Dalam setiap kesedihan mendatang
Anggap saja busur terpanah pada hati menanti waktu menerima hakikat
Dilucut mati
Dibiar
Dimamah sendiri sendiri
Setiap satu puisi
Ada makam yang lain
Ditulis dibunuh perasaan kemudian dimakam lagi
Tapi puisi itu tidak terkurung lama
Tunggu saja terluka berkali kali
Makam dibina baru
Jadi matilah berkali kali
Puisi hidup dalam hati sunyi
Tetap mendatang
Kerna kesedihan takkan pernah habis
Selagi nyawa mengizinkan esak tangis.
YOU ARE READING
Tuhan, masih menunda.
De TodoTuhan masih menunda doa doa kita, sepertinya sesuatu yang terbaik itu berasal dari keperitan yang terlalu sulit.