab Dani berusaha mengingat.

"So you expecting that your first sex will be long for just around thirty minutes?—"

Dani memotongnya, "Sebelum lo mengejek gue, gue cuma mau bilang lo bego—kan playlist gue bisa diulang."

"Gue kan cuma bertanya Dani—anyway kalau emang lo mau play tuh playlist pastiin dulu Spotify lo premium ya, jangan sampai muncul iklan di tengah-tengah kalau enggak jadi badmood nanti partner lo." Kata Jo mengejeknya.

"Ya udah gue pinjam spotify lo dulu nanti."

"Nggak, nggak. Kan gue nggak ada Sex Playlist lo."

Dani pun terpikir suatu ide dan memberitahunya, "Nanti gue share aja playlist gue ke lo, gimana?"

Jo masih menolak namun wanita itu sudah meraih ponselnya dan mulai dari hari itu, Spotify Jo memiliki sex playlist milik Dani.

LÜTFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang