Part 9.

81.8K 3.5K 19
                                    

"Cepet naik." Perintah Alex.

"Iya bawel banget sih jadi cowo." Gerutu Faby atas sikap Alex yang bossy.

"Gue bisa denger." Ucap Alex dengan suara yang sedikit teredam oleh helm full face yang dia pake.

"Ya bisalah buat apa loe punya telinga kalo gak berfungsi." Ucap Faby ngasal saat dia sudah duduk dengan manisnya di jok motor Alex.

"Pegangan." Perintah Alex.

Faby pegangan pada bahu Alex hanya dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya. Bisa di bilang seperti pegang bangkai.

"Loe kira gue bangke. Pegangan tuh kaya gini." Ucap Alex lalu menarik tangan Faby agar memeluk pinggangnya.

"Enak di loe." Ucap Faby lalu melepaskan pelukan yang Alex paksakan.

"Serah loe sih kalo pengen jatuh."

Digasnya motornya dengan tiba-tiba yang mengakibatkan Faby mau tidak mau harus memeluk tubuh tegap Alex. Jika dia masih tidak mau memeluk Alex bisa di jamin Faby pasti langsung jatuh tersungkur ke tanah.

"Gitu kan enak." Ucap Alex dari balik helm.

"Diem deh loe." Jawab Faby ketus.

Hari ini Faby dan Alex memang berangkat bersama. Kenapa? Pertama karena Alex gak mau motor kesayangannya ini di apa-apain oleh Faby, kemarin baru di kempesin nah besok-besoknya lagi mau diapain motor kesayangannya ini? Di peretelin onderdilnya terus di kiloin. Kan gak lucu.

Kedua karena tadi malem Zaskia sudah membuka acara ceramah akbar sekelas lah sama acaranya mama dedeh. Karena Faby ngadu sama Zaskia jika dia tadi pagi di tinggal oleh Alex.

Selama perjalanan tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka. Alex sibuk dengan jalanan ibu kota yang macet dan penuh polusi. Sedangka Faby, dia sibuk dengan dunianya sendiri.

"Turun udah nyampe." Perintah Alex dengan raut wajahnya yang sangat datar tanpa ekspresi apapun.

"Iya bawel."

Faby turun dari motor Alex dan berjalan meninggalkan Alex yang masih duduk manis di motornya.

"Salim dulu ke sama suami." Perintah Alex pada Faby di sertai uluran tangan.

Faby berjalan mendekati Alex yang masih setia duduk di jok motornya dengan tatapan dan senyuman yang tidak ada yang dapat di artikan.

"Ngarep." Ucap Faby lalu berbalik arah dan mengibaskan rambutnya tepat mengenai wajah tampan Alex.

"Gila tuh rambut tajem banget."

Faby terus berjalan meninggalkan Alex. Di susurinya koridor sekolah hingga tujuannya yaitu kelas XI IPA 3 yang berada di lantai dua.

"Faby!!!!" Teriak seseorang yang dari suaranya seperti cewe.

Di tengoknya kepala Faby ke belakang agar dia dapat melihat siapa yang telah memanggilnya.

"Napa?" Tanya Faby santai pada Shiena yang tadi meneriaki namanya.

"Loe tadi berangkat bareng Alex?" Tanya Shiena.

"Yap terpaksa sih dari pada telat lagi." Jujur Faby.

"Gak papa juga sih loe sering-sering bareng Alex."

Mereka berbicara satu sama lain sambil berjalan. Hingga akhirnya mereka sampai di kelas mereka yang berada di lantai dua.

Shiena duduk di bangkunya yang berada di nomer dua dari depan tepat di depan meja yang Faby tempati.

Mereka berdua tetap ngobrol sampai Natasya dan Almira datang.

"Lagi ngomongin gue yah?" Ucap Natasya dengan nada PD tingkat dewanya.

Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang