chapter 10

68 9 0
                                    

Mobil alvin berhenti tepat di depan gerbang rumah mewah gadis disamping kemudinya itu. "Fan udah sampe" ucap alvin

Tidak ada balasan. Akhirnya alvin menoleh kearah fani dan ternyata ia sedang tertidur. Senyum alvin mengembang melihat gadis itu tertidur. Ia tidak tega sama sekali membangunkan fani

"Lo pasti cape deh" ucap alvin pelan sambil sedikit menyentuh pipi fani. Di elusnya pipi itu lembut. "Gak seharusnya lu mempertahanin cowo yang jelas jelas gak sayang sama lu dan bikin lu nangis" ucapnya lagi

Jari alvin berhenti mengelus pipi fani dan raut wajahnya berubah menjadi sedih. Fikirannya melayang begitu saja kepada natasha. Ia tau benar bagaimana rasanya mempertahankan tanpa dipertahankan. Meskipun sedikit berbeda, namun kisah fani sama seperti natasha dan ibu kandungnya yang entah dimana sekarang

Alvin menarik nafasnya panjang. Ia tidak mau memikirkan masalah yang tidak ada jalan keluarnya dan selalu mencekam pikiran dan hatinya

Tiba tiba suara perempuan disampingnya terdengar. "Vin?" Panggilnya pelan

Alvin langsung menoleh kesamping dan menatap fani lembut. "Hey" ucapnya tersenyum. "Udah bangun?" Tanyanya yang hanya dibalas anggukan

Fani balas memberi senyuman kepada alvin. "Kok lu gak bangunin gue sih?"tanyanya lembut. "Udah lama lu nungguin bangun disini?" Lanjutnya

Alvin berpura pura mengecek jam ditangannya. "2 jam lah ada" ucapnya

Mata fani membulat kaget. "Ah serius lu? Duh sorry banget ya. Harusnya lu bangunin aja gue" balasnya cepat

Alvin tertawa geli melihat perempuan ini yang selalu minta maaf kepadanya

Fani menyipitkan matanya mengetahui pria itu berbohong. Ia langsung memukul bahu pria itu secara refleks. "Gak. Lu. Cu." Ucapnya sambil memasang wajah kesal

Kini alvin sudah menghentikan tawanya dan kali ini ia menatap lurus kearah fani. "Lo makin cantik kalo lagi kesel kaya gitu" sahutnya pelan

Fani merasakan pipinya memanas. Ya tuhan pria ini benar benar membuatnya selalu begini. "Udah ah gue mau pulang" ucapnya membuka pintu disampingnya

Ia meninggalkan alvin yang masih menatapnya lalu pria itu tersenyum samar. Alvin membuka kaca mobilnya. "Kalo udah sampe kamar. Chat gue" ucapnya kepada fani yang sekarang sudah berada diluar mobilnya

Seperti teringat sesuatu, perempuan itu langsung menepuk jidatnya. "Astaga hp gue!" Ucapnya cepat lalu menatap alvin yang menoleh kearahnya sambil tersenyum. "Hp gue masih disekolah lu vin" lanjutnya lagi

"Untung lu punya kaka yang baik fan. Hp lu sama dia" balas alvin

Fani terdiam. Bagaimana bisa alvin tau

"Tadi dia nelpon gue. Udah gih sana masuk. Dia khawatir banget tadi di telepon" ucap alvin seakan bisa membaca pikiran fani

Fani pun masih berfikir. Ternyata yang menelpon alvin tadi itu daniel? Oh astaga.

"Vin" panggil fani saat pria itu ingin menaikan kaca mobilnya. "Makasih ya. Gue gatau kalo gada lu jadinya gimana" ucap fani lembut

Alvin hanya tersenyum dan mengangguk. "Gue balik dulu ya" ucapnya sama lembutnya

Fani memundurkan diri membiarkan alvin menutup kaca mobilnya dan melesat pergi meninggalkannya

Walk Me OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang