"Kau memanggilku?", orang itu menunduk menunjukkan rasa hormatnya.
"Ya. Lusie melihatmu. Tapi ini belum waktunya. Aku rasa kau harus mengulang mantranya", jawab Clare. Saat ini Clare berbicara seperti layaknya ratu. Tentu, ia adalah kaum Edlyn -kaum peri wanita mulia- dan ia sekarang sedang berhadapan dengan seorang kaum Flannery -kaum prajurit kerajaan-.
"Maafkan aku, Lady. Pagi tadi aku memang bertemu dengannya namun aku baru mengulang mantranya kemarin", kata orang itu dengan yakin.
"Ya, aku tahu. Kita memang diperintahkan untuk mengulang mantra setiap hari sejak 2 bulan lalu. Tapi Lusie bisa melihatmu", Clare terlihat khawatir dan mulai berjalan mendekati orang itu.
"Maafkan aku, Lady. Tapi apakah lebih baik kita mulai menunjukkan diri kepada Putri Sang Gwrtheyrn? Kudengar, Lily dan Durell akan mulai menjaga jarak dari Putri Sang Gwrtheyrn", ujar orang itu sopan. Ia masih berada pada posisinya, menunduk."Ide yang bagus Warner!", tiba-tiba suara lain muncul dari belakang Clare.
"William! Can you just stop? I'm talking with him right now.", Clare yang merasa terganggu mulai mengomeli William.
"Namun, apa yang Warner katakan benar Clare! Jika kita menunjukkan diri kepada Lusie saat para Custodio itu pergi, dia akan menjadi gila karena bingung. Ingat, pelan tapi pasti Clare", kata William panjang lebar. Warner yang sedari tadi menunduk, mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat reaksi seorang Edlyn di depannya.
Clare kelihatan ragu dengan apa yang dikatakan William.
"Aku hanya, tak ingin Lusie sedih", gumam Clare. Matanya menyiratkan kekhawatiran.
"Well, coba kau pikirkan. Bagaimana kita bisa membawanya kembali jika ia tidak terbiasa melihat wujud asli kita? Mungkin ia akan langsung membunuh kita begitu melihatnya. Namun akan berbeda jika dengan cara pelan", kata William. Clare terlihat berfikir, ia merasa perkataan dua Flannery itu ada benarnya.
"Lalu bagaimana caranya?", tanya Clare. Senyum William langsung mengembang dan matanya memberi isyarat 'serahkan saja padaku'. Clare menghela nafas panjang dan mulai bicara lagi.
"Baiklah. Kuserahkan padamu. Tapi jangan tunjukkan semuanya, jangan beritahu dulu apa yang sebenarnya, jangan beritahu dulu dia adalah bagian dari kita. Tunjukkan pelan-pelan dan aku yang akan memberitahu dia sendiri. Jangan lakukan hal aneh, apapun, karena aku terus mengawasimu", ucap Clare panjang lebar dan kemudian pergi.
"Merepotkan. Warner ayo pergi", William pun meninggalkan tempat pertemuan tadi.
"Baik Velitel", jawab Warner dan ikut pergi dari tempat itu.***
"Dad, aku mengalami kejadian aneh hari ini."
"Aku hanya bingung kenapa bisa seperti itu, Clare berkata aku hanya berhalusinasi Dad."
"Dad? Do you hear me?"
"Dad?"
"Daddy, i'm talking!" seru Lusie kesal. Ia terus berbicara panjang lebar tapi Dad tetap diam fokus dengan laju mobil.
"Oh i'm sorry honey. Aku harus fokus mengendarai mobil ini" jawab Dad.
"You're weird Dad!" Lusie membuang muka dengan kesal. Tak biasanya Dad mengacuhkan dirinya.
Durell melirik Lusie. Ia merasa keterlaluan membuat gadis itu kesal.
"Alright, maafkan aku Lu. Apa kejadian aneh yang menimpamu?" ujar Durell berharap Lusie akan menjawabnya.
"Nah, forget it." jawab Lusie dan menutup matanya.***
Lusie terbangun karena bermimpi tentang hamburger raksasa yang begitu lezat, membuatnya kelaparan. Ia tersenyum karena terbangun di kamarnya. Lusie yakin Dad yang mengantarnya ke kamar.
Lusie Alvery pun mengganti seragamnya dan bergegas ke bawah, ke dapur lebih tepatnya."Jadi Lady telah memutuskannya", Lusie mendengar suara yang ia yakin adalah suara Mom. Lusie memutuskan untuk mendengarkannya.
"Ya. Kurasa King Gwrtheyrn juga tidak akan keberatan", suara lain menjawab namun Lusie tidak pernah mendengar suara itu.
"Besok kalian harus mulai melakukannya, Lily, Durell", lanjut suara itu lagi.
"Baik Velitel", jawab Mom dan Dad bersamaan. Lusie bingung dengan apa yang mereka perbincangan.
'King? Velitel? Apa itu? Siapa yang telah memutuskannya? Apa yang akan Mom dan Dad lakukan?' pikiran itu terus berputar di pikiran Lusie. Sampai ia tidak sadar kakinya mulai melangkah."Mom Dad..."
•••

STAI LEGGENDO
Immortal Soul
FantasySemuanya terasa, berbeda. Mimpi-mimpiku seakan pernah nyata, ada bayangan-bayangan di ujung mataku, suara aneh (yang kadang mengerikan) di pikiranku, awan-awan membentuk tulisan aneh yang kumengerti, bahkan aku merasa asing dengan orangtuaku. Ada ya...