" Kau tidak akan merasakan rasa kehilangan sampai kau sendiri yang rasakan.."
***
" Leo!!"... "Leo!!"
" Hei Leo kau dipanggil fans nomor satumu tuh, tidak mau berbalik?" Tanya seorang temannya kepada namja berwajah dingin yang sejak tadi diajak berbicara. Akan tetapi tidak membalas sedikitpun, bahkan melirik saja tidak. Dan hal itu membuat Jaehwan, sang teman hanya menggeleng pasrah dan menatap kedepan. Lebih tepatnya menunggu kehadiran seseorang yang memanggil Leo dengan nada lantang.
Tak lama, orang yang ditunggu pun datang, tak lupa di setiap tangannya ada beberapa kotak bekal yang pasti isinya nikmat tak kentara. Melihat sang namja manis didepannya terlihat kesusahan membawa bekalnya, dengan sukarela Jaehwan membantu Hakyeon, nama sang namja manis.
" Sini kubantu.. Kasihan dirimu, pasti lelah ya naik tangga fakultas hukum. Makanya jangan bawa barang bawaan berat-berat.. " Keluh Jaehwan sembari membawa kotak bekal didepan dirinya. Hakyeon yang mendengar hal itu tentu hanya terkekeh pelan dan hanya bisa memasang wajah tersipu malunya.
" Bagaimana tidak mau berat, jika Jaehwan juga mau bekal yang aku buat.. " Ucap Hakyeon yang langsung dibalas muka jengah oleh Jaehwan, " Jadi kau membawa makanan untukku? Lalu bagaimana dengan makanan untuk pangeran di sampingku ini?" Tanya Jaehwan sembari melirik matanya kesamping, menatap temannya yang masih saja memasang wajah angkuhnya.
" Tentu saja ada, bahkan bento yang aku buat untuknya lebih banyak darimu.. " Ucap Hakyeon dengan nada bangga, berbeda halnya dengan Taekwoon yang langsung menggebrak tembok yang ada di sampingnya. " Hentikan omong kosongmu, kau itu menjijikkan.. " Ucap Taekwoon dengan nada dingin dan sesaat kemudian ia pergi meninggalkan Jaehwan dan Hakyeon.
Jaehwan yang merasa canggung akibat hal itu tentu langsung menatap Hakyeon, mencoba mencari cara supaya adik kelasnya itu tidak menangis sesegukan seperti beberapa hari lalu akibat bentakan Taekwoon yang seperti tadi. Tapi saat ini, bukan muka sedih yang ditampilkan Hakyeon melainkan muka dengan senyum kecut.
" Hakyeon.. Kau baik-baik saja?" Tanya Jaehwan memastikan.
" Bisa dibilang seperti itu, sudah ya. Aku mau kembali ke kelasku, Aku sudah terlambat 20 menit. Jangan lupa bekal dariku dimakan, aku tak mau bekalku sia2 dibuat.. " Ucap Hakyeon sambil tersenyum dan membalikkan badannya. Meninggalkan Jaehwan yang hanya bisa menatap punggung adik kelasnya itu dengan belas kasihan.
****
" Ditolak lagi?" Tanya Hyuk saat melihat sahabatnya datang dengan wajah muram dan belum 10 detik ia mendapat jawaban dengan anggukan. " Hah.. Mau berapa kali lagi kau membuat bekal untuknya jika pada akhirnya bekalmu berakhir di tong sampah seperti 1 minggu yang lalu, apa kau bodoh? " Ucap Hyuk lagi yang kali ini terdengar kesal.
" Sampai ia membaca surat yang aku selipkan di kotak bekalnya.. Lebih tepatnya, sampai ia mengerti mengapa aku melakukan ini untuknya.." Ucap Hakyeon pelan.
" Tapi mau sampai kapan, waktumu sudah semakin menipis Hakyeon. Jangan sia-sia kan waktumu yang berharga untuk namja bajingan bernama Taekwoon itu, ia saja tak melihatmu kan saat kau memberikan bekal itu kepadanya.." Ucap Hyuk dengan cepat dan itu membuat Hyuk menarik nafas untuk bernafas normal kembali.
" Walaupun begitu aku tetap.. " Belum sempat Hakyeon menyelesaikan ucapannya, ada rasa nyeri yang menyerang dadanya dan ia tak suka itu. Karena itu merupakan suatu pertanda buruk untuk dirinya dan hal itu langsung ditangkap dengan baik oleh Hyuk yang ada dihadapan Hakyeon.
" Hakyeon.. Ya!!, kau baik-baik saja? Apa kambuh kembali?" Tanya Hyuk dengan cepat dan langsung dijawab anggukan pelan oleh Hakyeon. Setelah mendapat jawaban dengan segera Hyuk membopong Hakyeon langsung menuju ruang UKS untuk bertemu dengan dokter jaga. Tanpa mengetahui bahwa ada yang sedang menguping dan tentu saja ia segera melapor.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIXX STORY
FanfictionSebuah potongan cerita keseharian anggota VIXX yang Author tuliskan di lembar kuning ini..