* Taekwoon POV*
Aku benci warna hitam, karena hitam adalah warna yang gelap dan aku benci warna gelap. Tapi, jangan sama kan warna biru dengan warna gelap. Biru masih memiliki warna dibanding hitam.
Kembali ke awal, aku sangat membenci warna hitam. Tapi hari ini aku harus memakai warna hitam. Kau tau mengapa, jadi tak akan aku katakan.
***
Pemakaman telah berakhir dan semua orang telah meninggalkan makam Hakyeon, begitu juga denganku. Tapi yang berbeda dengan Jaehwan yang kelihatannya masih merenung, I masih berdiri disana sampai Hyuk mendekati nya dan memberikan sesuatu yang tidak jelas aku lihat karena aku sudah pergi.* Taekwoon POV End*
***
" Taekwoon.."" Masuk.."
" Maaf eomma mengganggumu Taekwoon, tapi ada surat untukmu.."
" Untukku?" Tanya Taekwoon sambil menyengitkan dahinya.
" Ya.. Untukmu.." Ucap sang eomma pelan.
" Baiklah.. Akan aku baca nanti, setelah aku selesai membereskan kekacauan ini.. " Ucap Taekwoon seraya menaruh amplop yang ia pegang di meja dekat dirinya.
" Apakah kau tak ingin membacanya Taekwoon?" Tanya sang eomma.
" Nope.. Aku sedang sibuk eomma, jadi jika eomma tidak keberatan. Bisakah eomma meninggalkan aku juga, biarkan aku sendiri.." Ucap Taekwoon pelan.
" Baiklah Taekwoon, eomma tak akan mengganggu mu lagi.. " Ucap sang eomma seraya menepuk pundak anaknya, tapi sebelum ia pergi ia berbalik dan. " Lupakan segala masalah dan beban mu Taekwoon-ah, Hakyeon tak akan bahagia keadaan mu sekarang. Jadi lihatlah kedepan.. " Ucap sang eomma pelan kemudian menutup pintu dibelakangnya.
Taekwoon yang mendengar hal itu tentu menghentikan aktivitasnya dan sejenak berpikir, benarkah Hakyeon menginginkan ia bahagia. Jika Hakyeon ingin bahagia kenapa ia harus meninggal. Bukankah dia dulu pernah mengatakan bahwa dirinya adalah sumber kebahagian Taekwoon. Taekwoon benar-benar bingung dengan para frasa kelabu yang di ucapkan Hakyeon dulu.
****
" AAAPPPPAAA!!!" Teriak Jaehwan tanpa melihat sekitar, membuat beberapa pejalan kaki menoleh padanya sembari menyengit.
" Hei.. cepat tutup mulut besar mu, kau tak lihat kau sudah mempermalukan dirimu sendiri? " Ucap Taekwoon sakartis.
" Bagaimana mungkin aku tidak menutup mulutku sendiri jika kau mengatakan padaku kau akan pergi dari Korea besok, kau menganggap aku apa hah!! Bukan temanmu begitu? Dasar muka es.. " Keluh Jaehwan dengan nada kesal, membuat Taekwoon yang meminum cappucinonya hanya memutar matanya.
" Setidaknya aku memberitahu mu daripada tidak sama sekali.. " Ucap Taekwoon pelan.
" Ya.. Tapi tidak pada waktu yang tepat. Ini bahkan baru 5 hari kepergiannya, dan kau sudah lari.. " Ucap Jaehwan berbalik sakartis.
" Jangan ingatkan aku tentang itu.. "
" Aku harus mengingatkanmu.."
" Kenapa harus? " Tanya Taekwoon
" Entah.. Aku juga tidak tau apa alasannya tapi yang pasti, kau ingin kabur dari masalah.. " Ucap Jaehwan sambil menyilangkan tangannya.
" Aku tidak ingin kabur Jaehwan, malah aku ingin menggapai impianku sebenarnya.. " Ucap Taekwoon seraya menyandarkan tubuhnya ke kursi.
" Impian sebenarnya? Apa maksudmu? " Tanya Jaehwan
" Aku ingin menjadi dokter.. " Ucap Taekwoon yang kembali membuat Jaehwan memuntahkan teriakan panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIXX STORY
FanfictionSebuah potongan cerita keseharian anggota VIXX yang Author tuliskan di lembar kuning ini..