Malam larut
Aku pemuja matamu yang redup
Hujung minggu
Punya rindu yang keterlaluan
Pada wajah pertanyaanmu
Yang sentiasa sangsi
Pada jemarimu yang laju
Menaip entah apa satu persatu
Abu dan asap rokokmu
Kopi dan komputer ribamu
Dua puluh enam aksara belum cukup untuk menceritakan
Lagi tentang apa satu persatu perihalmu?
Aku hanya menyintaimu
Malah lebih dari itu.
YOU ARE READING
Tuhan, masih menunda.
RandomTuhan masih menunda doa doa kita, sepertinya sesuatu yang terbaik itu berasal dari keperitan yang terlalu sulit.