BAB DELAPAN

693 175 14
                                    

     

"...have you read the proposal?..."

Jonathan terbangun mendengar suara Daniella yang entah tengah berbicara dengan siapa di ujung telfon sana. Ia mengerjapkan matanya yang langsung bertatapan dengan wanita itu yang tengah bersandar di dinding yang ternyata sedari tadi menatapnya.

Dani tak berekspresi kemudian ia berjalan menjauh sembari berkata, "Okay, see you Dad."

Jo masih dengan posisi baringnya pun bertanya, "What proposal?"

Wanita yang tampak sudah siap untuk menjelajahi Bandung dengan pakaian yang baru mereka beli semalam pun menjawab, "I don't know much, Grandmamma hanya menyuruh gue memberikan proposal itu ke Papa."

Ia mengangguk kemudian bangkit dari tidurnya lalu merenggangkan tubuh dan berkata, "Enaknya kita sarapan bubur ayam atau Mapo Tofu lagi ya?"

Dani tahu Jo sedang mengejeknya namun ia menjawab, "Gue sih pengen Mapo Tofu mendadak."

"Enggak, Mapo Tofu tidak ada di list-to-eat kita hari ini." Panik Jo mendengar keinginan Dani barusan.

Wanita itu pun berbalik dan bertanya, "Mau teh?"

Jo menolak dan Dani tengah sibuk menyeduh teh sedangkan dirinya kembali terbawa ke percakapannya dengan Ibu-nya semalam lalu ia memutuskan untuk memberitahu Sahabatnya dengan berujar, "My mom called me last night, Dani."

"What did she say?"

Jo menyandarkan punggungnya dan mengingat percakapan intens diantara dirinya dan Ibunya semalam lalu berkata, "Kondisi Bapak memburuk dan semua tidak terkendali di sana. I don't know Dan, i'm clueless and it seems like impossible for me—but whatever the reason is, Rusia needs me."

"—dan aku perlu menikah untuk itu."

Dani memutar tubuhnya menghadap pria itu kemudian berkata, "Theana."

Jo menatapnya bingung.

"You need a queen, right?" Jo mengangguk kemudian ia lanjut berkata, "Theana bakal jadi ratu lo."

Jo terkekeh melihat besarnya ketidakmungkinan dari Theana yang rela untuk melepas segala kehidupannya sekarang dan menjadi ratu-nya oleh karena itu ia berkata, "Menjadi seorang ratu itu tidak mudah Dani—Tee bahkan nantinya tidak akan bisa melakukan impiannya yaitu menjadi seorang dokter ketika ia memilih untuk mendampingi gue—dan gue juga tidak cukup egois untuk melakukan hal tersebut kepada wanita yang gue cintai."

"Cinta itu egois Jo."

Jo menatapnya.

Dani menyeruput tehnya kemudian berkata, "Cinta mana di dunia ini yang tidak egois? Dan pernikahan? Pernikahan mana yang tidak ada pengorbanan?—Seluruh pernikahan yang pernah terjadi di dunia ini selalu akan ada pengorbanan—apa yang mereka korbankan? A lot, you have to share your bed, your days and all but there's a thing that everyone sacrifices in their marriage which is freedom."

"Tetapi merengut mimpinya bukanlah suatu hal yang sama dengan yang lo katakan barusan." Elak Jo.

"Theana hanya harus mengorbankan sedikit lebih banyak untuk lo yaitu, kebebasannya untuk meraih mimpi."

"Apa Tee bersedia untuk itu?"

Dani menatap pria itu dan terkekeh, "Tentu saja, she loves you."

LÜTFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang