Arachi

1.3K 70 1
                                    

Pria itu tidak pernah percaya akan takdir sebelumnya.

Bahkan hingga saat ini.

Sampai kemudian Cha Hakyeon datang dan memporak-porandakan hati dan hidupnya.

.

.

.

Lee Hongbin terlihat sangat sibuk pagi ini.

Ia bangun setengah jam lebih cepat dari biasanya dan bergegas menyiapkan diri dengan setelan armani kebanggaannya.

Namja berpipi tirus itu tersenyum penuh semangat ketika ia membenarkan posisi dasinya di hadapan cermin.

Ah, ini hari besarnya.

"Binnie? Kau sudah siap?"

"Ya, sayang! Aku akan segera turun!"

Itu suara Hyuk, atau lebih tepatnya Lee Sang Hyuk.

Korban rayuan gombal terakhirnya setahun belakangan.

Oh-pengantin baru.

CKLEK.

Pria tampan itu beranjak keluar kamar dan segera menghampiri Hyuknya yang sudah duduk di meja makan, tersenyum semanis mungkin hanya untuknya.

"Akhirnya hari ini tiba juga, hm?" Ujar Hyuk masih dengan senyum manisnya.

Hongbin mengangguk, ia mendekat dan mengecup kilat dahi kekasih hatinya.

Setelahnya ia segera duduk di kursinya dan mengambil cangkir kopi hitam yang sudah diseduhkan Hyuk untuknya.

"Ini proyek terbesar yang pernah kupegang, Hyuk-chan, aku sungguh gugup" Bisik Hongbin setelah menyesap kopi paginya.

"Ya, Binnie, berhati-hatilah. Kudengar eksekutif muda itu berhati dingin" Kekeh Hyuk seraya mengunyah roti bakarnya.

"Apa harus kurayu dia seperti aku merayumu agar hatinya kembali hangat, eoh?"

"Aish"

"Hahaha, wajahmu lucu sekali"

Hyuk mencebilkan bibirnya, namja imut itu mendengus.

"Menyebalkan sekali, semoga saja pria arogan itu memakanmu" Ketus Hyuk. main-main.

Hongbin menaikkan alisnya, kemudian ia tersenyum simpul.

Namja tampan itu menghabiskan gigitan roti terakhirnya dan segera beranjak mencium bibir Hyuk.

Membuat pria imut itu terlonjak kaget karenanya.

Hongbin tidak bisa menahan tawa gelinya ketika namja imut itu memukul bahunya setelah ia berhasil mencuri ciuman pagi yang mendadak itu.

"Doakan aku, oke?" Ujar Hongbin menaikkan alisnya.

Hyuk mengangguk, sekali lagi, dengan senyum terbaiknya.

.

.

.

"Selamat pagi, tuan Park"

"Pagi"

Hongbin berjalan santai memasuki area lobi tempatnya bekerja.

Oh-ayahnya adalah pemilik perusahaan besar ini.

Tapi ia memutuskan untuk memulai dari yang paling dasar dulu-tentu saja setelah ia berdiskusi dengan Hyuk dan mendapatkan izin namja imut itu-.

VIXX STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang