Salsha POV-
Gue bingung. Gue bimbang. Gue dilema. Gue sayang sama Aldi, tapi Aldi malah selingkuh, ngeduain gue. Gue gak sanggup lagi.
Kalau memang Aldi cuma mau main-main lagi dengan perasaan gue, gue gak akan mau balikan lagi sama dia
Ini udah kali ke dua belas ingat garis bawahi kali ke dua belas gue dipermainkan kayak gini. Gue benci lo Aldi. I hate you! Gue bakalan minta putus sama dia. Gue udah gak sanggup lagi.
Disini gue yang berjuang sendiri, sedangkan dia? Dia gak berusaha memperjuangkan gue. Dia malah bertingkah seakan dia emang udah gak mau lagi sama gue.
Udah cukup gue dipermainkan sama orang yang gak sama sekali sayang sama gue. Gue bakalan lepas dia. Biar dia bahagia karena bebas dari gue.
***
Hari ini, hari ke empat gue gak ketemu sama Aldi. Bukan, bukan gue kangen sama cowok brengsek itu. Gue udah eneg sama status ini. Gue bakalan putusin dia saat gue ketemu sama dia.
Salsha POV off-
Author POV-
Berjalan menyusuri koridor kelas, Salsha benar-benar malas. Hari ini hari ke empat dia tak bertemu dengan Aldi. Rasanya dia ingin mencekiknya kemudian melontarkan kata-kata kasar kepadanya. Salsha benar-benar sudah muak pada Aldi. Ia bertekad hari ini ia harus menemui Aldi dan mengakhiri hubungannya.
"Sha.." Suara bass milik seseorang itu menghentikan langkah kaki Salsha.
Salsha mencoba mengingat itu suara siapa. Hingga Salsha baru menyadari bahwa suara itu milik lelaki yang sudah empat hari ini dia cari, lelaki yang tiba-tiba menghilang setelah Salsha melihat adegan mesra antara lelaki itu dengan wanita lain.
'Oh.. Ini waktu yang tepat, Aldi sayang.. Uppss, waktu yang tepat untuk putus dengan mu!' Batin Salsha.
Salsha terdiam ditempat dirinya berdiri. Sementara orang yang memanggil Salsha itu mendekat ke arah Salsha.
"Sha.. Kamu kemana aja sih, sayang? Empat hari ini hp kamu gak aktif? Aku telfon kamu jadi gak bisa." Lelaki itu berucap layaknya tak punya salah. Rupanya lelaki itu sudah tak punya urat malu.
Memang benar selama empat hari belakangan ini Salsha menonaktifkan ponsel miliknya. Ia ingin berpikir dengan jernih keputusannya yang akan ia ambil.
"Sha.. Kamu kenapa sayang?"
'Cihh.. Sayang, sayang. Gue orang keberapa yang lo panggil sayang?' Batin Salsha.
Salsha masih diam tak bergeming. Salsha sungguh jijik dengan panggilan 'sayang' dari Aldi kini. Jika dulu Salsha dengan senang hati dipanggil sayang oleh Aldi, tetapi tidak untuk kali ini.
Sudah cukup Salsha yang terus mengalah dan seolah tak tahu dengan kelakuan Aldi selama ini. Sudah cukup.
"Sha..." Aldi, ya lelaki itu yang memanggil Salsha. Salsha masih menghiraukan panggilan dari Aldi.
"Sha.. Ngomong dong, sayang. Kamu kenapa? Aku berasa ngomong sama manekin tau gak!" Gerutu Aldi. Oh, ya ampun bahkan Aldi masih tak menyadari kesalahannya.
"Sha.." kali ini bukan panggilan lirih Aldi. Tapi bentakan. Bentakan dari Aldi.
Salsha semakin tak menyukai sikap dan sifat Aldi saat ini. Ia semakin muak dengan Aldi.
"Apa sih? Gue gak suka lo bentak kayak gitu!" Salsha kini sudah tidak tahan dengan perlakuan Aldi.
"Sha.. kenapa sekarang kamu pake lo gue, lagi?" Aldi memasang tampang sok tidak bersalah dihadapan Salsha.
"Eh, lo masih nanya kenapa sama gue? Harusnya gue yang tanya sama lo! Lo kenapa nyakitin gue untuk yang sekian kalinya!!" Kini emosi Salsha sudah tak tertahan lagi. Salsha kini mengeluarkan segala unek-uneknya.
Aldi masih memasang wajah innocent dihadapan Salsha. Oh, ya ampun. Orang itu sudah hilang urat malu, muka tebal seperti tembok pula.
"Selama ini gue selalu sabar dan selalu maafin kesalahan lo, Di. Tapi kali ini gue udah capek, Di. Gue lelah. Gue udah gak sanggup lagi! Lo udah sering ngelakuin kesalahan yang sama. Gue udah muak! Dua belas kali putus nyambung sama lo. Dan dua belas kali itu pula lo selalu buat luka yang sama. Luka yang hampir buat gue gila! Gue udah gak sanggup lagi buat jalani semua ini! Gue minta sekarang sama lo. GUE PENGEN KITA PUTUS!!" Dalam sekali nafas Salsha berhasil mengeluarkan seluruh gundah dihatinya, seluruh kekesalannya, seluruh luka yang selama ini dia rasakan sendiri.
Mata sipit Aldi melotot, walaupun tidak sempurna, mendengarkan semua yang Salsha ucapkan. Aldi masih diam tak bergeming. Tak bisa berkutik.
"Udah cukup, Di. Gue sakit." Lirih Salsha.
"Maksud kamu apa, Sha?
Aku masih bingung." Entah memang Aldi tak mau mengakui kesalahannya atau memang Aldi tak mengetahui letak kesalahannya. Itu semakin membuat Salsha kesal."Di, lo selingkuh. Lo rangkul pundak cewek lain. Lo mesra-mesraan sama cewek lain.." Wajah Salsha kini memerah. Menahan emosinya.
"Please, Sha. Kamu salah paham!" Ucap Aldi.
"Udahlah. Gue udah capek, Di. Pokoknya kita udah putus.!"
Setelah mengucapkan itu, Salsha berjalan, pergi meninggalkan Aldi.
'Semoga ini jalan yang terbaik untuk kita, Di.' Batin Salsha.
Aldi tercenung dan mencoba mencerna apa yang Salsha ucapkan tadi. Aldi masih melihat langkah Salsha, punggungnya terlihat semakin mengecil. Bahu Salsha terlihat berguncang seperti menahan tangisnya.
Aldi masih belum bisa menerima keputusan Salsha. Aldi masih menyayanginya. Namun Aldi juga saat ini menyayangi gadis lain. Gadis yang belum genap satu bulan dekat dengan dirinya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You
Fanfiction[Ps. di private secara acak. Supaya bisa baca silakan follow terlebih dahulu agar keseluruhan Part bisa dibaca.] 12 kali putus nyambung. Hhaha, gila yaa kan. Gue tahu, gue udah nyakitin dia berulang kali. 5 tahun gue gak dapet kabar tentang dia. Gu...