Naksir

20 1 0
                                    

" awas dong gue mau lewat" ujar reza

"Kalau mau lewat,bilang misi dong"

"Eh siapa lu.. Ngatur-ngatur hidup gue."

"Kamu tuh ya di bilangin juga,malah nyolot"

"Haiiii Reza" sapa kartika

"Hai tika, bilangin sama temen lo jangan ngeselin jadi orang"

"Ih apaan sih " aku sungguh kesal kepada reza.

"Iya iya,nanti aku bilangin byee ganteng"

"Iihh tika ,ko kamu malah belain cowo songong itu sih"

"Kalau deket dia tuh aku kaya di hipnotis put hahah"

Setelah beberapa hari ini aku dan reza sering bertemu. Setiap bertemu pasti berantem.

(Reza)

"Broo siapa sih cewe yang sering debat sama lu ?" sahut Riki sahabat Reza.

"Hah mana gue tau, kayanya tuh orang saraf kali yah,setiap ketemu dia,bawaanya pengen gue jambak tau ga?"

"Hati-hati za, nanti malah lu naksir sama dia" sahut Dewa

"Hahaha iya tuh, biasanya nanti jodoh kata orang-orang dulu mah" ujar Riki tertawa.

"Gak lah ogah, cewe cupu kaya gitu mah buang jauh-jauh "
Ujar Reza kesal.

(Putri)

"Put, ayo makan malam nya sudah siap nak?

" iya mah,sebentar lagi aku kesana."

Setelah ku turun,aku menemui ayah dan mamah di meja makan. Mereka memberikan senyuman kepadaku.

"Malam yah"

"Malam sayang, cepat kamu makan,ada yang ayah bicarakan bersamamu."

"Iya ayah"

Aku melihat mamah sedikit menangis walaupun tidak ada suara tangis, namun aku melihat mata mamah lembap.

"Mamah kenapa?"

"Tidak papa nak,habiskan makanamu."

Aku kwahatir dengan mamah.
Apa yang terjadi dengan mereka,kenapa aku begitu cemas

Setelah makan kami berkumpul di ruang tamu.

"Put besok kita akan pulang ke desa sementara"

"Yeeee aku akan bertemu nenek dan kake lagi"
Aku senang ketika ada kabar seperti itu.

"Tapi nak, nenek " mamah mulai neneteskan air matanya

"Kenapa dengan nenek mah?"
Aku begitu penasaran.

Mamah udah tak sanggup bicara. Aku yang tadinya hanya terdiam penasaran ikut menangis.

"Ayahhhh... Nenek kenapa?jawabb ayah"
aku berteriak ke arah ayah yang sedang memikirkan sesuatu.

"Nenek sudah tiada put" ujar ayah terbata-bata.

"Apahh.. Nenek meninggal.
Tidaakkk ."
Badan ku langsung lemas,dan bersimpuh di lantai.
Aku tak menyangka kenapa nenek pergi ninggalin putri.
Gimana dengan kakek. Batinku sambil menangis.

"Sayang berdiri nak,kamu jangan sedih"

"Ayahh aku mau ke desa secepatnya"

"Tidak nak,besok kita kesana "
Ujar mamah menepuk pundaku pelan.

Aku langsung memeluk mamah.
"Aku sayang sama nenek mah"
"Mamah juga sayang, tapi ini sudah takdir nak"

Setelah ku menangis ku tertidur,mungkin kecapean.
Pukul 02.00 aku tiba-tiba terbangun. Setelah aku bermimpi bertemu nenek. Aku pun berteriak.

"Nenekkkkkkk"

"Sayang kamu kenapa? " mamah langsung menghampiri

"Nenek mah nenek"

"Kamu mimpi buruk yah nak"
"Aku bertemu nenek mah" aku menangis dan memeluk mamah.

"Sudah sayang, kamu tidurlah jangan terlalu memikirkan nenek"
Ujar mamah.

Aku masih kepikiran dengan nenek. Karena nenek lah yang besarkan aku dari kecil hingga sekarang ini. Nenek lah yang berkorban untuk aku bisa sekolah disana.
Maafkan aku nek, aku belum bisa membalas jasamu.
Batin ku menangis.

Pukul 09.00 kami pergi menuju desa.

***
Disekolah
"Tik, mana cewe cupu teman lu itu, dia tidak masuk?" ujar reza

"Dia izin za."

"Hhhaa seterusnya aja kagak masuk sekalian"

"Ihhh beebeebb reza jahat,kasian Putri " ujar tika manja

Tapi semenjak putri izin selama 1 minggu. Rasanya sekolah tuh sepi ga ada orang sedikit pun.

(Reza)

"Sepi banget, ga ada cewe cupu itu" melamun

"Reza"
Sahut Pa Udin guru matematika.

Reza melamun di saat waktu yang tidak tepat. Sudah tahu pelajaran bapak ganas ini malah melamun.

"Rezaaaa"

"Njirr apaa pak"
Sumpah gue kaget, pak udin berteriak di telinga gue lagi.

"Kamu paham apa yang bapak jelaskan"

"Hayoo lu zaaa hahahah" ujar Riki tertawa.

"Bapak seharusnya jangan tanya saya" ujar reza

"Memang kenapa, jelas-jelas kamu melamun di pelajaran saya."

"Maaf pak, tapi biasa aja pak ngomong nya jangan pake kuah"

Semua murid di kelas tertawa
.

Hahahhhhahaha

"Rezaaaaaaaaaaaaaa......"
Pa udin berteriak

Kalau pa udin berteriak semua murid pasti menutup telinganya rapat-rapat termasuk gue sendiri.

"Sekarang kamu saya hukum, bersihkan toilet laki-laki sampai jam pulang" ujar pa udin emosi.

Mau gak mau gue harus patuh dengan hukuman ini.
Gue menengok ke arah riki untuk minta bantuan.

"Kii.. Bantuin gue"

"Pak memang nya yang di hukum 2 orang yah, reza menyuruh saya untuk bantu dia pak"

"Rikiiii lu yahhhh... Ah tai giliran lu butuh bantuan aja gue tolongin"

"Sorry bro ini beda, pak udin melarang gue buat bantuin lu"
Riki hanya cengengesan.

Tamat lah hidup gue.
Setelah gua bersihkan tuh toilet gue bergegas pulang. Rasanya badan gue tertimpa batu seberat 50 kg. Wkwkwkw




Hii kawan...
Jangan lupa buat vote nya.yahh .
Makasih.




My experience as a teenagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang