Part 1.

281K 7K 230
                                    

Pagi ini pagi yang sama bagi semua manusia. Dimana di pagi harinya pasti akan disibukan dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang berkejaran dengan waktu agar tidak telat berangkat ke sekolah atau bekerja dan ada pula yang bersantai-santai tanpa tujuan yang pasti.

"Pagi mah, pah." Sapa seorang gadis yang baru sampai di meja makan dengan menggunakan seragam putih abu-abunya.

Gadis yang mempunyai nama Faby Andriyana Wijaya, dan merupakan putri dari keluarga Wijaya. Keluarga kecil yang masuk kedalam daftar 5 keluarga terkaya di Indonesia. Keluarga yang menggeluti dunia bisnis dalam berbagai bidang seperti dunia perhotelan berbintang di Indonesia, fashion, pendidikan, arsitektur bahkan kesehatan.

Seorang remaja yang masih berusia 17 tahun. Tubuhnya yang tidak begitu tinggi tapi tidak juga pendek itu membuat dirinya semakin cantik. Apalagi dengan wajahnya yang putih mulus.

"Abang loe yang gantengnya hampir ngalahin Lee Min Ho ini kok gak di sapa?" Tanya seorang cowo yang duduk tepat di depan kursi yang Faby duduki saat ini.

Cowo tersebut adalah kakak laki-laki dari Faby yang bernama Andra Pratama Wijaya, putra pertama dari keluarga Wijaya yang saat ini duduk di bangku kelas 12. Usianya pun hanya terpaut 1 tahun dengan Faby.

"Lee Min Ho ya bang?" Tanya Faby dengan muka polosnya dan di balas anggukan kepala tanda iya oleh Andra "Tapi dalam mimpi Hahaha...... Tapi tunggu deh bang dalam mimpi pun Lee Min Ho gak bakalan rela deh di samain sama loe"

"Tadi loe bilang apaan?" Tanya Andra dengan wajah yang di buat marah.

"Bang gak usah sok pengen marah deh sumpah adek mu yang cantiknya ngalahin peri kecantikan ini pengen ketawa liat muka loe itu." ucap Faby.

Karena wajah marah yang Andra pasang gak sama sekali mempan untuk menakuti Faby, Andra bangkit dari duduknya dan menghampiri Faby tapi sebelum Andra sampai di tempat Faby duduk Faby sudah duluan berlari menghindar dari kakaknya itu.

Andra yang sadar jika saat ini adiknya sudah beranjak dari duduknya berlari mengejar Faby yang berlari mengitari meja makan. Hermawan dan Niken hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anak mereka yang sudah tak lagi kanak-kanak. Mereka jadi rindu dengan kemanjaan kedua buah hati mereka saat masih kanak-kanak meskipun sekarang pun masih sering minta di manjakan oleh mereka.

Andra terus mengejar kemana Faby berlari sampai menangkap tubuh Faby. Setelah menangkap tubuh adiknya tersebut Andra langsung menjalankan aksinya....

"Bang udah....... geli." Ucap Faby disela tawanya karena kelitikan yang di lancarkan Andra padanya.

Faby terus bergerak kesana kemari menghindari tindakan kakaknya itu yang terus mengelitikinya.

"Andra udah kasian Fabynya..... sini sarapan udah siang nanti telat loh ke sekolahnya." perintah mamah mereka yang bernama Niken.

Mereka sarapan bersama dengan khusyuk. Tidak ada yang berbicara apalagi saling melakukan ulah seperti tadi di karenakan mereka sudah di biasakan sejak kecil untuk tidak sambil ngobrol saat makan. Beberapa saat kemudian mereka sudah selesai menyelesaikan rutinitas sarapan merela.

"Mah, pah Andra sama Faby berangkat dulu Assalamualaikum." Pamit Andra lalu mencium punggung tangan kedua orang tua mereka secara bergantian di ikuti oleh Faby.

"Hati-hati ya sayang."

Andra dan Faby berjalan beriringan sambil sesekali masih saling goda diantara mereka. Faby dan Andra memang satu sekolah cuman beda angkatan jadinya mereka selalu pulang dan pergi sekolah bersama. Terkecuali jika mereka memang ada urusan pribadi.

"Bang cepet udah siang."

"Iya bawel banget sih loe jadi adek." jawab Andra.

"Kalo gak bawel bukan gue namanya dodong."

Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang