Mobil alvin berhenti tepat di depan gerbang rumah mewah gadis disamping kemudinya itu. "Fan udah sampe" ucap alvin
Tidak ada balasan. Akhirnya alvin menoleh kearah fani dan ternyata ia sedang tertidur. Senyum alvin mengembang melihat gadis itu tertidur. Ia tidak tega sama sekali membangunkan fani
"Lo pasti cape deh" ucap alvin pelan sambil sedikit menyentuh pipi fani. Di elusnya pipi itu lembut. "Gak seharusnya lu mempertahanin cowo yang jelas jelas gak sayang sama lu dan bikin lu nangis" ucapnya lagi
Jari alvin berhenti mengelus pipi fani dan raut wajahnya berubah menjadi sedih. Fikirannya melayang begitu saja kepada natasha. Ia tau benar bagaimana rasanya mempertahankan tanpa dipertahankan. Meskipun sedikit berbeda, namun kisah fani sama seperti natasha dan ibu kandungnya yang entah dimana sekarang
Alvin menarik nafasnya panjang. Ia tidak mau memikirkan masalah yang tidak ada jalan keluarnya dan selalu mencekam pikiran dan hatinya
Tiba tiba suara perempuan disampingnya terdengar. "Vin?" Panggilnya pelan
Alvin langsung menoleh kesamping dan menatap fani lembut. "Hey" ucapnya tersenyum. "Udah bangun?" Tanyanya yang hanya dibalas anggukan
Fani balas memberi senyuman kepada alvin. "Kok lu gak bangunin gue sih?"tanyanya lembut. "Udah lama lu nungguin bangun disini?" Lanjutnya
Alvin berpura pura mengecek jam ditangannya. "2 jam lah ada" ucapnya
Mata fani membulat kaget. "Ah serius lu? Duh sorry banget ya. Harusnya lu bangunin aja gue" balasnya cepat
Alvin tertawa geli melihat perempuan ini yang selalu minta maaf kepadanya
Fani menyipitkan matanya mengetahui pria itu berbohong. Ia langsung memukul bahu pria itu secara refleks. "Gak. Lu. Cu." Ucapnya sambil memasang wajah kesal
Kini alvin sudah menghentikan tawanya dan kali ini ia menatap lurus kearah fani. "Lo makin cantik kalo lagi kesel kaya gitu" sahutnya pelan
Fani merasakan pipinya memanas. Ya tuhan pria ini benar benar membuatnya selalu begini. "Udah ah gue mau pulang" ucapnya membuka pintu disampingnya
Ia meninggalkan alvin yang masih menatapnya lalu pria itu tersenyum samar. Alvin membuka kaca mobilnya. "Kalo udah sampe kamar. Chat gue" ucapnya kepada fani yang sekarang sudah berada diluar mobilnya
Seperti teringat sesuatu, perempuan itu langsung menepuk jidatnya. "Astaga hp gue!" Ucapnya cepat lalu menatap alvin yang menoleh kearahnya sambil tersenyum. "Hp gue masih disekolah lu vin" lanjutnya lagi
"Untung lu punya kaka yang baik fan. Hp lu sama dia" balas alvin
Fani terdiam. Bagaimana bisa alvin tau
"Tadi dia nelpon gue. Udah gih sana masuk. Dia khawatir banget tadi di telepon" ucap alvin seakan bisa membaca pikiran fani
Fani pun masih berfikir. Ternyata yang menelpon alvin tadi itu daniel? Oh astaga.
"Vin" panggil fani saat pria itu ingin menaikan kaca mobilnya. "Makasih ya. Gue gatau kalo gada lu jadinya gimana" ucap fani lembut
Alvin hanya tersenyum dan mengangguk. "Gue balik dulu ya" ucapnya sama lembutnya
Fani memundurkan diri membiarkan alvin menutup kaca mobilnya dan melesat pergi meninggalkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk Me Out
Fiksi RemajaKetidak sengajaan berujung cinta yang tak biasa. Seperti kisah cinta yang aku baca di novel romantis, dia datang mengisi kekosongan dan kehampaan dalam jiwa. Dalam kesedihan yang dibalut dengan kisah cinta mencoba mengisi ke kosongan satu sama lain...