33. Different Path

2.2K 193 17
                                        

Dominic duduk di samping tubuh Althea yang masih tidak sadarkan diri sejak pertempurannya melawan para pengkhianat. Ternyata semua yang dia baca selama ini bukanlah omong kosong belaka. Angel luar biasa kuat. Dan kini perempmuan yang berada di sampingnya telah menjadi angel yang sempurna.

Dada Dominic terasa nyeri. Dia melihat keadaannya dan menatap lengannya yang tertutupi jubahnya. Dia kini adalah makhluk yang lemah. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Althea. Dia tidak bisa menggunakan bakatnya dengan sempurna. Dia tidak bisa terbang seperti dulu, karena keseimbangan ketika terbang didukung oleh kedua lengan yang utuh. Yang kini dia miliki hanyalah pedang terkutuk dan kemampuannya dalam berpedang. Tapi, jika dia dihadapkan pada keadaan dia harus bertarung melawan Lucius lagi, dia akan mati. Belum lagi lawan mereka kini selain Lucius, adalah Alex si brengsek yang menyakiti adik kembarnya sendiri dan juga yang terburuk adalah Aleah. PErempuan itu pasti masih menaruh dendam padanya. Buktinya Aleah berusaha menghancurkan Althea yang merupakan pasangan jiwanya.

Dominic meremas lengannya kecewa. Dia tidak pernah merasa begitu tidak berdaya seperti ini. Tatapan Dominic kembali pada Althea yang masih tidak sadarkan diri. Dia tengah tertidur di sangkar sang phoenix. Tertidur di atas tumpukan bulu bulu tebal yang tampak hangat. Dominic mengulurkan lengannya mengusap kening Althea menyingkirkan rambut rambut yang menutupi keningnya. Tatapannya menatap begitu dalam pada wajah Althea, terlukis kerinduan yang amat mendalam dan rasa kesedihan yang menyayat. Dominic telah menyadarinya. Meski ikatan mereka telah terputus, hatinya masih dimiliki perempuan ini. Ternyata ikatan yang mengikat mereka lebih kuat daripada yang selama ini Dominic kira. Ikatan ini telah mengikat hati dan jiwanya, meski benang merah itu telah hilang. Dia telah jatuh cinta pada Althea. Makhluk yang merupakan musuh abadi kaumnya. Makhluk suci yang bertentangan dengan dia yang terkutuk.

Dominic menundukkan kepalanya dan mengecup kening Althea lama dengan semua perasaan yang dia miliki. Perlahan setetes cairan bening keluar dari mata dingin yang selalu menyorot tajam. Dominic tidak pernah menangis sebelumnya. Dia adalah makhlluk terkutuk yang kuat dan bengis. Dia tidak memiliki hati dan dia sangat kejam. Dan kini sang pangeran kegelapan menangis karena perempuan yang dia cintai.

"Althea, aku mencintaimu"

Dominic perlahan melepaskan bibirnya. Dia tahu mengenai perasaannya pada Althea dan dia meyakininya. Tapi, bagaiamana dengan perasaan Althea padanya? Apakah perasaan Althea sama dengan yang dimilikinya? Dulu, hubungan mereka tidak lebih dari dua makhluk yang saling menginginkan kematian satu sama lain. Mereka saling membenci, tapi takdir dengan lucunya mengikat mereka dalam benang merah yang kuat. Kini, ketika benang itu telah hilang, dia tetap terikat dengan Althea. Tapi, bagaimana perasaan Althea padanya?

Dominic tersenyum miris dan kembali menegakan duduknya, dia tidak akan heran jika nanti ketika Althea bangun dan hanya kebencian yang dimiliki perempuan itu terhadapnya. Dia tidak akan heran, jika nanti Althea ingin membunuhnya, dia akan dengan sukarela menyerahkan nyawanya. Dia tidak akan melawan, bukan karena dia lemah. Meski kini dia tidak sekuat Althea, dia bisa saja melukai Althea jika mereka bertarung, dan dia tidak menginginkannya. Dia terlalu mencintai Althea, hingga tidak sanggup melihat perempuan yang dia cintai terluka. Karena itu juga, dia tidak bisa terus berjuang di samping Althea. Karena, meski dia benci mengakuinya, kini dia hanyalah beban. Bukan tidak mungkin Althea bisa berada dalam bahaya hanya karena dirinya. Kini perjuangan mereka harus berbeda. Mereka akan memperjuangkan hal yang sama dengan jalan yang berbeda.

"Maaf Althea, aku tahu kita baru bertemu kembali, tapi harus kembali berpisah. Perjuangan kita kini berbeda", Dominic berbisik lirih penuh dengan nada yang menyayat siapapun. Bahkan orang buta pun bisa mengetahui betapa Dominic mencintai Althea.

"Apa maksudmu?"

Tiba tiba Lendra datang menghampirinya. Penampilannya belum bisa dikatakan pulih. Badannya masih banyak lebam. Wajahnya tampak pucat dan matanya memerah kelelahan,"Apa maksudmu Dominic?"

"Bukan urusanmu", Dominic berdiri dan berjalan melewati Lendra. Sebelum Dominic berlalu, Lendra menggapai lengan Dominic dan menahannya,"Ini menjadi urusanku Dominic, karena aku terlibat dalam masalah ini"

Dominic menatap tajam Lendra,"Lepaskan!"

"DOMINIC!" Lendra tempak frustasi. Matanya memerah,"Kita satu dalam hal ini Dominic, Althea membutuhkanmu! Ini adalah perang kita, perjuangan kita. Dunia membutuhkanmu dan Althea. Visi yang kulihat semakin buruk, dengan tidak ada kamu"

Dominic menatap tajam Lendra,"Kamu mendapatkan visimu kembali?"

Lendra melepaskan Dominic,"Hanya tadi ketika aku tidur, lebih seperti mimpi yang tampak nyata. Tapi, dengan istirahat beberapa hari, aku akan kembali stabil"

Dominic tersenyum meremehkan,"Stabil? Aku tahu kamu memakai semua kekuatanmu ketika menangkapku dan Althea tadi. Kamu tidak bisa menggunakan sihir lagi white demon"

Lendra menundukkan kepalanya,"Tapi aku masih bisa mendapatkan visiku Dom"

"Karena itu aku ingin kamu tinggal Bersama Althea"

Lendra mengangkat wajahnya dan menatap Dominic lekat,"Apa?"

"Aku dapat membaca apa yang berkecamuk dalam benakmu Lendra. Aku akan melakukan perjuangan yang sama dengan jalan yang berbeda. Dengan aku yang bersama Althea, hanya akan membawa bahaya pada Althea. Aku terlalu mencintainya untuk melihatnya terluka. Kamu diam Bersama Althea. Temani langkahnya, karena itu takdirmu menjadi pelayan para angel, takdir yang mengikat semua white demon"

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lady AltheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang