chapter 8

65 8 0
                                    

"Dasar bego!! Masih sempet sempetnya lagi jatoh pas moment kaya gitu" ucap fani kesal sendiri karna secara langsung ia malah menunjukan kecemburuannya terhadap clement

Bukan. Itu bukan rasa cemburu. Melainkan rasa kesal. Kesal karna pria itu tidak memikirkan perasaannya sama sekali dan kesal karna selama ini ia sudah bodoh menyukai laki laki yang sudah jelas tidak akan pernah menjadi miliknya

Fani duduk disebuah kursi panjang ditaman belakang sekolah itu. Ia memang tidak tau lokasi lokasi yang ada di global harapan namun kakinya secara otomatis berlari kesini tanpa ia sadari

Ia menatap ke sebuah danau buatan di taman yang sepi itu. Tidak ada siapa siapa disana. Hanya ada suara kicauan burung san gemericik air danau yang tenang menemaninya

Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan mengusap kasar wajahnya yang sudah merah itu. Tidak tau lagi mau ditaru kemana wajahnya itu jika ia bertemu dengan clement

Merasa semakin kesal mengingat laki laki tidak punya hati itu, fani pun menghentak hentakan kakinya ke rumput hijau tepat didepannya. Namun tiba tiba kakinya menendang sesuatu yang keras

Ia menyingkirkan tangannya dari wajah cantiknya itu dan membiarkan pandangannya melihat benda apa yang tadi ia tendang

Ternyata kaki! Lalu dengan polosnya ia berteriak kaget. "Maaf mbak mas penjaga taman ini!! Saya gak bermaksud nendang nendang kok!! Ampun" ucapnya takut sambil merapatkan kedua tangannya diatas kepala tanpa mendongakkan kepalanya keatas menatap si pemilik kaki itu

Terdengar suara tawa seorang laki laki disebelahnya. "Orang bilang kalo lo lagi stress, lo harus makan yang manis manis" ucapnya. "Gue kira itu cuma mitos. Jadi gue kesini mau buktiin itu mitos apa bukan" lanjut laki laki itu

Fani pun mengernyitkan dahinya lalu menggerakan kepalanya pelan untuk menatap pria itu dan menjatuhkan kedua tangannya dengan pelan. "Alvin?" Tanyanya tak percaya

Pria itu sekarang sudah tersenyum manis disamping fani sambil membawa satu cone ice cream berwarna putih. "Nih buat lo supaya gak stress" ucapnya sambil memberikan ice cream itu ke fani

Fani yang masih tak percaya hanya bisa melongo dan membetulkan posisi duduknya agar menghadap alvin. "Ini beneran lo?" Tanyanya memastikan dan pria itu hanya mengangguk. "Tapikan lo.." ucapnya terpotong

"Gue apa? Gue gak angkat telepon lu bahkan gak bales sms lu gitu?" Jawabnya menatap gadis itu serius. "Gimana rasanya kangen sama gue? Enak gak?" Lanjutnya dengan nada setengah tertawa

Fani langsung membulatkan matanya dan memukul kencang dada pria didepannya itu. "Gak lucu tau gak! Gue udah setengah mati nyoba hubungin lo tapi lo malah kaya gitu" ucap fani kesal lalu membalikan posisi duduknya agar tidak menghadap alvin

Tangan alvin bergerak kedepan wajah fani. "Udah nih lo ambil. Semakin lo stress, semakin lo butuh kadar gula dalam darah" ucapnya sambil mengacungkan ice cream tersebut

Dengan kesal fani menyambar ice cream itu dan memakannya lahap. Alvin yang melihat gadia disampingnya itu hanya bisa tertawa geli. "Aduh lo cantik cantik norak kaya gak pernah makan es krim" ucapnya sambil mengeluarkan satu pack tissue kecil dari kantung celana basketnya

Dibaliknya posisi duduk fani sehingga menghadapnya. "Udah gausah dipikirin cowo kaya gitu. Kaya stok cowo di dunia ini abis aja" ucap alvin yang langsung membersihkan sisa es krim di sudut bibir fani

Walk Me OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang