chapter 9

80 9 0
                                    

Keluar dari kamar mandi fani sudah mencium wangi makanan yang sangat menggoda dari arah dapur. Perutnya sudah keroncongan mengingat ia belum makan dari tadi siang

Fani menuju dapur dengan ripped jeans hitam serta kaos putih gombrong bertuliskan i dont give a fuck. Semua itu milik alvin yang ia pinjam meski harus adu argumentasi dulu dengan laki laki itu

"Gue gamau pake baju itu" ucap fani melihat alvin mengeluarkan kemeja putih polos yang pastinya kebesaran di tubuh mungilnya

"Terus lo mau pake apa?" Tanya alvin menghadap perempuan yang sedang melipat kedua tangannya di dada itu

"Minggir lo" jawab fani sambil mendorong alvin kebelakang. "Ya tuhan ini banyak kaos. Kenapa ngasih gue kemeja mulu dari tadi?" Tanyanya lagi sambil mengacak acak lemari pakaian alvin

Alvin berdiri dibelakang perempuan itu. "Kaosnya nerawang semua. Emang lo mau pake baju transparan?" Tanya alvin santai sambil mengangkat sebelah alisnya

Fani yang mendengar itu langsung memberhentikan aktifitas tangannya dan membalikan tubuhnya menghadap alvin dan melipat kedua tangannya lagi didepan dada. "Berani bayar berapa lo ngeliat gue pake baju transparan?" ucapnya melempar tatapan mematikan sambil memukul dada alvin dan kembali memblakangi pria itu

Alvin hanya tertawa kecil. "Ambil tuh baju yang ditengah. Itu gak nerawang" ucap alvin lalu pergi meninggalkan fani kedapur

Dan disinilah fani sekarang. Duduk dimeja makan sambil memperhatikan pria itu menghidangkan masakannya diatas meja. Sudah terlihat udang asam manis buatannya sendiri dan sebuah dessert choco lava cake yang pria itu pesan dari restaurant di apartement ini

Baru saja ingin menyentuh udang tersebut, tangan fani langsung dipukul pelan oleh alvin. "Tungguin gue. Enak aja lo mau makan deluan. Gue yang masak kan" ucapnya meninggalkan ruang dapur sekaligus ruang makan itu

Fani berfikir bahwa hobi pria itu adalah meninggalkannya sendiri tanpa memberitahu kemana dia akan pergi. Terserah. Yang penting alvin cepat kembali dan ia bisa makan

10 menit kemudian

Alvin berjalan menuju ruang makan dengan kaos v neck berwarna putih serta celana hitam pendek se lututnya

Fani tercengang melihat pria itu sekarang. Bagaimana bisa dia terlihat sangat tampan dengan pakaian santai seperti itu?

"Gue tau gue ganteng. Tapi gausah ngeliatin kaya lo mau makan gue juga kali" goda alvin sambil tersenyum manis

Fani yang tersadar langsung salah tingkah dibuatnya. "Kesian udangnya udah nunggu buat dimakan" ucapnya mengalihkan pembicaraan

Alvin hanya tersenyum hangat dan mereka berdua langsung menyantap makanan itu

Sehabis makan, fani membantu alvin membereskan piring kotor dan mencucinya. "Lo bisa nyuci piring?" Tanya alvin yang melihat fani mulai mencuci piring piring didepannya itu

"Bisa lah. Cewe itu ditakdirin untuk ngurus rumah" jawab fani santai

"Tapi bukannya ada yang jadi single parents dan malah kerja keras diluar sana ya?" Sahut alvin berjalan kesamping fani dan melihat kearah gadis itu

"Se work hard work hardnya cewe, gue yakin mereka pasti pernah kok ngelakuin pekerjaan rumah. Ga peduli sekaya atau secantik apapun" jawabnya lagi santai

Jawaban itu membuat alvin tersenyum kecil. "Kok pikiran lo tua sih?" Godanya

Fani hanya membulatkan matanya dan mempercikan sedikit air kewajah alvin. "Gue mah gak pernah bener vin buat lo" sahutnya kembali kepada pekerjaannya itu

Alvin pun tak menjawab. Ia kembali keruang tamu dan menyalahkan televisi. Bisa terdengar jelas suara berisik pembawa acara dari televisi tersebur dikuping fani. "Hobi banget kan ninggalin orang" ucap fani pelan sambil memutar bola matanya

Alvin yang sedang diruang tamu hanya menyalahkan televisi tanpa memperhatikannya. Ia fokus pada ponsel digenggamannya. Sedari tadi ia tidak memegang ponselnya karna sibuk didapur menyiapkan makan malam

Tak sangka bahwa sudah ada 7 missed call dari nomer fani ke ponselnya. Bagaimana bisa? Jelas jelas fani sedang bersamanya. Namun sedari tadi ia tidak melihat gadis itu memegang ponsel. Atau jangan jangan ponselnya kembali tertukar? Gadis itu benar benar ceroboh.

Alvin menekan tombol panggil dengan sedikit melirik kearah fani. Berjaga jaga gadis itu berjalan kearahnya namun ia masih sibuk dengan piring piring kotor didepannya itu

"Halo?" Jawab seorang pria di ujung sana

Alvin mengernyitkan dahinya. "Ini siapa?" Tanya alvin

"Gue daniel kakanya fani. Fani sama lo gak?" Tanya pria itu cemas

Alvin kembali melirik kearah fani dan perempuan itu sudah hampir selesai dengan pekerjaannya

"Ada kok. Bentar lagi dia gue anter balik. Lo tenang aja" balas alvin mematikan ponselnya saat ia mendapati fani sudah dekat dengan sofanya

"Nelpon siapa sih?" Tanya fani heran sambil duduk disamping alvin

Alvin hanya menggeleng. "Gue anter balik yuk" ucap alvin

"Lo ngusir gue?" Tanya fani

"Bu-bukan. Sekarang udah jam 7. Lo kan besok sekolah. Belom lagi ngerjain pr. Mau tidur jam berapa?" Balas alvin

"Ah pasti tadi lu abis teleponan sama cewe lu terus dia mau main kesini kan makanya lu nyuruh gue pulang" ucap fani menuduh alvin dan menunjuk kearah pria itu

Alvin kaget mendengar tuduhan fani. "Dih apaan sih orang gue gak punya pacar" jawab alvin cepat

"Boong banget sih" balasnya lagi. "Enggak. Gue gamau pulang. Gue mau jadi pho dihubungan lu" jawab fani yang entah mengapa langsung keluar omongan seperti itu

Alvin tersenyum licik. "Ah yang bener? Kalo gitu gausah jadi pho. Kan gue single. Langsung aja jadian sama gue" ucapnya

Fani yang kaget langsung menatap kearah alvin. "Sinting lo" jawabnya sambil melempar bantal kecil di sofa tersebut

"Hobi lo tuh nyakitin gue ya? Entah mukul, lempar, dorong semua lo lakuin ke gue" balas alvin membalas tatapan fani dengan ekspresi wajah sok tersakiti

"Dan hobi lu tuh ninggalin gue tanpa ada alesan yang jelas mau pergi kemana" jawab fani acuh

Alvin menaikan sebelah alisnya. "Jadi kalo gue pergi kemana mana, lo maunya gue selalu bilang gitu ke lu? Oke." Balas alvin beranjak berdiri

Fani kaget mendengar jawaban alvin. Ia tidak bermaksud kearah situ. Ia hanya menyampaikan apa yang menjadi kebiasaan alvin sedari tadi. Namun entah mengapa hatinya senang mendengar pernyataan barusan dari mulut alvin

"Sekarang gue mau pergi kerumah lo. Lo mau ikut ga?" Tanya alvin sambil melangkah ke pintu apartement. "Kalo gamau juga gak apa apa. Gue denger denger sih nih apartement kalo malem suka ada suara suara aneh gitu" ucap alvin lagi membuka pintu apartementnya

Fani yang takut akan hal hal mistis seperti itu hanya bisa bergidik takut sambil berdiri dan mengejar alvin dari belakang. "Eh tunggu gue ikuttt jangan ninggalin gue" ucapnya

Walk Me OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang