Althea sedang mengasah pedangnya. Pedang itu berkilau diterpa cahaya lampu dari pondok kayunya di pinggir kota. Dia telah siap dengan seragam tugasnya. Sebuah kaos sederhana dipadu celana kain yang memiliki banyak saku dan dilapisi tameng dari badan hingga pinggang. Rambutnya diikat satu tinggi. Seluruh luka yang dimilikinya sudah pulih seperti semula berkat darah angel yang mengalir di pembuluh darahnya. Dia siap malam ini untuk bertugas menjaga perbatasannya.
Pintu kamar Alex terbuka menampilkan sosok Alex yang sudah siap dalam seragam bertugasnya.
Althea mengernyitkan kening melihat penampilan Alex,"Kamu tidak tugas malam ini Alex, apa yang kamu lakukan dengan seragam itu?"
Alex tersenyum kecil dia mengambil duduk di depan kursi Althea dan menatapnya,"Aku akan bertugas malam ini. Aku tukar jadwal dengan Dephnie. Kamu tidak berfikir aku akan membiarkan adik kecilku yang baru sembuh jaga sendiriankan? Sedangkan sekarang sudah musim makan para demon"
Sejatinya, para demon tidak memakan darah manusia. Mereka makan makanan yang dimakan manusia, mereka makan daging tapi tidak sayur. Daging favorit mereka adalah daging rusa. Tapi, setiap bulan merah awal musim gugur, mereka akan mencapai puncak eksistensi mereka, darah mereka bergejolak dan mereka dilimpahi kekuatan yang sangat luar biasa. Karena itulah mereka membutuhkan darah manusia, darah manusia bisa menstabilkan kekuatan yang tumpah ruah dalam diri mereka. Tapi, karena darah manusia yang begitu manis dan mencandu, jarang dari mereka yang bisa bertahan tanpa membunuh sang korban.
Althea terkekeh sinis. Dia menatap kakanya yang sedang menimang pedang berwarna silver dengan ganggang merah berukir sayap. Pedang itu terlihat sangat tajam dan indah. Pedang itu telah banyak memakan darah makhluk yang mengancam kehidupan manusia. Pedang itu langsung diberikan oleh The Great Angel pada Alex saat Orang tua mereka dibunuh.
"Kamu meremehkan aku Alex! Jangan lupakan kalau aku adalah pejuang wanita terhebat kerajaan manusia. Aku pasti bisa melindungi diriku sendiri"
Alex menyarungkan kembali pedang itu ke belakang punggungnya,"Aku tahu dengan jelas kemampuanmu Althea, tapi lawan kita kali ini mungkin saja adalah demon bangsawan. Kekuatan mereka sangat luar biasa."
Althea berdecih. Dia berdiri dan menatap Alex tepat di maniknya.
"Mau sehebat apapun para makhluk hina itu, aku percaya kalau aku bisa mengalahkan mereka. Bukan karena darah yang mengalir dalam diriku. Tapi karena aku memang mampu."
Alex menggelengkan kepalanya. Dia berjalan mendekati Althea dan merangkulnya.
"Bagaimanapun aku akan tetap melindungimu. Aku kaptennya ingat. Oh dan jangan lupa, jangan memperisai pikiran dan persanaanmu kali ini, biar aku bisa menemukanmu."
Kedua kaka beradik itu lalu pergi ke markas dekat perbatasan Kerajaan Erovah. Sebuah markas besar yang berada di Tembok Utara.
_____LadyAlthea_____
Ruangan itu cukup besar untuk bisa menampung sekitar 50 orang. Berlantai kayu mahoni dan bercahaya terang. Di bagian depan terdapat batu tulis besar yang berhadapan dengan bangku bangku kayu yang terbuat dari kayu kualitas terbaik. Alex sedang berdiri membelakangi batu tulis, memimpin pertemuan untuk membicarakan strategi mereka malam ini. Di depannya ada dua puluh lima pejuang yang sedang duduk dan mendengar intruksi Alex.
"Ingat, untuk penjagaan kita malam ini akan berat. Para demon akan berburu malam ini hingga sebulan ke depan. Periksa siapapun yang kalian temui. Mereka pasti akan menyamar menjadi manusia biasa. Mereka tidak mungkin menginvasi dalam jumlah besar. Karena itu sama saja menyulut perang. Para demon memiliki tatto di pundak belakangnya. Periksa siapapun yang kalian temui. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Althea
FantasiaBumi tidak seperti yang kita ketahui. Terdapat banyak makhluk selain manusia. Dan mereka adalah vampire, werewolf, creature, elf, demon dan angel. Namanya Althea Alexandra Kiel. Manusia setengah angel ini adalah seorang pejuang di kerajaan Manusia...