-03-

987 169 13
                                    

     Sesuai perintah semalam, mereka kembali berkumpul di ruang rapat pada jam yang sama.

     Mereka sudah duduk di kursi masing-masing tapi Seungcheol merasa aneh dengan duduk mereka semua.

"Jujur saja aku masih merasa aneh saat berbicara dengan kalian" perkataan Seungcheol membuat mereka semua menatapnya bingung.

"Bisakah kita duduk berdasarkan urutan usia" pinta Seungcheol, Jeonghan langsung berdiri dari kursinya.

"Baiklah, dimana tahun 95?" mendengar pertanyaan Jeonghan Seungcheol dan Jisoo langsung mengangkat tangan kanan mereka. Jeonghan langsung beranjak dan duduk di kursi yang tadinya di duduki Hansol.

"Tahun 96?" Soonyoung, Jihoon, Wonwoo dan Jun mengangkat tangan dan beranjak duduk dikursi sebelah tahun 95.

"97" Mingyu, Seokmin dan Minghao juga beranjak duduk dikursi sebelah tahun 96.

"98" Seungkwan dan Hansol juga beranjak duduk yang diikuti Chan.

"Chan kau juga tahun 98?" tanya Jeonghan.

"Tidak hyung, aku tahun 99" jawab Chan.

"Apa? Jadi disini aku yang paling tua?" Seungcheol tidak bisa berpikir, dia yang menjadi pemimpin dan dia juga yang paling tua dari semua anggotanya sekarang.

"Bukankah itu bagus? Itu artinya kami semua harus menghormati mu hyung" dengan cara ini mereka bisa tau siapa yang lebih tua dan muda dari mereka.

"Kau seumuran denganku Jisoo jadi jangan panggil aku hyung" Seungcheol kesal mendengar ucapan Jisoo yang terdenger menghina.

"Kapan kita mulai rapat ini hyung?" tanya Minghao yang membuat Seungcheol diam dan kembali terlihat tegas.

"Baiklah silahkan Jihoon" mendengar perintah Seungcheol, Jihoon langsung membagi lembaran kertas pada anggota lain untuk dilihat.

"Aku sudah memeriksa data milik perusahaan tersebut, sistem penerimaan karyawan sama dengan perusahaan lainnya, yang membedakannya ada di tahap akhir" jelas Jihoon.

"Maksudmu tahap akhir seperti apa hyung?" tanya Mingyu.

"Dari hasil penelitianku dan dari beberapa blog yang berhubungan dengan perusahaan tersebut, pada tahap akhir kita akan di coba untuk di bunuh dan kita harus bisa melarikan diri atau melawan"

"Apa maksudmu dengan melarikan diri atau melawan, memegang senjata saja aku gemetaran" ujar Seungkwan panik, itu karena dia selalu kerja dibalik layar.

"Benarkah? Kalau begitu banyak di antara kalian yang tidak bisa menggunakan senjata" ucapan Soonyoung hanya diangguki oleh beberapa anggota lain. Seungcheol menghela nafas pasrah, kalau begini mereka tidak bisa bergerak cepat.

"Baiklah, selama satu minggu penuh kita akan ke tempat pelatihan untuk melatih kalian menggunakan senjata" perintah Seungcheol pada semuanya.

"Kalian? Apa kita akan turun ke lapangan semua?" tanya Wonwoo yang masih ragu dengan keputusan Seungcheol.

"Tentu saja, aku sudah menyiapkan beberapa rencana" jawab Seungcheol tegas.

"Apa kau yakin? Selama ini kita bekerja dibantu oleh Beobacther dari jauh, apa kau tidak takut jika salah satu dari kita berkhianat tanpa sepengetahuan kita semua" perkataan Seokmin mengundang perang pada yang lain.

"Jaga bicaramu Seokmin" Wonwoo dan Jun sudah siap siaga mendengar ucapan marah Jihoon.

"Sudahlah Jihoon" Jun mencoba menenangkan Jihoon yang sudah terbakar.

"Sudah berapa lama kau bekerja disini? Apa kau pernah mendengar ada yang berkhianat? Apa kau tidak mempercayai kami semua? Jadi apa artinya selama ini kita bekerja sama Seokmin?" Seokmin diam, bukan itu maksud Seokmin.

BlankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang