Aku melangkahkan kaki keluar sekolah. Hh, tak sabar rasanya. Aku yakin dia sudah menunggu disana karena aku keluar agak terlambat.
Sesampainya aku di tempat kami biasa bertemu, tepatnya di sebuah coffee shop tak jauh dari sekolah, dia sudah menunggu di sudut toko.
" Shin Ah Ra! " ia memanggilku duduk.
" Kenapa terlambat? " tanyanya begitu aku duduk.
" Aku piket hari ini. "
" Baiklah "
" Apa yang perlu dibicarakan? Sudah ada korban? Atau sesuatu yang akan direncanakan? "
" Hey, kita akan mendapat korban baru! "
" Jinjja?! Wow.. Daebak " mataku berbinar binar.
" Bagaimana kau mendapatnya? " tanyaku lagi.
" Tak usah dipikirkan, yang penting nanti malam kita akan berubah menjadi 'sasaeng fans' nya. Ini maskermu. " ujarnya dan memberi sebuah masker hitam.
" Jangan lupa pakai sweater hitam yang pernah kukasih. " lanjutnya. Aku mengangguk." Apakah sama? " tanyaku.
" Maksudmu? "
" Apakah kita bekerja dengan cara yang sama seperti dulu? Atau mungkin berbeda untuk korban yang satu ini? "
" Sepertinya akan sedikit berbeda karena yang satu ini jika kita kurang teliti, maka kita yang akan menjadi korban. Sudahlah, pulanglah kerumahmu sekarang. Kita bertemu didepan sekolah nanti malam pukul 10. " ujarnya.Aku memasukkan masker itu kedalam tas dan pergi dari coffee shop itu meninggalkan namja itu sendiri.
Siapa korban kali ini? Mengapa begitu misterius? Selama dua bulan ini, biasanya dia akan langsung memberitahuku identitas 'korban' itu, lalu kenapa kali ini tidak? Mengapa seperti berbahaya sekali?
Pertanyaan itu berputar terus dikepalaku.
Sudahlah, tak mesti kupikirkan. Yang jelas, malam ini akan seru.
Skip at home-
Aku mengeluarkan kunci rumah dan membukanya. Aku masih sendiri. Mereka belum pulang juga.Aku merebahkan diri diatas kasurku dan mengutak atik handphoneku. Ternyata, sedari tadi ada LINE dari Sehun.
Sehun : Hai
Sehun : Hai hai hai
Sehun : lama sekali huh? kau masih piket?
Sehun : fighting adik oppa!
Sehun : kenapa lama sekali huh?
Sehun : apakau sedang bertemu namja chingu-mu?
Sehun : tapi kan kau tidak punyaHahaha, namja chingu? Bukankah itu kau Sehun? Eh tidak, kenapa aku jadi seperti ini? Apa aku menyukai si cadel satu ini?
Ahra : hai! Maaf aku lama membalasnya.
Ahra : aku tidak bertemu namja chingu-ku. Bahkan aku tidak punya ckck
Ahra : aku hanya baru bangun tidur, melelahkan sekali hari ini.
Sehun : baguslah, kalau kau menyukai seseorang, beritahu oppa mu ini ya.
Ahra : kenapa jadi membahas ini eoh?
Sehun : tidak apa ckck, mau bertemu?
Ahra : bertemu? maksudmu? tidak seperti waktu itu kan? jangan ambigu Mr. Oh!
Sehun : tidak, kali ini aku serius. Kita bertemu disuatu tempat. Tapi tidak sekarang. Bagaimana kalau nanti malam?
Ahra : malam ini? Maaf, bukannya tidak mau tapi aku ada janji lain. Besok malam? Aku bisa.
Sehun : ahh. Baiklah. Besok malam.
Ahra : Siap Tuan Oh!Baguslah, dia tidak penasaran dengan siapa aku membuat janji.
Sehun : omong omong, malam ini kau janji dengan siapa?
Oh shit, baru saja kubilang kan.
Ahra : aku akan pergi kerumah sepupu jauhku, dia baru saja sampai di Seoul.
Sehun : baiklah.
Sehun : kau sedang apa sekarang?
Ahra : aku sedang memikirkan seorang namja yang kutemui tadi pagi. Dia sangat menawan.
Sehun : ohya? Siapa dia? Beritahu oppamu ini..
Ahra : entahlah, yang kutahu dia bermarga Oh dan sangat tinggi. Kulihat dia seperti seorang albino, ah tidak. Dia sangat putih dan tinggi. Aku hanya sebahunya! Dan kau tahu? Rahang bawahnya miring sehingga dia tidak lancar mengucapkan huruf 's' Tapi menurutku, itu unik. Ckck.
Sehun : oh begituya? Kau sedang memikirkan oppa mu ini?
Ahra : seseorang dengan marga Oh dan ciri ciri diatas bukan hanya kau, hunnie.
Sehun : tapi aku yakin itu aku, namja dengan marga Oh dan cadel yang kau temui hari ini hanya aku.
Ahra : ckck, kau benar. Yasudahlah. Aku sedang bersantai saja, kau?
Sehun : yak! Kau ini. Kau bilang kau sedang memikirkanku, jangan bilang lagi kalau sedang bersantai. Aku sedang bernafas, bergerak, membalas chat dari adikku.
Ahra : hh, terserah mu saja. Aku ingin mandi, nih. Bye!
Sehun : ya. Bye! Jangan lupa besok malam.Huh, melelahkan juga hari ini. Tapi, malam ini bisa menjadi sangat seru. Hm, sudah berapa kali kuulang kalimat ini?
~
Jam menunjukkan pukul 21.45 tandanya 15 menit lagi aku harus sampai di tempat.
Aku sudah siap dengan jeans hitam, sweater hitam, masker hitam, sneakers hitam, dan topi hitam. Beginilah setiap aku dan dia akan menemui 'korban' setiap minggunya.Aku sedikit berjinjit untuk mengambil kunci mobil diatas lemari jam dinding.
Mengendarai mobilku dengan tenang karena memang tempatnya tidak begitu jauh dari rumahku. Jadi, 15 menit adalah waktu yang cukup untuk sampai dengan kecepatan yang stabil.
Aku memarkirkan mobilku agak jauh dari tempat dan keluar dari mobil untuk menemuinya.
Ah, dia belum datang.
3 menit, 4 menit
" Shin Ah Ra! " sapanya. Aku sedikit kaget.
" Oh hey, kau tidak bawa mobil? " tanyaku basa basi.
" Tidak, aku hanya jalan kaki makanya sedikit terlambat. "
" Baiklah, bagaimana sekarang? "
" Ya! Ayo ikut aku. "
" Apakah tidak akan dicurigai? "
" Ohya! Aku lupa. Pakai mobilmu saja ya? "
" Baiklah, Kajja! "20 menit kemudian, kami sampai disebuah gedung tua yang tidak terpakai. Disinilah biasanya kami mengubah seseorang yang awalnya hanya calon korban, menjadi korban asli.
" Tunggu sebentar lagi, korban akan lewat kedepan gedung ini. " ujarnya disampingku.
" Kalau aku boleh tau, dia siapa? "
" Dari informasi yang kudapat, dia adalah seorang penulis dan typist yang terkenal di Tongyeong. Tentu dia sangat cocok untuk kali ini. "
" HAHAHA, seorang penulis dan typist? Lalu, berbahaya dari mananya? " tanyaku dengan tawa.
" Hey! Jangan meremehkan dulu. Banyak orang bilang, dia terkenal karena dia mantan ketua gangster berbahaya disana. Novel novel hebatnya terbit karena cerita yang seru didalamnya dan kebanyakan pembunuhan sadis yang tak layak dipublikasi. Namun, kebanyakan novelnya adalah pengalaman atau kejadian nyata yang dialaminya saat membunuh orang orang. Berhati hatilah. " ujarnya lagi.
" Boleh juga. Aku jadi tak sab-- " ucapanku terputus.
" Itu dia!! " ia berbicara sedikit berbisik padaku dan menunjuk seseorang yang sedang berjalan kearah utara tepat 10 meter dari kami.
" Ambil borgol " perintah itu langsung kulaksanakan.
Srrtt.. Dia sudah menarik orang itu kedalam gedung ini.
" BERIKAN BORGOLNYA " ujarnya. Detik kemudian, aku memberi borgol itu padanya.
" AH! LEPASKAN AKU! " ujar penulis itu.
" DIAM SAJA KAU! " ujarku.
---
to be continuehayoloh, itu Ahra nya sama siapa? Terus, dia punya kerjaan apa? Ngapain sampe kayak mau bunuh orang gitu? Kenapa Ahra bisa jadi kayak gini? Ditebak yaa.. Abis itu di update.
Mungkin di part sebelumnya bakal ngira namjanya Sehun, tapikan mereka disini udah chat dan Ahra bohongin Sehun bilang dia baru bangun tidur.
Pokonya tebak aja yaa~
Mian kemaren aqu emosi, maafkeun.
Di vomments yaa, kali ini rada panjang hehe.
makasyi..
•bubblecrepes•
BẠN ĐANG ĐỌC
Fam[ily] ft. Oh Sehun
FanfictionSemua orang berhak mencintai siapa saja. Termasuk aku saat aku sungguh sungguh mencintai kakakku. -Shin Ah Ra •bubblecrepes•