18

14.4K 1.2K 28
                                    


"Kushina kau mau kemana malam-malam begini?"

Minato mencoba membuka matanya yang masih setengah terpejam. Ia merasa sang istri terbangun dan turun dari tempat tidurnya. Mau tak mau ia pun ikut terbangun secara tidak sengaja. Kushina yang sudah berada diujung pintu pun menoleh kearah suaminya itu.

"Hmm.. sebenarnya aku merindukan Kyuubi dan Naruto. Aku ingin mendengar suara mereka" tentu saja itu bohong. Ia ingin menelpon Kyuubi dan bertanya tentang keadaan Naruto.

"Ini sudah malam Kushina.. besok pagi saja. Mereka pasti sudah tidur" Minato mendudukkan tubuhnya sambil mengucek sebelah matanya.

Kushina memainkan ujung piyamanya. Sebenarnya ia tidak ingin berbohong pada Minato namun apa boleh buat karena itu untuk kebaikan Naruto.

"Tapi aku sangat ingin.." pintanya lagi.

"Baiklah.. tapi jika mereka tidak mengangkat teleponmu itu artinya mereka sedang istirahat dan kau harus kembali tidur, oke?"

Kushina tersenyum lembut pada suaminya. Minato memang pengertian dan itulah salah satu hal yang ia sukai dari pria bersurai pirang itu. Kushina pun langsung melangkahkan kakinya menuju ruang tengah untuk segera menelpon dari telepon rumah yang ada disana.

Wanita bersurai merah itu langsung memencet nomor ponsel Kyuubi dan menunggu putra sulungnya itu untuk mengangkat.

Tuutt tuutt tuutt

"Hallo.."

"Kyuubi.." panggil Kushina.

"Kaasan?"

"Kyuubi.. syukurlah kau mengangkatnya" Kushina menghela nafas lega. "Kyuu.. bagaimana dengan Naruto? Dia baik-baik saja kan? Kaasan mencemaskan adikmu.." lanjutnya.

"Eh.. eum Naruto.. ah dia ba— Hallo Uzumaki-san.." itu bukan suara Kyuubi lagi.

"Senang bisa berbicara dengan anda. Saya ingin memberi tahu jika putra anda Naruto sedang tidak baik-baik saja. Sepertinya ia diculik oleh siluman lain. Maaf kami buru-buru untuk menyelamatkan Naruto. Dan jangan khawatir kami pasti akan menyelamatkannya. Jadi tenang saja"

Telepon itu langsung ditutup. "Tu..tunggu.. jangan ditutup!"

Tangan Kushina bergetar memegang gagang telepon.

"Ada apa Kushina? Kenapa berteriak?" dari pertanyaannya sepertinya Minato baru saja tiba di ruang tengah.

Kushina menatap Minato dengan wajah pucat dan tentu saja Minato terkejut dengan ekspresi sang istri.

"Uhm Naruto dia terkena demam.. dan.. dan aku meneriaki Kyuubi yang sudah salah memberinya obat" bohongnya.

"Apa perlu kita menjenguk Naruto?" tanya Minato khawatir.

Kushina membalikkan badannya memunggungi Minato agar ia dapat menyembunyikan rasa gugupnya saat berbohong pada suaminya itu.

"Kurasa tidak perlu, Kyuubi pasti bisa mengatasinya"

"Tapi.."

"Sudahlah Minato, percaya saja pada Kyuubi" potong Kushina sambil membalikkan badannya.

"Baiklah jika kau berkata begitu.."

Kushina pun bersyukur dalam hati ketika sepertinya Minato mempercayai kata-katanya.

"Ayo kita kembali tidur Kushina, ini masih malam"

.

.

Mikoto menatap sang suami yang masih berdiri sambil menggeretakkan giginya. Mereka tinggal berdua saja di kastil itu, sementara orang-orang yang berada disana sesaat yang lalu telah pergi dengan rencana yang mereka susun. Sebenarnya rencana itu belum matang dan itu yang membuat Mikoto dan juga Fugaku khawatir. Hanya saja bukan hanya itu yang menganggu pikiran mereka.

MINE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang