A few days later..
"Kook-ah, semua alat bahan sudah ada.. tapi cat kayu dan amplasnya belum. Gimana? Apa kita beli dulu sebelum ke rumahmu?" Mingyu bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas kecil berisi daftar alat dan bahan yang mereka perlukan. Yap, Jungkook dan teman satu kelompoknya--Wonwoo, Mingyu, Yein, dan Sujeong--baru saja diberi tugas proyek seni oleh guru mereka. Dan lima orang anggota kelompok 3 itu sepakat untuk mengerjakannya di rumah Jungkook. Membuat patung kayu berdasar dari hasil diskusi mereka beberapa menit lalu.
"Biar aku saja yang beli. Kalian pergilah ke rumah Jungkook duluan. Aku juga mau mencari sesuatu di supermarket nanti, sekalian saja beli cat kayu dan amplasnya.." celetuk Yein tiba-tiba. Mengulas senyum penuh arti yang hanya bisa diartikan sebatas senyum tulus oleh empat orang teman kelompoknya itu.
"Aku temani ya? Berhubung aku bawa sepeda motor hari ini.." tawar Wonwoo sembari bangkit dari kursi dan bersiap menyampirkan tasnya.
Fyi, sekarang mereka masih berada di kelas. Berdiskusi selagi menunggu penjaga sekolah yang selalu datang 30 menit setelah bel pulang untuk mengunci tiap kelas.
"Ah~ tidak usah. Aku sudah minta tolong sepupuku untuk mengantar.. kalian pergi saja duluan, mencicil tugasnya di rumah Jungkook. Aku akan segera menyusul." Yein menolak halus, masih dengan senyum 'sok tulus'nya. Terlebih ia tujukan itu pada Jungkook yang duduk memangku tangan di atas meja.
.
Tidak biasanya Yein seperti ini. Terlalu baik untuk kategori Jung Yein yang notabene-nya termasuk orang paling benci denganku--Ah, ani.. dengan hubunganku bersama TaeTae-hyung lebih tepatnya.
.
"Ooh.. ya sudah kalau begitu, ayo langsung saja ke rumah Jungkook. Kami duluan, Yein-ah." Ajak sekaligus pamit Mingyu yang tiba-tiba sudah berdiri dari bangkunya dan beranjak ke ambang pintu dengan tangan kanan merangkul bahu Jungkook.
Yein mengangguk kecil. Lantas mengukir senyum palsu lagi saat keempat temannya beranjak dari ruang kelas itu dan meninggalkannya sendirian di sana bersama segudang niat jahatnya.
.
.
.
.
Yein pov.
"Oppa!"
Namja itu menoleh. Mengulas senyum hangatnya padaku. Dan seperti biasa, aku akan langsung naik ke sepeda motornya, tepat di belakang punggungnya yang kokoh itu.
"Ayo, jalan!"
"Pakai helmmu dulu, bocah.." tandasnya dengan tangan kiri mengoper sebuah helm berwarna putih milikku sendiri. Lantas kuterima, walau sedikit malas namun tetap kukenakan pada akhirnya.
"Tujuan berikutnya?"
"Toko bangunan!!"
_
.
.
.
_
"Kau bilang hanya perlu amplas dan cat kayu, tapi ini lem besi? Untuk apa? Memangnya membuat patung kayu butuh itu?"
Ugh.. 'supir pribadi'--yang tidak lain adalah sepupu jauhku itu, Kim Seok Jin--memang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan tiap tahunnya, masih saja cerewet. Seperti ibuku jika melihat ada yang tidak sesuai dalam tatanan rumahnya.
"Supaya patungnya tahan lama, oppa.." jawabku malas, bohong pula. Masih terfokus pada deretan lem besi di rak setinggi bahuku ini, mencari lem dengan daya rekat paling kuat. Karena itulah yang paling penting bagi keberhasilan 'aksi kami'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on R!VAL [VKOOK]✔
FanfictionHanya gara-gara taruhan itu.. Hidupku dan dia berubah total. Saat benci ini berubah menjadi perasaan yang terasa manis. Aku mungkin sudah jatuh cinta padanya, musuh bebuyutanku sendiri.. Tapi asal kalian tahu, kisah kami tidak sesederhana itu. ©p...