Althea akhirnya berhasil keluar, kini dia bisa melihat tembok besar bagian Barat Kerajaan Erovah. Meski harus melewati padang ilalang, secercah harapan timbul di hatinya. Setidaknya dia tidak akan mati sekarang. Dia percaya para pejuang yang berjaga pasti akan menolongnya.
Althea kembali berjalan tertatih melewati padang ilalang. Keadaan malam yang gelap membuatnya sedikit khawatir. Tapi dia tetep berjalan menuju benteng itu. Saat dia bisa keluar dari padang ilalang, matanya mengabur. Dia jatuh tak sadarkan diri.
______LadyAlthea_____
Althea mengerjapkan matanya berusaha menyesuaikan dengan pencahayaan terang yang menghujam matanya. Dia mengernyit merasakan pening di kepalanya. Badannya terasa luluh lantak.
Althea menatap sekelilingnya.
Sebuah ruangan serba putih yang mirip seperti ruang pengobatan istana.
"Kamu sudah sadar"
Althea menengok seorang pria yang memakai jubah putih khas tabib kerajaan. Pria itu berumur sekitar 40an dengan rambut hitam yang sudah dihiasi surai putih. Pria itu tersenyum lembut pada Althea. Senyum tuanya terlihat letih tapi tatapan lembutnya membuat Althea sedikit lega, dia masih hidup.
"Aku masih tidak percaya setelah semua luka yang mengerikan itu, kamu masih hidup. Bukan hanya luka luar tapi luka dalam juga."
Althea tersenyum kecil,"Anggap saja aku masih beruntung tabib".
Tabib itu menatap Althea menyelidik.
"Apa yang terjadi padamu Althea?"
Althea memalingkan wajahnya.Dia tidak mungkin mengungkapkan apa yang telah dia lakukan pada tabib tua ini. Dia malu,"Aku tidak mau menceritakan apapun padamu tabib."
Tabib itu menggeleng menerima sikap Althea,"Yang mulia raja ingin bertemu denganmu Althea"
Althea diam tidak menanggapi. Tabib itu mendekat pada Althe dan mengusap kepala Althea,"Kamu sudah kuanggap seperti anakku sendiri Thea, aku yang terus mengobatimu jika kamu terluka. Selama itu aku selalu merasa lukamu bukan apa apa karena kamu adalah gadis yang tangguh, tapi ketika malam kemarin penjaga gerbang membawamu kepadaku, aku takut, kamu tidak akan bisa selamat. Kamu harus menjaga dirimu Thea"
Althea menatap sang tabib dan mengangguk,"Terimakasih"
Tabib itu tersenyum dan keluar dari ruangan.
Seorang pria berwajah tampan masuk ke dalam ruangan. Tulang pipi yang tinggi dipadu dengan rahang yang tegas menciptakan aura angkuh yang kentara. Hidungnya mancung sempurna berpadu dengan mata coklat terang. Alis matanya yang tebal dan tajam membuat sosoknya terlihat sedikit mengintimidasi. Jubah emas pria itu menyapu lantai.Suara sepatu dengan sol terbaik kerajaan manusia beradu dengan lantai kayu menciptakan suara yang khas. Pria itu terus berjalan dan berhenti di sisi ranjang Althea.
"Althea", Suara dalam pria itu menggaung di ruangan itu. Suara berat yang dibalut dengan kharisma. Althea bangkit dari tidurnya, dia duduk dengan membungkukan sedikit punggungnya. Dia menyernyit merasa perih yang menusuk di punggungnya,"Hormat saya yang mulia raja".
Sang raja sedikit terkejut melihat darah merembes di kain putih punggung Althea,"Tidak usah menghormat padaku saat ini Althea. Aku paham kondisimu. Punggungmu terluka lagi."
Althea mengangkat badannya tapi masih tidak menatap sang raja.
"Biar kupanggilkan tabib"
"Tidak, kumohon yang mulia, biar saya saja"
Sang raja tidak mengiraukan permintaan Althea, beliau keluar dan memanggil kembali sang tabib. Tabib itu kembali dan mulai mengobati punggung Althea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Althea
FantasyBumi tidak seperti yang kita ketahui. Terdapat banyak makhluk selain manusia. Dan mereka adalah vampire, werewolf, creature, elf, demon dan angel. Namanya Althea Alexandra Kiel. Manusia setengah angel ini adalah seorang pejuang di kerajaan Manusia...