32. Release

1.7K 178 18
                                        

Althea yang kembali mendapatkan kesadarannya kembali membuka matanya. Tatapannya bertemu dengan iris sekelam malam yang sangat dia rindukan. Dia tidak lagi merasakan badannya mendamba ataupun hatinya menuntutnya untuk menyentuh Dominic. Dia tidak merasakan lagi sendi sendinya yang memuja Dominic. Semuanya terasa natural, tanpa apapun. Tapi entah kenapa air mata mengalir dari matanya. Dia tidak pernah menangis, bahkan di hari kematian orang tuanya. Juga ketika Alex meninggalkannya. Dia adalah gadis kuat yang ditempa dengan begitu keras. Tapi, hanya dengan melihat wajah pria yang sudah mengisi hari hari nya belakangan ini membuatnya menangis. Dia meninggalkan Dominic ketika Dominic kehilangan tangannya dan kalah telak oleh Lucius. Dia begitu mengkhawatirkan Dominic hingga rasanya sangat menyakitkan. Sekarang, melihat Dominic di depan matanya masih hidup membuatnya begitu lega luar biasa,"Dominic"

Lengan Althea terulur menyentuh pipi beku Dominic. Merasakan bahwa pria di depannya benar Dominic. Althea terisak. Dan dia tidak bisa menahan dirinya untuk merengkuh Dominic dengan erat,"Terimakasih".

Dominic membeku, tidak melakukan apapun. Bahkan tidak membalas pelukan Althea. Semmua rasa menggedu gedu dan mendamba miliknya hilang tanpa bekas. Dia kira, ketika ikatan yang dipaksakan ini terlepas, dia akan merasakan kosong seperti akan amti, tapi hal ini tidak pernah terpikirkan olehnya sedikitpun. Dia tidak menyangka bahwa rasanya biasa saja, begitu natural seperti sebelum dia bertemu dengan Althea. Jika ditanya apakah dia marah ddengan keputusa Althea, maka jawabanya bukan marah hanya kecewa. Dia kira mereka sudah bisa menerima hubungan ini. Dia kira ikatan mereka menjadi lebih kuat berkat penyatuan. Tapi, kenapa althea bisa tega memutuskan ikatan ini secara sepihak. Bahkan tanpa bertanya pada Dominic ataupun memikirkan Dominic.

"Dominic..", Althea mempererat pelukannya air matanya masih terus mengalir.

Merasa pelukan Althea yang semakin erat, entah kenapa membuat hati keras Dominic melunak. Merasakan isakan Althea di pelukannya membuat Dominic nyeri. Tapi entah kenapa di saat yang sama dia pun lega. Dia telah begitu khawatir pada Althea hingga rasanya mau mati, dia kehilangan Althea di saat dia sangat lemah dan kalah telak. Althea yang dibawa makhluk terkutuk itu membuat Dominic tidak bisa tenang barang sedikit pun dan sekarang, merasakan Althea di pelukannya membuat Dominic begitu lega. Perlahan tangan Dominic terulur dan membalas pelukan Althea.

"Aku bersyukur kamu baik baik saja"

Brak

Perhatian mereka semua teralihkan pasa suara nyaring yang mendekat. Dominic dan Althea bangkit dan segera memasang sikap sedianya. Dominic mengulurkan sebelah lengannya dan sebuah pedang beraura gelap muncul di tangannya. Aura pedang itu begitu kelam hingga menyesakkan Althea juga Phoebo.

Phoebo berbalik menatap Dominic dan mengernyit melihat pedang terkutuk di tangan Dominic. Ternyata rumor yang mengatakan bahwa Dominic adalah pangeran berhati dingin dan kejam bukanlah isapan jempol belaka.

Tiba tiba dari balik kegelapan pohon pohon yang berderet rapat, muncul sebuah kaki besar yang berbulu, disusul badannya dan terlihatlah bahwa itu adlaha kaum werewolf. Tapi ukuran werewolf itu melebihi ukuran werewolf pada umumnya. Jika pada kaum werewolf, Malvoy adalah yang palinf besar dan kuat, maka werewolf di depan mereka melebihi besar Malvoy. Tidak lama di belakang werewolf besar itu muncul centaur dan seorang makhluk yang begitu memukau dengan wajah bak aristocrat tinggi yang tampak dingin.

Brak

Dominic melirik ke belakang dan mengumpar bagaimana bisa Lendra pingsan di saat seperti ini?

Althea memicingkan matanya melihat makhluk nan rupawan itu, Vampire. Sejak kajadian dia dengan Lucius, dia semakin membenci semua makhluk penghisap darah itu, rasanya dia ingin berlari ke sana dan melepaskan kepala makhluk itu.

Lady AltheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang